Jumat, 26 Januari 2024

Cara Efektif Mendidik Anak Menurut Imam Al-Ghazali: Merintis Jalan Menuju Kebaikan

PPRU 1 Tips | Pendidikan anak dalam Islam tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga melibatkan pembentukan karakter dan moral. Imam Al-Ghazali, melalui Kitab Ihya Ulumiddin, mengajarkan bahwa anak merupakan amanah dari Allah bagi kedua orang tua. Hati mereka seperti kertas kosong yang siap menerima coretan kehidupan. Oleh karena itu, peran orang tua dan lingkungan sekitar sangat penting dalam membentuk jiwa anak.

Mengenali Jiwa Anak sebagai Amanah Ilahi

Imam Al-Ghazali dengan tegas menyatakan bahwa pendidikan anak merupakan masalah paling penting dan urgen. Hati anak-anak adalah suci, mutiara berharga yang belum terukir oleh dunia. Orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk mengarahkan anak-anak mereka ke jalan kebaikan.

Dalam pemahaman Imam Al-Ghazali, dua model pendekatan penting dalam mendidik anak adalah melalui pembiasaan kebaikan dan penanaman nilai-nilai positif. Kedua aspek ini bekerja bersama untuk membentuk karakter anak secara menyeluruh.

Pembiasaan Kebaikan dalam Hidup Sehari-hari

Pembiasaan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari menciptakan kebiasaan positif dalam perilaku anak. Dengan memberikan contoh perbuatan baik secara konsisten, orang tua membantu anak membentuk kebiasaan yang baik dan positif. Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat di lingkungan sekitar mereka.

Penanaman Nilai-nilai Kebaikan

Selain pembiasaan, penanaman nilai-nilai kebaikan juga sangat penting. Ini melibatkan pemahaman dan pengajaran tentang konsep-konsep moral, etika, dan spiritualitas kepada anak-anak. Dengan memberikan pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai ini, orang tua memberikan dasar yang kokoh bagi perkembangan jiwa anak.

Tanggung Jawab Orang Tua

Imam Al-Ghazali menekankan bahwa orang tua tidak hanya memiliki tanggung jawab dalam memberikan nafkah fisik, tetapi juga memikul tanggung jawab mendidik karakter anak. Orang tua akan mendapat pahala ketika mendidik anak dengan baik, tetapi juga akan memikul dosa besar jika mereka mengabaikan pertumbuhan anak tanpa bimbingan yang baik.

Allah SWT juga menegaskan tanggung jawab besar orang tua dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6, "Wahai orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka."

Kesimpulan

Dengan memahami ajaran Imam Al-Ghazali tentang pendidikan anak, kita dapat merintis jalan menuju kebaikan dalam mendidik generasi penerus. Pembiasaan kebaikan dan penanaman nilai-nilai positif menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter anak. Orang tua, sebagai pemimpin dalam perjalanan pendidikan anak, memiliki peran besar dalam membentuk jiwa yang bertakwa dan bermoral.

Dengan demikian, membimbing anak-anak menuju kebaikan adalah langkah awal dalam membangun masyarakat yang berakhlak dan penuh kasih sayang.

 

Kamis, 25 Januari 2024

Ini Dia Perempuan-perempuan yang Tidak Boleh Dilamar

PPRU 1 Fiqh | Syariat menetapkan bahwa semua perempuan yang boleh dinikahi, maka boleh dilamar. Sebaliknya, perempuan yang tidak boleh dinikahi, tidak boleh dilamar. Namun, perlu diingat bahwa larangan melamar ada yang bersifat sementara dan ada yang bersifat permanen.

Larangan Bersifat Permanen: Mahram Muabbad dan Muaqqat

Larangan yang bersifat permanen disebabkan oleh hubungan mahram muabbad, seperti seorang laki-laki dengan saudara perempuannya. Sedangkan larangan melamar sementara antara lain disebabkan hubungan mahram muaqqat, seperti adik ipar dan perempuan yang berstatus istri orang lain.

Hikmah di Balik Larangan Melamar

Hikmah di balik larangan melamar perempuan yang berstatus mahram, baik muabbad maupun muaqqat, begitu juga larangan melamar perempuan yang masih dalam masa iddah atau perempuan yang sudah dilamar orang lain, antara lain karena berpotensi timbulnya kekacauan garis keturunan, perselisihan, dan konflik sosial lainnya.

Larangan Sementara: Masa Iddah

Adapun larangan melamar sementara adalah melamar perempuan yang sedang menjalani masa iddah dari suami sebelumnya. Para ulama sepakat melarang khitbah dengan ungkapan sharih (jelas) kepada perempuan yang sedang menjalani masa iddah, baik iddah wafat, iddah talak raj‘i, maupun iddah talak bain.

Ungkapan Sharih dan Kinayah

Maksud ungkapan sharih adalah ungkapan jelas dan terang-terangan menyatakan keinginan menikah. Di antara alasan di balik larangan atau pengharaman melamar perempuan beriddah dengan ungkapan sharih adalah adanya kemungkinan si perempuan berbohong tentang berakhirnya masa iddah, di samping adanya pelanggaran hak dari laki-laki yang menalaknya.

Dalam hal ini, syariat juga memperbolehkan ungkapan kinayah, yaitu sindiran atau ungkapan tidak langsung namun menyimpan tujuan tertentu. Namun, hal ini diharamkan selama masa iddah raj‘i.

Larangan Melamar Perempuan yang Sudah Dilamar Lain

Termasuk larangan sementara adalah melamar seorang perempuan yang sudah dilamar laki-laki lain. Dikecualikan lamaran sebelumnya tidak diterima atau diizinkan pelamar pertama.

Simpulan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa:

- Syariat menetapkan haram menikahi atau melamar perempuan yang berstatus mahram muabbad.

- Syariat juga menetapkan haram menikahi atau melamar perempuan bersuami atau perempuan yang masih dalam masa iddah talak raj’i.

- Keharaman menikahi dan melamar perempuan beriddah raj’i bersifat sementara hingga masa iddahnya habis.

- Semua perempuan yang sedang menjalani masa iddah, baik iddah wafat, iddah raj’i, maupun iddah bain, haram dilamar dengan ungkapan sharih atau ungkapan terang-terangan.

- Perempuan beriddah talak raj’i haram dilamar, baik dengan ungkapan sharih maupun dengan ungkapan kinayah.

- Sementara perempuan yang ditinggal wafat dan perempuan dalam iddah talak bain kubra tidak haram diajak menikah atau dilamar dengan ungkapan kinayah.

- Termasuk yang haram dilakukan adalah melamar perempuan yang sudah dilamar orang lain. Dikecualikan lamaran sebelumnya tidak diterima atau diizinkan pelamar pertama.

Hikmah di balik larangan menikah atau melamar perempuan mahram muabbad, perempuan bersuami, atau perempuan dalam masa iddah antara lain berpotensi timbulnya kekacauan garis keturunan, perselisihan, dan konflik sosial. Wallahu a’lam.

Selasa, 23 Januari 2024

Ini Dia Para Nabi yang Dimakamkan di Masjidil Aqsa


PPRU 1 Knowledge | Masjidil Aqsa, dengan megah berdiri di tanah suci Palestina, tidak sekadar menjadi pusat ibadah umat Islam. Lebih dari sekadar sebuah bangunan berdinding batu, masjid ini merangkum dalam sejarahnya kekayaan spiritual dan keagungan Islam yang memancar dari setiap sudutnya. Dibangun pertama kali oleh Nabi Adam, kemudian disempurnakan oleh tangan-tangan ahli warisnya, Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, Masjidil Aqsa menjadi saksi bisu sepanjang perjalanan ilahi peradaban Islam.

Seiring berjalannya waktu, masjid ini bukan hanya menjadi tempat ibadah. Ia juga menyimpan berbagai catatan sejarah monumental, menjadi saksi peristiwa-peristiwa luar biasa dalam sejarah Islam. Salah satu momen terpenting adalah peristiwa Isra dan Mi'raj, di mana Nabi Muhammad diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa pada malam yang penuh berkah. Catatan ini terpatri dalam Al-Qur'an, menegaskan kebesaran dan keajaiban yang tak terbandingkan dari kekuatan Ilahi.

Sebagai kiblat awal umat Islam, Masjidil Aqsa membawa nilai pahala dan keutamaan yang tak ternilai bagi setiap individu yang memanjatkan doa dan beribadah di dalamnya. Keberadaannya yang dirahmati menciptakan ikatan spiritual yang mendalam antara umat Islam dan tanah Palestina. Ia adalah tempat yang mendapat ziarah dari hati-hati yang merindukan kedamaian dan harapan, di tengah gejolak zaman.

Palestina, dengan keutamaan Masjidil Aqsa sebagai pusatnya, tidak hanya mencatat peristiwa-peristiwa suci dalam perjalanan kenabian. Ini juga menjadi tempat peristirahatan beberapa nabi terkemuka, termasuk Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq, dan Nabi Ya'qub. Imam Ibnu Katsir menegaskan bahwa makam-makam ini berada di kota Hebron atau al-Khalil, sebuah kota yang kaya akan sejarah dan makna di Palestina. Di sinilah warisan spiritual Islam terukir dalam batu dan lahan yang subur.

Namun, keberkahannya tidak hanya terbatas pada nabi-nabi besar. Palestina juga menjadi tempat peristirahatan beberapa sahabat Nabi, seperti Ubadah bin Shamit dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Mereka, dengan setia, membantu menyebarkan cahaya Islam di penjuru dunia.

Artikel ini tidak hanya sekadar mengulik nilai-nilai sejarah dan kebesaran spiritual Masjidil Aqsa dan Palestina. Lebih dari itu, kita berusaha merenung lebih dalam, menggali keberkahan yang teramat dalam yang tertanam dalam setiap hembusan angin di sana. Palestina, yang memeluk erat Masjidil Aqsa dan segala keindahan alamnya, memiliki makna spiritual yang melampaui batas kata dan angka.

Mengenali kekayaan spiritual ini bukan sekadar sebagai refleksi dari masa lalu. Ia adalah panggilan untuk memahami dan menghargai setiap kisah, setiap doa, dan setiap jejak yang tertanam dalam tanah ini. Melalui artikel ini, kami mengajak pembaca untuk meresapi keagungan Masjidil Aqsa dan merenungkan setiap sisi spiritual Palestina yang membentang di antara deretan bukit dan lembahnya.

Semoga artikel ini dapat membuka mata dan hati, membantu kita menggali dan menghargai keberkahan yang mungkin terlewatkan dalam keramaian sejarah dan kontroversi. Palestina, dengan keindahan alamnya dan kekayaan spiritualitasnya, tetap menjadi bagian tak tergantikan dari warisan Islam dan umat manusia.


Senin, 22 Januari 2024

Cara Membimbing Anak Ala Luqman Hakim

PPRU 1 Fiqh | Anak-anak, sebagai amanah terbesar bagi setiap orang tua, membutuhkan bimbingan yang tepat agar dapat tumbuh menjadi individu yang kokoh iman dan karakternya. Dalam perjalanan pendidikan anak-anak, peran orang tua menjadi sangat krusial, terutama dalam membentuk pemahaman mereka tentang tauhid atau keesaan Allah. Salah satu figur teladan dalam pendidikan anak yang patut dicontoh adalah Luqman al-Hakim, seorang yang bijaksana tanpa gelar kenabian.

Masa kecil merupakan periode kritis dalam membentuk karakter dan keyakinan anak. Orang tua, sebagai garda terdepan, memiliki tanggung jawab besar untuk membimbing anak-anak mereka menuju pemahaman tauhid yang benar. Artikel ini akan membahas pentingnya peran orang tua dalam membentuk keimanan anak dengan merinci teladan Luqman al-Hakim.

Luqman al-Hakim: Teladan Pendidikan Anak

Luqman al-Hakim, meskipun bukan seorang nabi, diabadikan dalam Al-Qur'an sebagai sosok bijak yang memberikan nasihat-nilai luhur kepada anaknya. Pendidikan tauhid menjadi fokus utama Luqman, sebagai pondasi iman yang harus ditanamkan sejak dini. Nasihatnya yang penuh hikmah tergambar dalam firman Allah:

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.'" (QS. Luqman: 13)

Mengajarkan Syahadat: Fondasi Iman Anak

Pendidikan tauhid dimulai dengan mengajarkan anak-anak kita untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Ini bukan sekadar rangkaian kata, tetapi bentuk ikrar keyakinan dalam hati. Menanamkan keyakinan bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya menjadi langkah awal yang sangat penting.

Ikrar Radhîtu: Kerelaan dan Ketaatan kepada Allah

Selain syahadat, orang tua perlu mengajarkan anak-anak mengucapkan ikrar radhîtu. Ikrar ini menyatakan kesediaan anak untuk mentaati Allah sebagai Tuhan, menerima Islam sebagai agama, dan mengakui Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Inilah pondasi perilaku dan sikap hidup seorang Muslim.

Teladan dalam Kasih Sayang dan Praktek Hidup

Lebih dari sekadar kata-kata, orang tua juga perlu memberikan teladan nyata melalui kasih sayang dan praktek hidup sehari-hari. Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat, oleh karena itu, suasanadan lingkungan rumah yang penuh dengan nilai-nilai agama akan membantu membentuk karakter dan pemahaman tauhid anak-anak.

Kesimpulan

Mendidik anak-anak dalam pemahaman tauhid adalah investasi jangka panjang bagi masa depan umat. Teladan Luqman al-Hakim memberikan pandangan yang kokoh mengenai pentingnya mendidik anak-anak dalam nilai-nilai tauhid. Dengan mengajarkan syahadat, ikrar radhîtu, dan memberikan teladan nyata, orang tua dapat membimbing anak-anak mereka menuju pemahaman yang benar tentang keesaan Allah. Dengan cara ini, kita bersama-sama mencetak generasi yang memiliki iman yang kuat, karakter yang kokoh, dan tangguh menghadapi tantangan zaman. Semoga, kelak anak-anak kita menjadi pewaris yang membawa cahaya tauhid dalam kehidupan mereka.

Sabtu, 20 Januari 2024

Pentingngnya Kerjasama Luar Negeri Dalam Kajian Islam

PPRU 1 Fiqh | Kerja sama antarnegara memiliki peran penting dalam ajaran Islam, dengan pandangan bahwa semua manusia adalah bersaudara dan umat Islam harus saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan. Profesor Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa dalam Islam, hubungan luar negeri mirip dengan pemahaman negara modern, dengan tujuan mencapai cita-cita kemanusiaan yang luhur di bawah naungan keamanan dan perdamaian.

Islam mendorong kemerdekaan internal dan eksternal serta kerja sama dengan negara lain untuk kebaikan umat manusia. Konsep ini ditemukan dalam pandangan Islam tentang hubungan internasional, di mana Islam mencoba menemukan keseimbangan antara tuntutan realitas dan idealisme prinsip. Islam mengajarkan untuk tidak mengabaikan kondisi dunia internasional, sambil tetap menjalankan tugas dakwah dan menegakkan prinsip-prinsipnya.

Rasulullah saw, sebagai contoh, mengambil langkah berani dalam hubungan internasional saat mengirim utusan ke berbagai negara untuk memperkenalkan Islam. Dalam konteks modern, kerja sama antarnegara semakin penting, mengingat tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan terorisme.

Dalam Al-Qur'an, Allah menekankan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk suku bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal, dengan ketakwaan sebagai penentu keutamaan. Islam mengajarkan tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa, sambil melarang tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.

Islam mencabut akar-akar kedengkian dan kebencian antarmanusia, menggantinya dengan semangat cinta kasih, persaudaraan, dan persatuan. Pentingnya kerja sama antarnegara menjadi urgensi dalam mencapai perdamaian dan kesejahteraan dunia, sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Kerjasama antarnegara juga dilihat sebagai bentuk pelaksanaan nilai-nilai Islam yang mendorong umat manusia untuk saling mencintai, menghormati, dan bekerja sama. Islam tidak hanya menekankan perdamaian, tetapi juga semangat cinta kasih, persaudaraan, dan persatuan antar umat manusia.

Dengan pandangan Islam yang mengedepankan kerja sama, tolong-menolong, dan perdamaian, kerjasama antarnegara di era modern menjadi suatu keharusan. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan umat manusia untuk bekerja sama menciptakan dunia yang damai, adil, dan sejahtera.

Kamis, 18 Januari 2024

KH. Miftahul Akhyar, Rais 'Aam PBNU, Menegaskan Pentingnya Husnudzon saat Menghadapi Musibah

PPRU 1 News | Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftahul Akhyar, memberikan penekanan pada pentingnya memiliki sikap berprasangka baik (husnudzon) ketika dihadapkan pada berbagai musibah. Hal ini disampaikannya pada Rabu, 17 Januari 2024, pukul 16:00 WIB.

Dalam penjelasannya, Kiai Miftahul Akhyar mengajak masyarakat untuk berpikir positif dan memandang segala peristiwa dengan sikap optimis. Dia menekankan bahwa bersamaan dengan prinsip husnudzon, introspeksi diri juga perlu dilakukan.

Pada kesempatan tersebut, Rais 'Aam PBNU menggambarkan pengalaman pribadinya terkait kecelakaan yang menimpanya pada 12 Agustus 2021. Kejadian tersebut melibatkan mobil Kiai Miftahul Akhyar di Jalan Tol Semarang-Solo Kilometer 462.800 Jalur A, Desa Beji, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Menurut Kiai Miftahul Akhyar, kecelakaan tersebut menjadi peringatan bagi dirinya yang pada saat itu tengah sibuk meskipun dalam situasi pandemi. Dia menilai bahwa peristiwa tersebut menjadi ajakan untuk beristirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

"Saat itu saya anggap peringatan. Kecelakaan itu terjadi karena selama pandemi, saya sering bolak-balik Surabaya-Jakarta dengan mobil," ungkapnya kepada NU Online pada Selasa (16/01/2024).

Ketika kecelakaan terjadi, mobil Kiai Miftah melaju dari arah Semarang menuju Solo. Namun, situasi berubah tiba-tiba ketika truk di jalur kiri mengerem mendadak setelah memberi isyarat lampu untuk mendahului. Tabrakan pun tak terhindarkan, terjadi pada pukul 06.15 WIB.

Rais 'Aam PBNU menjelaskan bahwa kecelakaan tersebut menjadi refleksi bahwa meskipun banyak orang berdiam diri di rumah selama pandemi, namun beberapa individu, termasuk dirinya, masih melaksanakan tugas di luar. Kecelakaan tersebut dianggap sebagai pengingat agar tidak terlalu aktif di luar rumah.

Akibat musibah tersebut, Kiai Miftahul Akhyar mengalami luka lecet pada lutut kaki kanan dan kiri, serta sesak dada sebelah kanan. Sopir mobil yang bernama Indra juga mengalami luka nyeri pada pergelangan tangan kanannya. Keduanya kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salatiga untuk mendapatkan perawatan.

Peristiwa kecelakaan yang melibatkan tokoh publik ini menarik perhatian banyak orang, khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU). Banyak yang mengungkapkan keprihatinan dan kekhawatiran terhadap kondisi Kiai Miftahul Akhyar setelah melihat kerusakan yang cukup parah pada bagian depan mobil yang ditumpanginya.

"Saat pertama seminggu pasca-kecelakaan, saya tidak berani ketawa dan batuk. Sakitnya luar biasa," ungkap Kiai Miftahul Akhyar. Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga dan menciptakan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan, terutama dalam menjalani mobilitas tinggi di tengah pandemi.

Peristiwa ini juga menciptakan banyak komentar dan perbincangan di kalangan masyarakat, mengingat sosok Kiai Miftahul Akhyar yang merupakan tokoh yang dikenal banyak orang.

Sabtu, 13 Januari 2024

Ini Dia yang Harus Dilakukan Saat Nyeri Punggung Bawah

PPRU 1 Health | Nyeri punggung bawah dapat menjadi masalah umum dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil saat mengalami nyeri punggung bawah

1. Istirahat dan Hindari Aktivitas Yang Membebani

   - Beri waktu bagi tubuh untuk pulih dengan istirahat. Hindari aktivitas atau posisi yang dapat memperparah nyeri.

2. Penggunaan Panas atau Dingin

   - Kompres panas atau dingin dapat membantu meredakan nyeri. Gunakan bantal pemanas atau kantung es pada area yang terasa sakit.

3. Pijatan atau Terapi Fisik

   - Pijatan lembut atau terapi fisik dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan meningkatkan fleksibilitas.

4. Penggunaan Obat Pereda Nyeri

   - Konsumsi obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen sesuai dosis yang disarankan dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan.

5. Pertahankan Postur Tubuh yang Baik

   - Pastikan postur tubuh saat duduk atau berdiri adalah yang baik. Gunakan kursi yang mendukung punggung dan pastikan meja kerja berada pada tinggi yang tepat.

6. Latihan Fleksibilitas dan Kekuatan

   - Lakukan latihan yang meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot punggung, seperti yoga atau senam punggung.

7. Koreksi Posisi Tidur

   - Jika nyeri punggung terjadi saat tidur, pertimbangkan untuk mengubah posisi tidur atau menggunakan bantal yang mendukung.

8. Pengurangan Berat Badan

   - Jika berat badan berlebih, upayakan untuk menguranginya. Berat badan ekstra dapat menambah tekanan pada tulang belakang.

9. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan

   - Jika nyeri punggung berlanjut atau memburuk, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli terapi fisik untuk penanganan lebih lanjut.

10. Latihan Reguler

    - Aktivitas fisik yang teratur, seperti berjalan atau berenang, dapat membantu menjaga kekuatan dan fleksibilitas punggung.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu mungkin merespons berbeda terhadap strategi pengelolaan nyeri punggung. Jika nyeri persisten atau memburuk, penting untuk mendapatkan evaluasi medis lebih lanjut.

Jumat, 12 Januari 2024

Puasa Rajab 2024 Dimulai Besok: Niat, Waktu Utama, dan Keutamaannya

PPRU 1 Rajab | Pada Sabtu, 13 Januari 2024, umat Muslim di Indonesia akan memasuki bulan Rajab 1445 Hijriah. Puasa Rajab merupakan salah satu ibadah yang dilakukan selama bulan Rajab, yang merupakan bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah. Berikut ini informasi terkait puasa Rajab, termasuk niat, waktu utama, dan keutamaannya:

Niat Puasa Rajab

- Niat puasa Rajab bisa dilafalkan pada malam hari hingga sebelum masuk waktu imsak.

- Niat tersebut dapat diucapkan secara lisan maupun dalam hati.

- Niat puasa Rajab pada malam hari:

"نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى"

Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillâhi ta'âlâ

Artinya: "Aku berniat puasa Rajab, sunnah karena Allah ta'âlâ."

- Jika seseorang lupa niat pada malam hari, niat juga dapat dibaca pada siang hari dengan ucapan:

"نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا الْيَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى"

Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i syahri rajaba lillâhi ta'âlâ

Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulan Rajab hari ini, sunnah karena Allah ta'âlâ."

Waktu Utama Puasa Rajab

- Waktu yang diutamakan untuk puasa Rajab adalah pada ayyamul bidh atau pertengahan bulan.

- Puasa juga dapat dilakukan setiap hari Senin, Kamis, dan Jumat, atau secara selang-seling, satu hari berpuasa, satu hari tidak, sepanjang bulan Rajab.

Keutamaan Puasa Rajab

- Puasa Rajab memiliki keutamaan khusus, seperti yang diungkapkan oleh Imam al-Ghazali.

- Imam al-Ghazali menyampaikan bahwa satu hari puasa Rajab lebih utama dibandingkan berpuasa 30 hari pada bulan lain.

- Ganjaran pahala untuk setiap hari puasa Rajab mencapai sebesar ibadah 900 tahun.

Dengan demikian, umat Muslim di Indonesia diharapkan dapat menjalankan puasa Rajab dengan niat yang tulus, mengamalkan ibadah pada waktu yang diutamakan, dan meraih keutamaan yang terkandung dalam pelaksanaan puasa ini.

Terungkap! Ini dia Doa yang Dipanjatkan Rasulullah Saat Masuk Bulan Rajab

PPRU 1 Rajab | Pada tanggal 22 Januari 2023, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) merilis data hilal bulan Rajab 1444 H. Data ini menunjukkan kemungkinan besar hilal terlihat, dan apabila terlihat, umat Islam di Indonesia dianjurkan untuk memasuki bulan Rajab. Berikut adalah informasi terkait dengan data hilal dan doa yang dipanjatkan Rasulullah saat memasuki bulan Rajab:

Data Hilal Bulan Rajab 1444 H

- LF PBNU merilis data hilal bulan Rajab pada tanggal 22 Januari 2023.

- Kemungkinan besar hilal terlihat berdasarkan ketinggian dan elongasi hilal yang memenuhi imkan rukyah (visibilitas).

- Konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Ahad Pon, 22 Januari 2023, pukul 03:54:06 WIB.

- Lama hilal terjadi selama 37 menit 06 detik, dengan kedudukan hilal berada pada 1 derajat 50 menit 15 detik selatan matahari dalam keadaan miring ke selatan.

Doa Rasulullah Saat Memasuki Bulan Rajab

Rasulullah saw memberikan contoh doa yang dapat dipanjatkan saat memasuki bulan Rajab. Doa tersebut sebagai berikut:

"Allahumma barik lana fi Rajaba wa Sya'ban wa ballighna Ramadan."

Artinya: "Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban, dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadan."

Anjuran Perbanyak Amalan di Bulan Rajab

- Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan, termasuk puasa, dzikir, dan doa di bulan Rajab.

- Bulan Rajab dianggap sebagai salah satu bulan haram, di mana umat Islam dilarang mengadakan peperangan.

- Selain itu, umat Islam disunnahkan untuk memanjatkan doa khusus memohon berkah dan keberkahan di bulan Rajab.

Dengan demikian, umat Islam di Indonesia diminta untuk menyambut bulan Rajab dengan hati yang tulus dan meningkatkan kualitas ibadah serta amalan-amalan kebaikan.

Nasihat Habib Muhammad Tentang Amalan Bulan Rajab

PPRU 1 Rajab | Pada tanggal 23 Maret 2018, dalam pengajian memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW di masjid Al Mukaromah Islamic Center Brebes, Habib Muhammad bin Yahya dari Indramayu memberikan pencerahan mengenai amalan-amalan yang dianjurkan selama bulan Rajab. Bulan ini dianggap sebagai bulan yang mulia dan penuh keberkahan, sehingga banyak amalan dapat dilakukan untuk mendapatkan kebaikan.

Amalan Istighfar

Habib Muhammad menekankan pentingnya membaca istighfar secara berlebihan. Hal ini disarankan untuk menjaga hati agar tetap lembut dan tidak keras. Amalan istighfar juga dianggap mampu mengangkat kesulitan hidup, dan bulan Rajab diidentifikasi sebagai bulan istighfar yang diampuni Allah, seberapa pun banyaknya dosa yang dilakukan.

Pelaksanaan Sholat

Bulan Rajab dianggap sebagai bulan di mana perintah sholat diturunkan. Oleh karena itu, Habib Muhammad mengingatkan umat Islam untuk tidak meninggalkan sholat sebagai ibadah istimewa. Sholat diidentifikasi sebagai penolong yang penting, dan umat Islam diminta untuk memperhatikan kewajiban ini dengan sungguh-sungguh.

Menjauhi Maksiat

Habib Muhammad menyoroti pentingnya menjauhi maksiat selama bulan Rajab. Beliau memberi nasihat khusus kepada para ibu yang suka berantem dengan suami, agar tidak melakukannya di bulan Rajab. Kesucian dan ketakwaan diidentifikasi sebagai kunci menuju surga, dan menjauhi maksiat menjadi langkah penting untuk mencapai hal tersebut.

Memperbanyak Shodaqoh

Habib Muhammad juga menekankan pentingnya memperbanyak shodaqoh selama bulan Rajab. Shodaqoh dianggap sebagai cara untuk mendapatkan berkah, dan umat Islam diajak untuk bersikap optimis. Orang yang baik dan melaksanakan amal shaleh diyakini akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat.

Kesimpulan

Nasihat bijak dari Habib Muhammad mengenai amalan-amalan bulan Rajab memberikan panduan praktis bagi umat Islam untuk memperdalam spiritualitas mereka selama bulan yang penuh berkah ini. Pesan optimismenya juga menjadi pengingat bahwa bulan Rajab adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki kualitas hidup secara holistik.

Amalan Bulan Rajab: Nasihat Bijak Kiai Chalwani Untuk Para Nahdliyyin

PPRU 1 Rajab | Pada tanggal 28 Maret 2017, Kiai Chalwani dari Pesantren An-Nawawi Purworejo memberikan pengingat dan nasihat bijak kepada Nahdliyin mengenai amalan yang dianjurkan selama bulan Rajab. Bulan ini, yang merupakan bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah, tidak hanya menjadi momen peringatan Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW, tetapi juga memiliki banyak keutamaan.

Keutamaan Bulan Rajab

Menurut Kiai Chalwani, bulan Rajab memiliki keutamaan tertentu yang patut dihargai. Salah satu momentum penting adalah malam Rabu Pon, tanggal 1 Rajab (28 Maret 2017). Pada malam tersebut, umat Islam diingatkan untuk memperbanyak dzikir dan amalan-amalan kebaikan seperti membaca tahlil, tashbih, hauqalah, dan lainnya.

Puasa Sunah di Bulan Rajab

Kiai Chalwani juga menyoroti keutamaan puasa sunah di bulan Rajab. Beliau menyebutkan empat hari khusus yang memiliki keistimewaan tersendiri:

  1. Puasa tanggal 1 Rajab dapat melebur dosa selama tiga tahun.
  2. Puasa tanggal 2 Rajab dapat melebur dosa selama dua tahun.
  3. Puasa tanggal 3 Rajab dapat melebur dosa selama satu tahun.
  4. Puasa satu hari di bulan Rajab, selain tanggal 1, 2, dan 3, dapat melebur dosa selama satu bulan.

Pesan Kiai Chalwani

Kiai Chalwani berharap kepada alumni dan kaum muslimin umumnya agar saling mengingatkan dan menyebarkan kebaikan, terutama terkait amalan-amalan dalam Islam. Pesannya mencerminkan semangat kebersamaan dan kepedulian dalam menjalani bulan Rajab.

Kesimpulan

Amalan-amalan yang dianjurkan selama bulan Rajab merupakan bagian dari upaya umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah. Nasihat bijak dari Kiai Chalwani menjadi pengingat bagi Nahdliyin untuk memanfaatkan kesempatan berharga dalam meningkatkan ketaatan dan kebaikan selama bulan yang penuh berkah ini.

Bulan Rajab: Larangan dan Signifikansinya

PPRU 1 Fiqh | Bulan Rajab dalam kalender Islam memiliki kedudukan yang istimewa dan sakral. Tulisan ini akan membahas signifikansi bulan Rajab, larangan untuk tidak melakukan perbuatan yang salah selama bulan ini, dan pentingnya menghindari dosa sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai suci yang terkandung di dalamnya.

Kesucian Bulan Rajab

Bulan Rajab dianggap sebagai salah satu bulan yang sangat diagungkan dalam Islam. Keistimewaannya terkait erat dengan statusnya sebagai bulan haram, bersama dengan bulan-bulan suci lainnya seperti Zulqa'dah, Zulhijjah, dan Muharram. Allah sendiri menyatakan dalam Al-Qur'an bahwa ada empat bulan haram, di antaranya adalah Rajab. Kesucian bulan ini juga menjadi awal yang ditunggu-tunggu untuk menyongsong bulan-bulan mulia berikutnya, yaitu Sya'ban dan Ramadhan.

Larangan Menzalimi Diri Sendiri

Dalam artikel ini, ditekankan larangan Allah kepada umat manusia untuk tidak merusak nilai-nilai kemuliaan bulan haram, termasuk bulan Rajab, dengan cara menzalimi diri sendiri. Menzalimi diri sendiri, menurut penafsiran ulama, merujuk pada tindakan merusak kemuliaan bulan tersebut dengan melakukan maksiat dan meninggalkan ketaatan. Ini karena pada bulan haram, baik amal kebaikan maupun kejelekan memiliki penggandaan yang lebih besar oleh Allah.

Penafsiran Ulama

Imam Abu Muhammad al-Husain bin Mas’ud al-Baghawi menjelaskan bahwa larangan menzalimi diri sendiri dalam konteks ini adalah dengan tidak merusak kemuliaan bulan haram, seperti melakukan maksiat dan meninggalkan taat. Begitu juga, Imam Ibnu Abbas menyatakan bahwa menzalimi diri sendiri mencakup menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, seperti merampok.

Alasan di Balik Larangan

Syekh Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili memberikan alasan di balik larangan Allah untuk melakukan perbuatan zalim pada bulan Rajab. Menurutnya, bulan haram memiliki nilai-nilai sakralitas dan identitas dengan kemuliaan yang tidak dapat ditemukan pada bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, semua balasan dari amal kebaikan dan kejelekan dilipatgandakan oleh Allah pada bulan-bulan tersebut.

Kesimpulan

Bulan Rajab, sebagai salah satu bulan haram yang diagungkan oleh Allah, memerlukan kesadaran dan kepatuhan dari umat Islam. Penting untuk memahami larangan untuk tidak menzalimi diri sendiri selama bulan ini, dengan fokus pada amal kebaikan dan ketaatan. Dengan menjalani bulan Rajab dengan semangat untuk meningkatkan spiritualitas ibadah kepada Allah, umat Islam dapat menghormati apa yang diagungkan oleh-Nya. Peningkatan amal baik dan penghindaran dari maksiat akan memperkuat nilai-nilai kesucian bulan Rajab.

Sabtu, 06 Januari 2024

Daftar 5 Aplikasi Pengingat Salat

PPRU 1 Tips | Pentingnya menjaga koneksi spiritual dan menjalankan ibadah dalam rutinitas sehari-hari mendorong pengembangan berbagai aplikasi yang mendukung praktik keagamaan. Dengan teknologi modern, umat Islam dapat dengan mudah mengakses sumber-sumber spiritual dan alat bantu ibadah langsung dari perangkat mobile mereka. Berikut adalah beberapa aplikasi yang dapat membantu mengingatkan waktu salat hingga menunjukkan arah kiblat, memfasilitasi perjalanan rohaniah mereka.

1. Al-Quran Indonesia

   Aplikasi ini menjadi panduan digital bagi umat Islam dengan menyajikan teks Al-Quran lengkap dengan terjemahan Bahasa Indonesia dan audio mp3 murattal untuk setiap surah. Kelebihan lainnya adalah kemampuan untuk membaca Al-Quran secara offline dan antarmuka yang ramah pengguna, menjadikannya pilihan utama bagi yang mencari kenyamanan dalam membaca aksara suci.

2. Muslim Go

   Dikembangkan oleh anak bangsa, Muslim Go tidak hanya menyediakan bacaan Al-Quran tetapi juga berfungsi sebagai pengingat waktu berbuka, sahur, dan imsak. Fitur suara azan yang dapat diatur memastikan pengguna menjalankan salat tepat waktu. Tambahan tasbih digital juga membantu pengguna dalam menghitung zikir mereka.

3. SalatKu

   SalatKu tidak hanya menjadi pengingat azan dan alarm, tetapi juga menyajikan kompas kiblat, kutipan-kutipan islami, dan penghitungan jadwal salat yang akurat. Dengan fitur-fitur ini, pengguna dapat menjalankan ibadah dengan lebih teratur dan penuh kesadaran.

4. Usholli

   Aplikasi ini mengandalkan data jadwal salat yang sesuai dengan Kementerian Agama RI. Dengan notifikasi yang dapat diatur, Usholli membantu pengguna untuk tetap terhubung dengan waktu salat mereka bahkan dalam kesibukan sehari-hari.

5. i-Qibla

   Bagi pengguna iOS, i-Qibla memberikan pengalaman unik dengan penunjuk arah kiblat yang mudah diakses. Selain itu, fitur-fitur seperti membaca Al-Quran, waktu sholat, doa, tasbih digital, dan adzan menambah dimensi keagamaan pada perangkat mobile.

Dengan berbagai aplikasi ini, umat Islam dapat memanfaatkan teknologi untuk memperkaya pengalaman ibadah mereka dan tetap terhubung dengan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.

Jumat, 05 Januari 2024

Kisah Anak Muslim: Nabi Nuh dan Bahteranya

PPRU 1 Berkisah | Di sebuah zaman yang dipenuhi dengan maksiat dan penyembahan berhala, hiduplah seorang nabi yang mulia, Nabi Nuh. Allah memilihnya sebagai rasul untuk membimbing umat manusia yang terperangkap dalam kegelapan moral dan spiritual. Meskipun Nabi Nuh dengan penuh tekun dan kasih, berusaha menyampaikan ajaran tauhid dan kepatuhan kepada Allah kepada kaumnya, sayangnya, hanya sedikit yang mendengarkan.

Mendapati ketidakpatuhan dan keengganan kaumnya untuk bertaubat, Allah memberikan wahyu kepada Nabi Nuh untuk memperingatkan akan azab yang akan menimpa mereka. Dengan sabar dan kesabaran, Nabi Nuh menyampaikan dakwahnya selama berabad-abad, namun tanggapan masih minim. Allah kemudian memerintahkan Nabi Nuh untuk membangun bahtera yang besar sebagai satu-satunya tempat perlindungan dari banjir besar yang akan datang.

Dengan penuh iman dan tekun, Nabi Nuh mematuhi perintah Allah dan membangun bahtera tersebut. Saat banjir yang dahsyat datang, bahtera itu menjadi satu-satunya tempat perlindungan bagi Nabi Nuh, pengikutnya, dan berbagai macam makhluk yang Allah amanahkan. Banjir itu membawa azab kepada kaum yang tidak beriman, sementara bahtera itu menjadi simbol keselamatan dan kepatuhan.

Setelah berhari-hari air bah melanda bumi, banjir pun mereda. Bahtera mendarat di suatu tempat yang tinggi, dan Nabi Nuh bersyukur kepada Allah atas keselamatan yang diberikan. Allah menjadikan Nabi Nuh sebagai "pendiri umat" baru, memberikan petunjuk hidup baru kepada keturunannya. Kisah Nabi Nuh mengajarkan kepatuhan kepada perintah Allah, kesabaran dalam berdakwah, dan keyakinan bahwa Allah selalu melindungi hamba-Nya yang taat. Nabi Nuh, dengan hati penuh iman, membawa cahaya di tengah kegelapan moral, menjadi teladan bagi generasi-generasi berikutnya.

Kamis, 03 April 2014

eL-Bayan : Mungkinkah Saat ini Umat Islam Dipimpin Khalifah Tunggal

Mungkinkah Saat ini Umat Islam
Dipimpin Khalifah Tunggal
"Kritik Atas Pemikiran Taqiyuddin an-Nabhaniy, Pendiri HT (Hizbut Tahrir)"
* Abd Rasyid S.Pd.I

Syaikh Taqiyyuddin  al-Nabhani, (pendiri Hizbut Tahrir) dilahiran  didesa Ijzim, Haifa, Palestina, ‎tahun 1909. Beliau menamatkan pendidikan dasarnya didaerah kelahirannya, setelah itu beliau ‎melanjutkan pengembaraan studinya ke al-Azhar dan Darul Ulum Mesir. Pada tahun 1953  ‎Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani mendirikan sebuah partai politik yang dinamai dengan Hizbut ‎Tahrir.  Gerakan ini menitik beratkan perjuangan membangkitkan umat di seluruh dunia untuk ‎mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Khilafah Islamiyah

Selasa, 18 Maret 2014

eL-Bayan : Wahhabi Berbaju Salafi ?

eL-Bayan : Wahhabi Berbaju Salafi ?
Download eL-Bayan Edisi I, /J. Ula/ 35
Perlu ditekankan, pengaruh gerakan wahhabi saat ini bukan hanya diranah regional, namun gerakan tersebut juga telah menjelma menjadi organisasi lintas negara (Transnasional), gaya dakwah memiliki ciri khas keagamaan, telah banyak menghipnotis masyarakat khususnya masyarakat Indonesia. Dengan dalih kembali kepada al-Quran dan al-Hadith, gerakan ini memunculkan banyak issu kegamaan.  Realitas ini, seyogyanya dapat ditanggapi dengan serius, karena kerap kali menjadi pemicu perpecahan antar sesama umat Islam, dan dendam tak terselesaikan.