Saturday, 29 May 2021

Kedatangan Santri Raudlatul Ulum 1 Putri Ganjaran - Oleh: Najwa Febriana

 

Liburan adalah suatu hal yang sangat disukai oleh setiap santri, dimana waktu untuk mereka kembali berkumpul bersama keluarga setelah beraktifitas penuh dipesantren.

Kini libur Ramadhan telah usai, santri sudah mulai kembali ke pondok pesantren raudlatul ulum 1 putri pada Rabu (26/05/21) kemarin.

Ada sekitar 300 santri yang pulang dan 95 santri yang memutuskan untuk menjadi santri Non-aktif, namun kemarin hanya tercatat sekitar 138 santri yang kembali ke pesantren. Untuk meminimalisir penyebaran covid-19 para santri diwajibkan melakukan swab antigen sebelum kembali kepesantren atau surat keterangan kesehatan dari puskesmas terdekat, alhamdulillah untuk santri kabupaten Malang mendapatkan fasilitas swab antigen gratis. Selain itu terhitung sekitar 25 santri baru yang sudah mukim dipesantren. Kedatangan santri disambut langsung oleh segenap pengurus yang bertugas di gerbang guna mengecek suhu dan memeriksa surat keterangan bebas covid-19 untuk memastikan santri yang kembali ke pesantren benar-benar bersih dari virus.

Ibu Nyai Hj muflihah selaku ketua harian pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putri sangat antusias dalam penyambutan kedatangan santri tahun ajaran 2021-2022, saking antusiasnya beliau juga ikut andil dalam persiapan penyambutan santri, seperti penyiapan benner, pembersihan kamar, pembersihan kompleks.

Menurut salah satu pengurus, meskipun santri yang datang hanya terbilang masih 50% tidak memungkiri untuk pesantren kembali aktif dalam kegiatan. karena kegiatan ubudiyah sudah mulai aktif tanggal 27 Mei 2021 dan Diniyah akan aktif hari sabtu tanggal 29 Mei 2021. Jadi, santri yang belum kembali bisa jadi akan tertinggal pelajaran dan kegiatan-kegiatan yang lain.

Harapan para pengurus untuk sebagian yang masih belum kembali kepesantren untuk segera mempersipkan diri dan kembali kepesantren supaya tidak tertinggal dan bisa kembali kumpul bersama teman-teman.

Oleh: Najwa Febriana
Santri Aktif Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1

 

                                                                                                                                               

 


 

                                                                                               

                                                                                                                                                                                               

 

 

                                                                                                                                                


Sunday, 4 April 2021

Haflah Akhirussanah yang Penuh Sumringah - Oleh: Muhammad Farhan

 

Tak dapat dielakkan lagi, kata liburan memang banyak disukai oleh kebanyakan lapis kehidupan manusia. Mulai dari para pekerja, ataupun dengan yang lainnya, termasuk juga santri. Ketika pra-acara dimulai dengan pembacaan selawat yang diiringi dengan hadrah habsyi, segenap santri yang kebanyakan hendak akan melakukan liburan turut meluapkan kebahagiaannya dengan ikut berselawat dengan segenap suara.

Gegap gempita terus saja membanjiri Aula Lantai II ketika pembawa acara membacakan siapa saja yang memenangkan perlombaan yang diadakan berhari-hari sebelum acara haflah dilaksanakan. Ada yang hanya bertepuk tangan dan ada pula yang rela mengeluarkan suara kerasnya hanya demi merayakan temannya yang menang. Mereka turut mersakan apa yang temannya rasakan. Gegap gempita itu terus saja membanjiri Gedung Aula seiring dengan serunya suasana persaingan yang ada. Mulai dari cabang lomba yang bersifat rohani seperti Tahfidz Alfiah Ibnu Malik, hingga yang bersifat jasmani seperti bola voli dan tusuk balon.

Akhirnya, gegap gempita itu mulai menyurut tatkala pembawa acara Muhammad Farhan membacakan susunan acara. Dan ketika itu, suasana yang tadinya penuh dengan gegap gempita, kini diganti dengan rasa khidmah. Sambutan pertama disampaikan oleh ketua pelaksana yang dalam hal ini disampaikan oleh Ketua Divisi publikasi Ust. Mukhlis Akmal Hanafi. Sementara sambutan yang kedua disampaikan oleh Kepala Pesantren yang dalam hal ini disampaikan oleh Gus Abdurrohim said.

Suasana khidmah terus saja terasa. Namun ketika pembawa acara memberikan mandat pembacaan para jawara kelas yang akan diberi hadiah kepada panitia ujian Madin (madrasah diniyah), seketika itu riuh aula kembali terdengar dengan tepuk tangan dan sorak sorai para santri. Dan saat ini, gegap gempita para santri kembali mengaung-ngaung diatap aula lantai dua.

Setelah acara penyebutan para jawara kelas sekaligus pemberian hadiah itu telah selesai, acara kembali khidmat ketika panitia acara membacakan satu persatu nama-nama dari para santri yang hendak di Wisuda. Baik yang di wisuda Nadzom Mantiq (Sulamul Munawaroq), ataupun yang di wisuda atas kelulusannya dalam menempuh pendidikan di Madrasah Diniah Raudlatul Ulum 1. Acara seakan terasa lebih kidmat ketika renungan yang dibaca oleh ustad umar menyentuh hati dari para pendengarnya.

Sebagai paripurna, acara yang diprakarsai langsung oleh divisi publikasi itu menutupunya dengan doa-doa. Doa yang pertama dipanjatkan oleh kh. Mukhlis yahya. Doa yang kedua dipanjatkan oleh agus abdurrohman said. Dan doa yang ketiga dipanjatkan oleh kh. Dr. Muhammad adib M. Ag.

Dalam sebelum panjatan doa, para masyaikh tersebut juga tak lupa memberikan arahan demi arahan yang seharusnya dilakukan oleh para santri. Mulai dari kekreatifan, ketekunan hingga menjaga nama baik pondok pesantren yang di implementasikan melalui tingkah laku dalam bermasyarakat.

Demikian. Sekian. Wassalam[].

Friday, 12 March 2021

Tasyakuran Bupati Malang di Raudlatul Ulum 1



Tasyakuran Bupati Malang di Raudlatul Ulum 1

Oleh: Mukhlis Akmal Hanafi

 

Jumat, (12 Maret 2021), Ponpes Raudlatul Ulum 1 Ganjaran secara terbuka namun terbatas menggelar Acara Tasyakuran atas pelantikan Bupati Malang, H. Sanusi dan Didik Gatot Subroto selaku wakilnya di Aula lantai II (dua). H. Sanusi  secara secara resmi dilantik sebagai Bupati Kab. Malang pada Kamis (25/02/2021) Oleh Gubernur Jawa Timur. Sebagai bentuk apresiasi atas kemenangan H. Sanusi yang notabenenya adalah alumnus Pondok Pesanten Raudlatul Ulum 1 Ganjaran, maka diadakananlah acara Tasyakkuran. Sebagai perwujudan syukur atas kemenangan beliau, dan mendoakan agar dapat amanah dalam mengemban jabatan Bupati.

Acara yang dihadiri oleh alumni (perwakilan korda) dan wali santri  berlangsung dengan khidmat.  Mulai dari sambutan hangat didepan gerbang oleh Kh. Mukhlis Yahya dan dewan pengasuh lainnya, serta iring-iringan hadrah sampai penyambutan para alumni yang ikut serta dalam acara tasyakuran. Setelah beberapa saat para Kyai dan bupati berserta tamu undangan duduk rapi, barulah rangkaian agenda acara dimulai. Diawali dengan pembukaan dan sambutan perwakilan Dewan Pengasuh oleh Kh. Nasihuddin Al-Khuzainy.

Dalam sambutannya. Kh. Nasihuddin Al-Khuzainy menyampaikan beberapa poin penting atas keberhasilan H. Sanusi terpilih sebagai Bupati Kab. Malang. Mulai dari saat-saat Abah sanusi (sapaan akrabnya) memilih mencalonkan diri sebagai bupati, sampai dengan keterlibatan para kiyai Ganjaran, santri dan alumni dalam mensukseskan kemenangannya. Tak terkecuali restu langsung dari Nyai Hj. Mamnunah Bukhori (Nyai sepuh) yang dituliskan dalam secarik kertas kemudian surat tersebut diedarkan  kepada Alumni dan juga wali santri.

 Selain itu, Kh. Nasihuddin khozin juga menyampaikan  bahwa “Acara ini secara dhohir merupakan tasyakuran atas terpilih dan dilantiknya Abah H. Sanusi sebagai Bupati Malang priode 2021-2024. Namun secara bathin, tasyakkuran ini lebih terasa sebagai nikmat dan pertolongan dari Allah karena telah melibatkan kita dalam usaha memenangkan beliau.

Abah Sanusi sendiri dalam sambutannya menyampaikan terima kasih tak terhingga atas doa serta dukunngan dari Para kyai, alumni dan simpatisan. Ia juga menegasakan bahwa jabatan ini kehendak dan amanah dari Allah. Serta uang bukanlah ukuran dari keberhasilan. Sebab itu, abah Sanusi juga meminta doa agar diberikan kekuatan dalam mengemban amanah memimpin Kabupaten Malang.

Di sela-sela acara, Bupati menerima cindramata dari pengasuh utama Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran. Penghargaan itu diberikan kepada H. Sanusi sebagai kenang-kenangan oleh Kh. Mukhlis Yahya.

Selepas sambutan-sambutan dan penyerahan cindramata, acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan  istighosah bersama yang diawali dengan pembacaan tawassul oleh Kh. Mukhlis Yahya, kemudian pembacaan istighosah dipimpin oleh Gus Syarif Hiayatullah, lalu disempurnakan dengan doa. Dalam hal ini doa dipimpin oleh KH. Hasan Qofal dan Kh. Abdussyakur.

Selepas acara, seluruh tamu undangan di persilahkan untuk ramah tamah. Para Kyai, Bupati berserta jajarannya dan tamu undangan lainnya  ramah tamah di kediaman Nyai Hj. Mamnunah Bukhori. Sementara Alumni beramah tamah ditempat yang telah disediakan sekaligus bernostalgia dengan kawan seperjuangan.

Friday, 5 March 2021

JEJAK PPQ AL-QOSIMI PUTUKREJO GONDANGLEGI MALANG (history)



JEJAK PPQ AL-QOSIMI

PUTUKREJO GONDANGLEGI MALANG

Oleh: Gus Mad

Sejarah Singkat

Pondok Pesantren Al-Qur’an (PPQ) Al-Qosimi adalah pesantren tahfidz yang berdomisili di desa Putukrejo kecamatan Gondanglegi kabupaten Malang. Pesantren yang dikhususkan bagi santri putri itu tercatat lahir pada tanggal 03 Oktober 2014 M atau 08 Dzulhijjah 1435 H. Sejak tanggal 29 November 2016, nama pesantren tahfidz ini mengalami perubahan dari PPQ-RU 2 manjadi PPQ Al-Qosimi. Perubahan tersebut disebabkan oleh keinginan Ning Maria Ulfa, selaku Pengasuh, yang mendambakan berkah (tabarruk) dengan semudera ilmu dan karomah kemuliaan KH Qosim Bukhori sebagai pendiri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 Putukrejo Gondanglegi Malang.

Di awal-awal proses berdiri pesantren ini dimulai dari tiga orang santri yang berminat menyetorkan bacaan Al-Qur’an kepada Ning Maria Ulfa di rumahnya kala itu sudah berada di lokasi belakang dalam lingkungan PPRU 2. Ketiga santri putri tersebut adalah Nur Aini, Maftuhah dan Maulidiya, dengan ragam setoran; bil ghaib dan binnadzar. Pada mulanya, ning yang biasa dipanggil Ning Ulfa itu, enggan menyertai mereka berdua secara serius karena kesibukan sebagai guru di SMA RU 2 saat itu telah banyak menyita waktunya. Sejak tahun 2008, Ning Ulfa telah berperan aktif mengajar di unit formal, bahkan pada tahun 2011 sekian bulan seusai lulus dari IAI Al-Qolam Gondanglegi ia mengikuti pelatihan guru sertifikasi di Surabaya dan dinyatakan lulus pada tahuan 2012.

Namun kegigihan ketiga santri itu, akhirnya membuat hati Ning Ulfa berubah dari sedikit kesal menjadi trenyuh, sehingga bertekad menanggalkan status guru di unit formal demi meladeni santri-santri yang tetap getol melakukan setoran bacaan pada putri bungsu Yai Qosim itu. Secara bertahap jumlah peserta setor-baca Al-Qur’an yang dilakukan usai shalat Shubuh itu bertambah dan terus bertambah dari tiga, delapan, empat belas hingga akhirnya menjadi dua puluh lima santri. Memperhatikan grafik santri putri yang kian menanjak, membuat Ning Ulfa mulai berfikir persoalan tempat tinggal yang kemudian merelakan ruang makan disulap menjadi kamar inap mereka dengan menyekat kamar santap keluarga menjadi dua petak.


Logo Resmi PPQ AL-QOSIMI Malang

Setelah dilihat jumlah santri calon penghafal Al-Qur’an kian meroket, Ning Maria Ulfa mengutarakan kondisi tersebut sekaligus memohon doa restu kepada Nyah Hj. Zainab Qosim, maka pada pertengahan tahun 2015 Nyah Hj. Zainab Qosim meminta H. Lukman, agar mewakafkan tanah dan bangunan dibelakang rumah Ning Maria Ulfa untuk kepentingan hunian para santri penghafal Al-Qur’an. Di tahun itu, ruang hunian diperlebar ke arah timur sesuai luas tanah yang diberikan oleh salah satu ahli waris Abah Mahmudji tersebut.

Pada bulan Juni 2018, Pengasuh PPQ Al-Qosimi Putukrejo mengeluarkan informasi bahwa mengingat fasilitas pesantren yang terbatas, maka kuota penerimaan santri baru tahun ajaran 2018/2019 diancang hanya menerima 10 orang. Berkaitan dengan kabar itu, Ning Ulfa sebagai Pengasuh memohon maaf jika pendaftaran santri baru ditolak. Hal demikian dilakukan semata-mata demi kenyamanan santri, karena ruang huni mereka yang sudah tidak layak untuk ditambahkan santri baru.

Kondisi demikian ini membuat Nyah Hj. Zainab Qosim tergerak untuk kembali melobi keluarga (almarhum) Abah Mahmudji supaya mempertimbangkan lahan di utara rumah Ning Ulfa. Melalui berbagai proses, akhirnya pada bulan Agustus 2018, PPQ Al-Qosimi menerima hibah tanah seluas 736 M² dari keluarga besar (almarhum) Abah Mahmudji. Pelaksanaan pengukuran lahan kosong itu selain dihadiri wakil keluarga Abah Mahmudji, juga disaksikan oleh keluarga (almarhum) KH Qosim Bukhori. Pada tahun 2019 dimulai pembangunan gedung kamar yang diancang tiga lantai di atas lahan tersebut dengan proyeksi lantai pertama sebagai kamar hunian, lantai dua sebagai ruang aula dan lantai tiga ruang kelas.

Pada akhir tahun 2020 pembangunan gedung dua lantai telah dimulai. Pembangunan yang masih berlangsung ini (tahun 2021) diproyeksikan lantai bawah sebagai kamar kecil, lantai atas diperuntukkan sebagai tempat cuci dan jemuran.

 

Alm Kh. Qosim Bukhori


Tiga Landasan

Kelahiran pesantren yang di kemudian hari menjadi bagian dari unit PP Raudlatul Ulum 2 Putukrejo itu didasarkan pada tiga landasan pokok, yaitu:

Pertama, Firman Allah SWT:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

[QS. 08:02]

Kedua, pesan KH Qosim Bukhori: “Kalau diberikan rezeki anak perempuan, suruh menghafal Al-Qur’an saja di zaman sekarang. Biar lebih selamat.”

Ketiga, nalar ilmiah: Kemajuan teknologi disertai kebebasan tanpa batas yang melahirkan kehidupan paradoks dengan nilai-nilai agama membuat degradasi moral generasi muslim dipandang mulai mencapai titik nadir mengkhawatirkan. Sebab itulah, satu-satu solusi penyelamatan adalah kembali kepada pedoman agung dalam Islam.

Program Kegiatan

Rutinitas di PPQ Al-Qosimi memuat aspek hafalan: [1] Baca-simak (setoran) kepada Pengasuh bagi santri yang telah mencapai per-lima juz, dan kepada para ustadzah bagi santri yang belum mencapainya; [2] Pengulangan (muraja'ah) bagi santri yang memperlancar hafalan, baik individu maupun dengan teman sebaya. Ujian (imtihan) bagi santri yang telah menambah hafalan melalui tahapan ustadzah dan Pengasuh; [3] Baca umum (majelis qira'ah) bagi santri yang telah lulus verifikasi tertentu untuk membaca Al-Qur’an lewat pengeras suara; [4] Baca personal di makam Yai Qosim Bukhori bagi santri yang telah berhak memperoleh legalisasi dari Pengasuh.

Selain itu, ada pula program kegiatan yang memuat aspek ubudiyah: [1] Shalat berjamaah lima waktu yang harus diikuti oleh santri sejak suara adzan dikumandangkan dengan ketentuan mendengarkan, menjawab dan membaca doa setelah adzan secara bersama-sama, lalu ditutup dengan wiridan dan doa; [2] Shalat tahfidz malam Jumat secara berjamaah; [3] Ziarah maqbarah pendiri PP Raudlatul Ulum 2 Putukrejo setiap satu pekan sekali yang diikuti oleh seluruh santri guna memperkuat ikatan batin antara guru dan santri.

 

Sebagai perwujudan dari proses menghafal yang dilaksanakan secara bertahap, sejak tahun 2019 Ning Ulfa menerapkan seleksi santri baru hanya terdiri tingkat SMP, sedangkan untuk tingkat selain SMP akan di tes terlebih dahulu sebelum benar-benar di terima di PPQ Al-Qosimi. Seluruh santri yang lolos validitasi diwajibkan mengikuti program Metode Qiroaty, supaya proses hafalan terbebas dari ketidakmampuan bacaan. Pengasuh juga menganjurkan bagi santri senior agar mengikuti program Pembinaan Guru Metode Qiroaty sebagai bekal tambahan kelak ketika berada di tengah-tengah masyarakat.

 

Di luar rutinitas inti, para santri dibiasakkan menjaga kebersihan lingkungan dengan memilah sampah anorganik (sampah kering), dan sampah organik (sampah basah) sehingga pada akhir tahun 2020, para santri mampu menghasilkan dana dari pemberdayaan sampah ini. Di samping para santri diajari memasak dengan memberlakukan piket masak setiap pekan secara bergilir, mereka juga diberikan kesempatan berolah raga dengan mendatangkan instruktur senam dari luar setiap hari Jumat.

 

Dalam persoalan perizinan, Ning Ulfa memprioritaskan santri yang sakit. Bila berdomisili sekitar daerah Malang, maka diharuskan untuk pulang. Bila berasal dari wilayah yang jauh, maka pengurus segera melayani kesehatannya secara maksimal. Hal lain yang membuat PPQ Al-Qosimi berbeda dengan kebanyakan pesantren adalah kewajiban para santri berbahasa halus dengan sesama sahabat, tanpa memperdulikan strata santri senior atau yunior. Perilaku ini ternyata melahirkan sikap-sikap yang lebih kental dengan kesantunan antar sejawat.{gm/2021}


Akidah, Sifat, Visi dan Misi PPQ Al-Qosimi Putukrejo

 

Akidah: “Islam Ahlissunnah wal Jamaah”.

Sifat: “kekeluargaan, kemasyarakatan dan keagamaan”.

Visi: “Menghantar santri menjadi pembaca, penghafal dan pengajar Al-Qur’an”.

Misi: [1] Mencetak peserta didik yang mampu membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai ilmu tajwid; [2] Menciptakan peserta didik sebagai penghafal Al-Qur’an; dan [3] Menjadikan peserta didik yang memiliki kemampuan mengajarkan Al-Qur’an. 

Setelah Sekian Lama Akhirnya Reformasi (berita)

 


Setelah Sekian Lama Akhirnya Reformasi

Oleh: Istiqlalia

 

Senin, 01 Februari 2021 pengurus PPRU1 Putri resmi dilantik. Acara pelantikan yang dilaksanakan di Aula utama PPRU1 Putri sangatlah khidmat. Pasalnya, acara tersebut dilantik langsung oleh KH Mukhlis Yahya yang mana selaku pengasuh utama PPRU1 Ganjaran Gondanglegi Malang.

Setelah sekian lama, akhirnya pengurus masa jabatan 2018-2020 bisa reformasi total dan diganti dengan kepengurusan dan penambahan stuktural baru masa jabatan 2021-2023, acara yang dihadiri oleh Gus Ghozali, Gus Zamzami, dan juga Ning-Ning Ru 1 itu juga mendapatkan apresiasi yang sangat besar dari berbagai kalangan, pertama kalinya kepengurusan PPRU 1 Putri di ketuai langsung oleh Nyai Hj Muflihah Amin.

Sebelum pembacaan ikrar, KH Mukhlis sempat memberikan sepatah kata alasan mengapa beliau memilih istrinya sendiri untuk menjadi kepala pesantren putri periode 2021-2023, guna untuk menjadi contoh kepada ning-ning yang lain, karena setalah masa jabatan Nyai Muflihah habis bisa jadi Ning Habibah, Ning Luluk, Ning Halimah dan Ning-Ning yang lain yang akan menjadi penggatinya.

Setelah pembacaan ikrar, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Nyai Jazilah Adib sebagai ketua demisioner, yang mana beliau mengucapkan beribu terimakasih dan membikan ucapan selamat kepada ketua terpilih Nyai Muflihah Mukhlis.

Sebagai ketua terpilih Nyai Hj Muflihah juga berkesempatan memberikan sambutan kepada santri dan motivasi kepada pungawa-punggawanya. Serta memberikan dorongan lebih kepada pengurus yang baru. Menurut beliau Nyai Hj. Muflihah, Pengurus itu diibaratkan ssebagaimana sapu lidi, “sapu lidi itu banyak tapi kalau dikumpulkan bisa menjadi satu ikatan. Sama seperti pengurus, pengurus juga harus seperti sapu lidi ketika dikumpulkan bisa menjadi satu tujuan.” Harapan beliau semoga kepungurusan masa khidmat 2021-2023 bisa menjadi pemimpin yang bisa mengayomi dan lebih baik dari sebelumnya.

Dipenghujung acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH Mukhlis Yahya, dan doa kedua dihaturkan oleh KH Mukhlis kepada Gus Ghozali, selanjutnya doa terakhir dihaturkan kepada Gus Zamzami.

 

 

 

 

Pesantren itu bernama Raudlatul Ulum Suramadu (berita)

 


Pesantren itu bernama Raudlatul Ulum Suramadu

Oleh: Muhammad Farhan


Dari namanya saja sebagian dari pembaca mungkin sudah dapat menerka bahwa pesantren itu adalah cabang dari Raudlatul Ulum 1. Raudlatul Ulum suramadu.

Berdiri di kawasan satu kilometer dari gerbang tol jembatan suramadu, pesantren itu dibangun di atas lahan seluas 20 m x 60 m dengan bangunan yang setidaknya agak berbeda dengan bangunan pesantren salaf pada umumnya. Biasanya daerah dari setiap pesantren salaf yang ada adalah dengan menjadikan kamar mandi sebagai salah satu tempat berkumpulnya para santri dari berbagai daerah yang berdomisili di pesantren tersebut. Di pesantren itu tidaklah demikian. Kamar mandi dari pesantren itu nantinya akan dibangun sebanyak kamar tidur yang ada. Sebanyak bilik yang ada, sebanyak itu juga kamar mandinya. Selain meminimalisir terjadinya antrian yang tidak dapat terkendalikan, tentunya hal itu dapat meningkatkan tenggang rasa dari setiap pemilik bilik yang ada sekaligus dapat lebih menjaga kamar mandi yang dimiliki oleh setiap biliknya. Selain juga dapat dijadikan sebagai parameter dari kebersihanan anggota kamarnya. Karena barang siapa yang kamar mandinya tidak terawat maka jawabannya sudah jelas, karena pemiliknyalah tidak merawat. Setidaknya, memang seperti itulah rumusan sederhananya.

Selain hal kamar mandi tadi, pesantren itu juga menyediakan air mineral sebagai sumber penghilang dahaga bagi para santri yang nantinya akan menetap disana. berbeda dengan pesantren salaf  pada umumnya yang menjadikan air kran sebagai sumber penghilang dahaga bagi para santri yang menetapinya. Dua perbedaan itulah yang nantinya akan didapatkan oleh santri disana. walaupun masih akan mereka dapatkan hal yang sama dari pesanten-pesantren salaf pada umumnya.

Pada mulanya, sebetulnya,  pesantren yang tahap pembangunannya sudah mencapai lima persen ini bukanlah diniatkan untuk menjadi pesantren. Melainkan untuk dijadikan sebuah penginapan berbayar semacam villa-villa yang sudah ada. Pada mulanya seperti itu. Namun ketika disuatu waktu, ketika H. Abdurrahman nafis –sepupu dari H basuni Ghofur, alumni pondok pesantren raudlatul ulum satu, pendiri pondok pesantren Raudlatul Ulum Suramadu- berkunjung dan meninjau progres dari pembangunannya, ia melihat bahwa apa yang dibangunnya sekarang ini bukan hanya mirip dengan penginapan berbayar pada umumnya, melainkan juga mirip dengan pondok pesantren pada umumnya.  Karena itu, terbesitlah dalam hatinya untuk menjadikan apa yang dibangunnya saat ini sebagai pesantren. Dan karena kejadian terbesit itulah sehingga maklum dikata bila pesantren itu mempunyai tata letak yang setidaknya agak berbeda dengan pesantren salaf lainnya.

Ketika ditanya tentang basis dari pesantren yang akan diampu oleh beliau itu, apakah akan dibasiskan pada kitab klasik, alqu’an atau bahkan hadist, yang notabenenya adalah salah satu study ilmu yang beliau tekuni,  beliau K. Ma’ruf Khozin –putra ke-4 dari pasangan KH. Khozin Yahya dan nyai Hj. Maftuhah, ketua komisi fatwa MUI Jawa Timur, direktur aswaja center PWNU Jawa Timur- menjawab bahwa mungkin kebelakangnya bisa jadi iya. Tapi, lanjut beliau, memikirkan pesanten untuk dibasiskan suatu study tertentu itu kiranya suatu pemikiran yang agaknya masih terlalu jauh. Bayangkan saja bahwa untuk menjadi pesantren yang dapat berdiri dikaki sendiri saja setidaknya sudah memakan 4 atau bahkan 5 tahun lamanya. Apalagi berkehendak untuk menjadikan sebuah pesantren yang berbasis hadist, sumber kedua dalam islam setelah alqur’an yang untuk dapat memahaminya saja haruslah mempunyai peralatan lengkap. Mulai dari yang terdasar seperti nahwu dan shorof hingga yang tertinggi seperti manthiq dan balaghah. Karena agak jauh itulah, beliau telah meminta kepada salah satu pondok terdekat, al-Akhyar, untuk membantu beliau dalam proses belajar mengajar.



Selayang pandang mengenai pengasuh dari pesantren itu adalah K. Ma’ruf Khozin. Salah satu putra mahkota pondok pesantren Raudlatul Ulum 1. Rihlah ilmiahnya beliau mulai dari bangku mi raudlatul ulum putra. Hari sabtu ditahun 1994, 2 hari setelah selesainya ujian nasional yang beliau lakukan, beliau diantar langsung oleh abahnya untuk nyantri di pesantren al-Falah Ploso Mojo Kediri. Di pesantren itu beliau pernah mendirikan satu forum yang mewadahi minat kreativitas para santri. Fordis namanya.

Delapan tahun berlalu dan di tahun 2002 beliau memutuskan untuk boyong sekaligus menikah. Di tahun yang sama, disebelum boyong, beliau menikah dengan salah satu santri putri asal Surabaya, Wiya namanya.

Demikian. Sekian. Wassalam.[]



 

Monday, 1 February 2021

Seminar langka di Smk Al-Khozini.

 


Ilham Thoriq CEO Tugu Malang


Seminar langka di Smk Al-Khozini.

Oleh: Muhlis Akmal Hanafi

 

Dalam rangka memperingati hari lahir NU ke 96 Minggu (31 Januari 2021) Ganjaran Gondanglegi Malang, Smk Al-Khozini secara terbuka menggelar seminar jurnalistik yang digelar di gedung Graha Madani.  

Diawali dengan acara pementasan seni dari siswa-siswi smk Al-khozini, dan berbagai macam pementasan individu yang lainnya, akhirnya acara bisa dimulai setelah pembukaan resmi digelar oleh Gus Mannan Qoffal. Dalam kesempatan pembukaannya beliau berkesampatan memberikan satu motivasi menulis kepada para peserta dan tamu undangan, dengan tujuan meningkatkan literasi membaca dan dorongan menulis bagi para peserta didiknya.

Acara yang dihadiri oleh narasumber ceo Tugu Malang, sekaligus alumni Raudlatul ulum 1 itu pun, Ilham Thoriq, mendapatkan apresiasi yang sangat lumayan dari beberapa kalangan, mulai dari santri yang mewaikili pondok pesantren baik putra ataupun putri, siswa smk Al-Khozini putra maupun putri, tak terkecuali media liputan Akhbar.

Selain meningkatan kualitas literatur yang baik, ilham thoriq juga berkesampatan memulai acara tersebut dengan cerita yang didasari pengalaman. Dalam kesempatan bicaranya, beliau menyampaikan poin-poin penting yang harus ditanamkan dalam diri wartawan, Salah satunya perihal wartawan yang melakukan kesalahan baik dari segi penulisan atau liputan.

Sebagai wartawan senior, ilham thoriq juga memberikan amanah yang berat bagi para penulis, khususnya teman-teman yang ikut dalam acara seminar tersebut. Amanah tersebut jelas memberikan pukulan yang mutlak yang tidak boleh dilanggar oleh wartawan sendiri, 

Beliau menyampaikan bahwa untuk menjadi wartawan ada beberapa poin penting yang harus dilakukan dan tidak boleh dilanggar, sebagai wartawan melakuakan khilaf dalam bentuk apapun itu bisa dimaafkan, tapi sebagai wartawan tidak boleh memberikan berita bohong yang secara administratif tidak boleh dilakukan. Begitulah ungkapan beliau dalam salah satu sambutannya.


Imron haqiqi narasumber ke II di acara seminar Jurnalistik

Selain ilham thoriq, Smk Al-Khozini juga tak segan mengundang narasumber yang berasal dari lumajang, narasumber itu bernama imron haqiqi.

Secara pendidikan, imron haqiqi merupakan lulusan generasi kedua dari sekolah smk al-khozini, beliau juga pernah mengenyam pendidkan disana dan bermukim di pondok pesantren raudlatul ulum 1 ganjaran. Lalu kemudaian ia melanjutkan ke jogja guna melanjuti pendidikannya.

Dalam salah satu sambutanya beliau memberikan wajangan khusus bagi para peserta dan tamu undangan, bahwa semua orang berhak untuk menjadi wartawan, tak terkecuali orang yang lulusan pesantren.

Acara  seminar dengan tema Menulis Untuk Masa Depan itu pun berjalan sebagaimana mestinya. Narasumber yang hadir pun masih memberikan kesempatan bertanya kepada para peserta yang hadir, beberapa diantaranya bertanya tentang permasalahan penulisan dan hal-hal yang berkaitan dengan teknik menjadi wartawan.

Acara yang dihadiri oleh beberapa santri yang mewakili, dan siswa siswi smk al-khozini itu pun, akhirnya ditutup dengan pembacaan do’a, ditambah dengan penutupan foto bareng dengan narasumber yang hadir.

Dengan begitu para tamu undangan yang hadir juga mengharapkan dukungan penuh dengan harapan yang besar, serta bisa melanjuti generasi mereka untuk lebih giat lagi dalam hal penulisan. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SIMATREN & RU-MART, LANGKAH BERANI DARI PESANTREN TUA

 


SIMATREN & RU-MART, LANGKAH BERANI

DARI PESANTREN TUA

Oleh: Badruzzaman ibn Mas’ud

 

Pondok Pesantren adalah pilar syariat yang telah lama hadir di Bumi Nusantara bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Santri, Kyai, beserta Pondok Pesantren turut andil dalam perjuangan kemerdekaan Republik Merah Putih ini, maka sampai kapanpun Pondok Pesantren tak akan pernah terhapus dari sejarah perjalanan panjang Indonesia.

Di Pondok Pesantren diajarkan tentang Tauhid, Fikih, Tashawuf dan lain sebagainya. Semua yang berkaitan dengan agama selalu dianggap suci oleh masyarakat dan itulah paradigma yang telah tumbuh mengkristal. Di Pesantren para pelajar yang lebih kondang dengan sebutan santri terkenal dengan akhlaknya yang menawan, tutur kata yang menakjubkan, dan wajah yang rupawan.

Agama Islam mengajarkan untuk tawakkal, tawakkal itu adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan dan ikhlas menerima apapun hasil akhirnya. Agama Islam-pun mengajarkan untuk qona’ah yang jika diartikan secara istilah, qanaah  memiliki arti merasa cukup serta rela menerima apa yang diberikan oleh Allah SWT. Tetapi yang harus digaris bawahi apakah tawakkal danqona’ah direalisasikan dengan kekolotan? Dengan pakaian santri yang compang camping? Dengan busana santri yang kusam seolah tak pernah dicuci berbulan-bulan? Dengan tidak bolehnya Praktisi Pondok Pesantren terjun ke dunia politik? Ini adalah sedikit contoh dari paradigma yang sudah mengkristal dari pandangan beberapa kalangan atas Santri, Kyai, dan Pondok Pesantren. Tatkala Santri menggunakan pakaian kusam, jelek, warna yang memudar disebut santri kok tidak bersih?, padahal kebersihan adalah sebagian dari iman. Tatkala wujud fisik dari Pondok Pesantren memprihatinkan dan sedikit-banyak tidak layak huni, disebut Pondok Pesantren kok jelek amat?. Tatkala pembayaran biaya Pondok Pesantren dinaikkan nominalnya, disebut Pondok Pesantren kok menyebarkan agama berkedok finansial? Tatkala praktisi atau alumni Pondok Pesantren atau bahkan Kyainya terjun memperjuangkan rakyat dijalur dunia perpolitikan, disebut Kyai kok masuk partai, partai kan banyak korupsinya, dunia politik kan identik dengan dunia “hitam”?.

Ini adalah mindset yang keliru dan bisa diperbaiki. Islam dan Pondok Pesantren memang mengajarkan tawakkal dan qona’ah tetapi jangan lupa pula bahwa Islam dan Pondok Pesantren mengajarkan umatnya agar berikhtiar dan berdo’a. Bersamaan dengan itu kemajuan teknologi yang mendunia tak bisa dielakkan. Demam teknologi telah menjadi candu para ahli IT untuk berlomba menghasilkan teknologi mutakhir yang berguna dalam kehidupan manusia. Sebut saja Mobil Listrik bernama Tesla hasil karya Elon Musk. Kini dengan kecanggihan teknologi, kita bisa berjalan menggunakan mobil Tesla tanpa menyentuh kemudinya, biarkan Tesla dan kecanggihannya mengantarkan kita ketempat tujuan. Sembari Tesla mengantarkan kita dalam perjalanan, kita bisa dengan santuy ngopi, You-tube-an, video call pacar dan terserah apapun yang kita mau. Atau mari kita beralih ke sesuatu yang lebih simple yakni Telpon Genggam atau Handphone atau HP. Saat ini, siapa yang tidak kenal dengan barang mungil bernama HP ini dan sudah berapa banyak orang dibelahan dunia yang tidak bisa hidup tanpa barang ini.  Teknologi bias mendatangkan kemaslahatan namun ia juga bias menghadirkan kemudaratan. Sisanya tergantung bagaimana kita sebagai user menggunakannya.Poinnya adalah manusia tidak bias dan tidak boleh menolak Teknologi.

Tanpa menafikan tawakkal dan qona’ah, ditambah dengan kesederhanaan yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren klasik. Langkah berani itu akhirnya datang dari Pesantren tua bernama Raudlatul Ulum 1 Ganjaran Gondanglegi Malang. Dikenal sebagai Pesantren Tua yang tak terhempas oleh kerasnya zaman, Pesantren yang didirikan oleh Al-Mukarrom Al-Maghfirlah KH Yahya Syabrowi ini tetap exis dan bersaing. Yang terbaru kini PPRU 1 telah maju dengan terobosan teknolgi bernama Simatren. Simatren adalah singkatan dari Sistem Informasi Pesantren. Kini dengan mudahnya para wali santri dimanapun mereka berada bisa mengakses setiap informasi tentang putra-putrinya dilaman https://simatren.com/. Tidak harus diakses melalui PC, laman https://simatren.com/ juga bisa diakses melalui gadget. Ragam informasi tersaji di Simatren seperti kegiatan Pondok Pesantren, adminitrasi umum, administrasi keuangan, prestasi Santri dan akan terus update menu kedepannya. Simatren menjadi barang wajib yang harus diketahui oleh wali santri. Ini adalah langkah maju nan berani dengan memanfaatkan teknologi dan internet. Yang lebih membanggakan lagi, Simatren merupkan karya dari Kepala Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra yakni Gus AbdurrohimSa’id, M. Pd.

Saat ini pengguna Simatren tidak hanya PPRU 1 Malang, Karya Master-piece dari Gus Abdurrohim ini setidaknya sudah diaplikasikan oleh 10 (sepuluh) Pondok Pesantren. Seperti beberapa Pondok Pesantren di Desa Ganjaran, PP. Al-Jawi Surabaya, PP. Darun Najah Jember, PPRU Al-Khaliliyah Kubu Raya, PP. Darut Tauhid Injelan Sampang, dan PP. Tahfidz Yanbu’ul Qur’an 3 Batam. Jelas ini merupakan prestasi di dunia Kepesantrenan yang semula dicap kolot tapi kini modern dan bersaing.

Tidak berhenti sampai disitu, kini Pondok Pesantren yang diasuh oleh Al-Mukarrom KH Mukhlis Yahya juga bersaing dibidang ekonomi pesantren. Hal ini diwujudkan melalui lahirnya The New RU-Mart, sejatinya koperasi bukan barang baru di Pesantren ini tapi kali ini berbeda. RU-Mart hadir dengan wajah segar, siap melayani pembeli dari dalam dan luar Pesantren. Menu yang adadi dalam nyapun tidak sekedar kebutuhan sehari-hari melainkan juga sedia aneka Kitab-Kitab Kuning Klasik serta bahan ajar lainnya.Jika anda merupakan alumni PPRU 1, maka tidak sah rasanya jika belum mengetahui dan berbelanja di RU-Mart yang kini dipimp inoleh Gus Syarif Hidayatullah, M.Pd. dan Ust Umar Faruq, M. Pd.

Proses pembayarannya-pun di RU-Mart sudah modern dengan menggunakan barcode seperti di supermarket besar. Secara tidak langsung hal ini memperkenalkan kepada para santri tentang kemajuan dan modernisasi teknologi yang sudah diterapkan dibanyak tempat. Sehingga santri tidak kaget juga bias beradaptasi dengan modernisasi teknologi.

Tidak akan berhenti hanya sampai disini, kedepannya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran Gondanglegi Malang akan kembali melakukan terobosan yang konstruktif demi kemaslahatan bersama. Akhir kata, inilah Pondok Pesantren Raudlatul Ulum1 Malang yang tidak anti akan Modernisasi Teknologi.