Rabu, 16 Agustus 2023

Hebat! Komandan Upacara Tampil Beda Pada Upacara Kali Ini

 

PPRU 1 News | Kamis, (17/8) PPRU 1 Putra sukses menyelenggarakan upacara bendera di halaman Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra. Acara yang di ikuti oleh segenap santri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra dari berbagai jenjang pendidikan tersebut di ikuti juga oleh segenap dewan guru Madrasah Diniah Raudlatul Ulum 1 Putra dan Segenap Pengurus Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra.


Sebagaimana acara peringatan kemerdekaan pada umumnya, acara tersebut di mulai dengan pembacaan protokol upacara tentang peringatan hari kemerdekaan ke-78 Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya, acara tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Mulai dari perapian komandan kompi pada barisan kompinya hingga pembacaan doa.

Dalam acara tersebut, ananda M. Fathuna Muhibbur Rouf terpilih sebagai komandan upacara, Alfin Trio Saputra, Farhan Abbas dan Ahmad Fawaid sebagai paskibra dan Muhammad Hidayatullah sebagai protokol upacara.

Tak seperti biasanya, pada upacara kali ini, komandan upacara yang bertindak menggunakan tongkat pramuka dalam pelaksanaan tugasnya. “Karena pedang sebagaimana yang biasa dilakukan di Istana Presiden tidak ada, maka tongkat menjadi pilihannya,” jawab pria yang biasa dipanggil Muhib tersebut ketika ditanya mengapa menggunakan tongkat.

Sebagai inspektur upacara sekaligus penyampai amanah, Gus Muhammad Syarif Hidayatullah berpesan kepada peserta upacara agar senantiasa menjaga kemerdekaan ini dengan cara mensyukurinya. “Dalam konteks ini, kita mensyukurinya dengan cara kita sendiri,” Imbuh keluarga ndalem lulusan Kampus Al-Hikam Malang tersebut.

*Oleh: Muhammad Farhan (Tim Media PP. Raudlatul Ulum 1 Putra)

Selasa, 15 Agustus 2023

Tragedi Karbala dan Munculnya Syiah


Tragedi Karbala dan munculnya Syiah memiliki keterkaitan yang erat dalam sejarah Islam. Tragedi Karbala terjadi pada tanggal 10 Muharram tahun 61 Hijriyah (10 Oktober 680 Masehi) di Karbala, wilayah yang sekarang berada di Irak. Peristiwa ini merupakan perang saudara di kalangan Muslim yang terjadi antara kelompok yang mengikuti Imam Husain ibn Ali dan pasukan yang setia kepada penguasa saat itu, Yazid I, dari dinasti Umayyah.

Imam Husain adalah cucu Nabi Muhammad SAW, putra dari Ali ibn Abi Talib dan Fatimah, putri Rasulullah. Dia menolak mengakui pemerintahan yang tidak adil dari Yazid I dan melihatnya sebagai pelanggaran terhadap kepemimpinan yang benar dalam Islam. Ketika Yazid I mengirim pasukan untuk menghadapi Imam Husain di Karbala, Imam Husain dan para pengikutnya, yang sebagian besar anggota keluarga Nabi dan sahabat-sahabat terdekatnya, menghadapi pertempuran yang tidak seimbang. Akhirnya, Imam Husain dan seluruh pengikutnya, termasuk anak-anaknya yang masih kecil, gugur dalam pertempuran tersebut.

Tragedi Karbala menciptakan sentimen yang mendalam di kalangan umat Muslim. Peristiwa tersebut menyoroti pentingnya keadilan dan kebenaran dalam kepemimpinan dan menegaskan pentingnya sikap berani melawan ketidakadilan dan kezaliman. Reaksi atas tragedi ini membentuk suatu gerakan yang menjadi dasar dari apa yang kemudian dikenal sebagai Syiah Islam.

Syiah adalah salah satu dari dua denominasi mayoritas dalam Islam, selain Sunni. Perbedaan antara Sunni dan Syiah bermula dari peristiwa sejarah seperti Tragedi Karbala. Pengikut Syiah meyakini bahwa pemimpin Islam harus berasal dari keturunan langsung Nabi Muhammad melalui garis keturunan Ali dan Fatimah, yang dimulai dengan Imam Ali sebagai khalifah pertama. Mereka juga meyakini bahwa Imam-imam yang dipilih oleh Allah memiliki status lebih tinggi daripada para khalifah dan harus diikuti dan patuh kepada mereka.

Sementara itu, Sunni mengakui kepemimpinan para khalifah yang dipilih oleh komunitas Muslim setelah wafatnya Nabi Muhammad, dimulai dengan Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan terakhir, Ali. Mereka memandang kepemimpinan sebagai hasil dari konsensus komunitas Muslim dan merayakan keseluruhan sahabat Nabi sebagai teladan.

Pergeseran pemahaman ini terus berkembang seiring berjalannya waktu, membentuk dua aliran besar dalam Islam, yaitu Sunni dan Syiah. Kedua aliran ini memiliki perbedaan dalam ajaran, praktik, dan struktur organisasi, namun juga memiliki banyak persamaan, terutama dalam keyakinan dasar mengenai Allah dan Rasul-Nya. Penting untuk diingat bahwa Islam sebagai agama besar mempersatukan umat Muslim di seluruh dunia, dan semangat dialog dan saling pengertian di antara semua aliran dan denominasi sangat dianjurkan.

*Oleh: Muhammad Khofi (Staf Keuangan Madin Raudlatul Ulum 1 Putra)

 

 

 

 

 

 

Senin, 14 Agustus 2023

Puisi Terimalah Aku

Dalam diam

Aku merenung…

Aku rindu kepadamu

Namun

Raga ini menghianatimu

 

Dalam diam

Aku merenung…

Aku cinta kepadamu

Namun

Kalbu ini mendustaimu

Bisakah engkau menerimaku…



Dalam sujud

Aku menangis…

Aku ingin menirumu

Namun

Langkahku tak searah dengan Langkahmu


Dalam sujud

Aku menangis…

Aku ingin dekat dengan mu

Namun

Aku juga bersalah pada mu

Bisakah engkau menerimaku… 

Bila ingat

Aku

Adalah manusia yang penuh dengan tumpukan dosa

Dan engkau

Berjuang penuh korban melarang akan hal itu…

Kini


Dalam diam dan sujud

Aku hanya bisa pasrah

Sebagai umat mu

Terimalah aku...


*Oleh: Inpocholamy 

 

 

Jumat, 11 Agustus 2023

Puisi Rindu Serindu-rindunya

 


Di hening malam kala bintang berkelip,
Rindu merayap dalam dada yang pilu.
Kutatap langit, cahaya gemerlap tak terhingga,
Seperti kasih yang takkan tergantikan oleh siapapun juga.

Rindu kepada orang tua, sungguh tak terhingga,
Bagai angin yang tiada henti berhembus dalam jiwa.
Dalam peluk hangat mereka dahulu ku berteduh,
Kini hanya kenangan yang tersisa, seakan-akan mimpi yang pernah terjadi.

Dari langit yang sama, mereka mengajarkan bermimpi,
Merangkai cita, dan tekad takkan pernah luntur.
Menyeka air mata saat jatuh, tangan mereka selalu hadir,
Hingga langkah tegar ku langkahkan, tak gentar di tiap liku.

Terima kasih, oh orang tua, atas cinta tulus dan sabar,
Pijar kasih yang mengalir tiada tergantikan oleh harta.
Meski jasad tak lagi bersua, namun rohmu tetap hadir,
Menuntun langkah dan membimbing hidupku dalam jalan yang lurus.

Kala rindu datang menghampiri,
Kucium foto di dinding, menyeka kembali air mata mengalir.
Oh, betapa ku rindu suara mesra panggilan "anakku",
Kini hanya angin sepoi yang menjawab, di kala rindu terus berlanjut.

Walau tak hadir lagi di samping,
Cinta dan kasih takkan pernah pudar,
Kuserahkan doa dalam setiap nafasku,
Semoga kalian bahagia di surga-Nya yang abadi.

Rindu kepada orang tua, yang kian mengukir cerita,
Namun kini berpisah jalur, saling berjauhan waktu.
Kumohon doa restu selalu menaungi,
Hingga tiba saat bersua di taman surgawi.

Dalam doa, kuikat rindu ini dengan indah,
Sebagai ungkapan cinta, walau tak terucap lisan.
Oh, orang tua, kalian keabadianku,
Dalam setiap detak jantung, kalian tetap ada, takkan pernah lenyap.


*Oleh: Brother Sedih

Kamis, 10 Agustus 2023

Hilang Tiba-Tiba, Lalu Ada Kembali? Oleh: Al-Farisi

 

Pernahkah kalian kehilangan barang pribadi dan mencari-cari barang tersebut namun tidak kunjung bertemu?

Terkadang kita sampai memporak-porandakan tempat sekitar guna mencari barang itu. Parahnya lagi kita marah terhadap orang-orang sekitar dan menyangka mereka. Peristiwa seperti ini sering sekali terjadi dan terlebih lagi kita sebelumnya ingat betul di mana meletakkan barang itu. Bahkan banyak kejadian di sekitar kita entah kita sendiri atau orang lain yang mengalami hal tersebut. Barang lenyap secara misterius tanpa jejak, dan barang ini biasanya berupa kunci motor, pulpen, dan terkadang barang yang begitu penting seperti uang yang akan digunakan pada hari itu juga. “Perasaan tadi pulpen aku taro di sini, sekarang kok tidak ada, ya?”. Prasangka yang sering timbul dibenak kita.

Kalau kehilangan pacar itu beda lagi, perlu didiskusikan sambil ngopi dilain waktu. Nah, lalu setelahnya atau beberapa hari kemudian setelah mencari-cari, barang tersebut ada atau ditemukan tepat di mana kita ingat betul menyimpan barang tersebut, aneh sekali rasanya.

Disappearing Object Phenomenon (DOP) sebenarnya bisa terjadi akibat beberapa alasan.

Pertama karena kita yang lupa menaruh barang yang hilang, atau kemungkinan terjadi karena barang tersebut ada yang meminjamnya.

Kemudian bisa pula kita sebagai orang lokal Indonesia terkadang berpikir bahwa barang yang lenyap itu disembunyikan oleh makhluk halus (jin). Menurut studi, kejadian seperti ini dinamakan Disappearing Object Phenomenon (DOP).

Senin, 07 Agustus 2023

Menginspirasi! Gus Zamzami: Santri Itu Harus SIAP! Oleh: Muhammad Farhan

 

PPRU 1 News | Divisi Ubudiyah Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra mengundang Gus Muhammad Zamzami Mursyid untuk memberikan mauidzoh hasanah yang menjadi ganti dari kegiatan rutin Praktik Bimbingan Ibadah pada Senin, 6 Agustus 2023 di musala Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Zamzami menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan santri. Mulai dari bahwa santri itu harus mempunyai cita-cita yang tinggi, memperbaik dan memperbagus tulisan, klasifikasi santri yang terbagi menjadi 3; santri sejati, santri gadungan dan santri yang sebenarnya bukan santri. Selain itu, beliau juga menyampaikan pentingnya memilih teman dan sabar dalam menghadapi kehidupan di pondok.

Dalam acara rutinan yang diadakan pada setiap bulan tersebut, Gus Zamzami juga memberikan mauidzoh bahwa santri itu harus SIAP yang lantas beliau jabarkan tentang apa yang dimaksud dari SIAP tersebut.

“Maksudnya S itu adalah sopan santun. Jadi, santri itu harus ber-akhlaqulkarimah,” ucap Beliau dalam mengawali singakatan huruf perhuruf dari SIAP.

Sedangkan maksud dari I itu adalah integritas; shiddiq. Santri itu harus integritas. Salah satu contoh yang beliau paparkan adalah bahwa ketika santri membaca ikrar maka cara untuk mewujudkan keintegritasan tersebut adalah dengan melakukan apa yang tertera pada ikrar santri yang dibaca tersebut. “Jadi integritas itu adalah melakukan apa yang di ucapkan,” lanjut beliau dalam memaparkan maksud dari huruf I.

“A-nya adalah akuntabel. Bahasa Arabnya itu amanah,” sedangkan dalam bagian ini, beliau memaparkan contoh bahwa untuk mempunyai sifat amanah, dalam ruang lingkup santri, adalah dengan mengikuti kegiatan yang ada. “Kalau kalian diberi tanggung jawab, laksanakan!” ucap beliau dalam merumuskan maksud dari singkatan yang ke-3 tersebut.

Sedangkan kepanjangan dari yang P adalah profesional yang kemudian beliau kaitkan dengan klasifikasi 3 santri di atas. “Untuk menjadi profesional, kalau mempunyai pendapat, sampaikan! Asalkan tidak ngawur!”

“Jangan mengandalkan barakah kalau tidak punya ilmu! Tetapi jangan hanya mempunyai ilmu tanpa barakah! Kalau pintar, harus juga diimbangi dengan sopan santun.” pungkas beliau yang kemudian diikuti dengan salam penutup.


Jumat, 27 Januari 2023

Bukan Untukku (Puisi) - Oleh: Siti Sofia

 


Tawamu bersamaku

Jatuh bangunnya dirimu bersamaku

Keluh dan kesah mu bersamaku

Namun takdirmu bukan bersamaku

 

Hingga takdir mengantarkanmu dengan yang lain

Membuatku kecewa dengan takdir yang telah ditentukan

Namun kucoba mengikhlaskanmu dengan yang lain

Walau dengan hati yang perih tak tertahankan

Dan biarkan aku untuk menikmati senyummu dari kejauhan.


 

The Labyrinth (Resensi) - Oleh: Maátul Qonitatillah



Judul: The Labyrinth

Penulis: Syarifah Fatima Musawa

Penerbit: PT. Zamrud Khatulistiwa Media

Tahun: 2019

Tebal: 129 halaman

 

Pernah ngerasa nggak sih, berada di titik kegalauan tanpa sebab? Suatu kegalauan dan kegundahan yang berada pada diri kita adalah sebuah pilihan yang telah kita pilih sendiri untuk menyelimuti diri kita. Yang menjadikan kegundahan menjadi teman kita, kegalauan yang terkadang singgah pada diri kita, merupakan hal yang wajar seperti ketika kita mengingat-ingat kembali setiap detail kenangan menyedihkan yang pernah terjadi dan tanpa sadar menjadikan diri kita terlarut dalam lautan kesedihan.

Ketika terluka, sedih itu wajar, menangislah. Tapi setelah itu jangan pilih kesedihan. Sebab, kalau kamu pilihnya sedih, nanti akan muncul pertanyaan dalam diri kamu, bahwa “aku tidak pernah bahagia” atau “aku tidak tahu seperti apa kebahagiaan itu”. (hal 97)

Buku “The Labyrinth” ini dikelola dan disajikan kepada para pembacanya untuk lebih banyak lagi bermuhasabah (intropeksi diri). Sejatinya kebahagiaan dan kesedihan itu adalah pilihan dari kita sendiri. Suatu kebahagiaan tak pernah melangkah pergi, karena sesekali kebahagiaan mengunjungi diri kita lewat berbagai kejadian dalam hidup kita, akan tetapi seringkali dari kita tidak menyadarinya. Sebab, bagaimanapun jalan yang sering kita pilih adalah luka dibandingkan menyukuri segala pemberiannya, oleh karena itu, buku “The Labyrinth” ini hadir untuk menyadarkan kita semua tentang perihal tersebut.

Ada sebuah perkataan hikmah yang berbunyi sebagai berikut: “Kalau seorang hamba mengetahui apa yang terjadi di balik tabir takdir Allah SWT, maka dia tidak akan mengharap atau meminta apapun selain apa yang sudah ia memiliki. Kenapa? Karena Allah tahu yang terbaik untuk kita, meskipun yang terbaik itu tidak selalu kita sukai.

Terkadang Allah SWT tidak memberikan kita sesuatu yang kita inginkan, tapi memberikan sesuatu yang kita butuhkan, walau terkadang seringkali terjadi prasangka buruk (suudzon) pada diri kita terhadap Allah SWT. Sebagaimana di dalam hadist qudsi yang artinya: “Aku berada pada prasangka hamba-Ku, maka hendaknya ia berprasangka terhadap-Ku seperti apa yang dia inginkan”

Di dalam buku ini juga dijelaskan bagaimana sikap yang harus kita ambil ketika kita berada di tengah-tengah lingkungan yang menilai kita “Sok Suci, sok syar’i, sok alim, dan sok sok yang lainya”. Dan ternyata sungguh menakjubkan bahwasanya Rasulullah SAW sudah pernah membahas perihal ini dari seribu empat ratus tahun yang lalu, saat agama kita mendapat cacian, hujatan, fitnah, dan lain-lain.

Mereka yang melakukan perbuatan tersebut terhadap agama Islam tak lain disebabkan karena mereka tidak tahu dan dangkalnya kepahaman mereka mengenai agam Islam. Dan alangkah baiknya kita, sebagai penganut agama Islam, sudi memberitahu dan membuat mereka mengerti dengan budi pekerti mulia yang penuh kasih saying, bukan dengan kata-kata yang semu.

Islam adalah agama yang indah, adil dan sama sekali tidak pernah menganjurkan umatnya untuk berburuk sangka pada sesama, bahkan kepada yang non-muslim sekalipun. Kita tetap diminta untuk berakhlak baik dan selalu berbaik sangka. Kalau bukan kita sendiri yang menerapkan apa yang telah diajarkan oleh agama kita, jangan salahkan orang lain ketika merek terus beranggapan buruk terhadap agama kita.

Buku “The labyrinth” adalah buku yang sangat pas dibaca ketika kita ingin memperbanyak merenungi diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. Juga cocok dibaca oleh semua kalangan termasuk kalangan remaja, karena bahasanya yang ringan akan tetapi mengena di hati.