Selasa, 05 September 2023

Kyai Yahya, Santri dan Sulutan Rokok di Tangan

 

PPRU 1 News | Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra Divisi Ubudiyah mengundang Dr. KH. Muhammad Adib Mursyid untuk memberikan mauidzoh hasanah pada Senin, 4 September 2023 di musala Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra sebagai alternatif bimbingan ibadah yang biasa dilakukan pada setiap malam Selasa.

Dalam kesempatan tersebut, salah satu keluarga ndalem yang menjabat sebagai Rektor IAI Al-Qolam Malang tersebut menyampaikan akan pentingnya bercanda dalam kehidupan sehari-hari. “Tetapi jangan sampai membayangkan bahwa bercanda itu hanya yang urakan itu karena bercanda itu cakupannya luas,

Foto: Gus Adib dalam memberikan Mauidzhoh Hasanah

Ada banyak sekali contoh dari masyayikh kita yang walaupun beliau-beliau sudah lanjut usia dan mempunyai wibawa, beliau tidak lepas dari kebiasaan bercanda,” papar beliau melanjutkan.

Beliau lantas menyebutkan contoh bagaimana KH. Yahya, pendiri PP. Raudlatul Ulum 1 dalam bercanda dengan santrinya.

“Suatu hari, kira-kira pada tahun 60-an, di  tahun itu, Kiai masih sehat dan bangunan pondokpun juga baru jadi. Pondok belum ada listrik pada waktu itu. Karena pada tahun 60-an itu, listrik kan belum masuk ke desa-desa. Di Desa Ganjaranpun masih menggunakan lampu strongking.

Jadi pada saat itu, ketika beliau hendak membangunkan santri di jam 3 pagi, ada salah satu santri yang bangun dan melihat keberadaan Kiai. Tetapi yang anak santri itu lihat bukan Kiai. Karena pada waktu kondisi pondok memang gelap. Yang santri itu lihat adalah seseorang dengan sulutan rokok yang ada di tangannya.

Senin, 04 September 2023

Mauidzoh Hasanah di PPRU 1 Putra, Gus Adib: Santri itu Harus Bercanda!

PPRU 1 News | Div. Ubudiyah PP. Raudlatul Ulum 1 Putra mengundang Dr. KH. Muhammad Adib Mursyid pada Senin, 4 September 2023 untuk memberikan mauidzoh hasanah kepada para santri di musala PP. Raudlatul Ulum 1 Putra.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor IAI Al-Qolam Malang tersebut menyampaikan akan pentingnya bercanda dalam kehidupan sehari-hari. “tetapi jangan sampai membayangkan bahwa bercanda itu hanya yang urakan itu, ya. Karena bercanda itu cakupannya luas” dawuh beliau dalam menstimulus para santri.

Foto: Dr. KH. Adib dalam memberikan Mauidzoh Hasanah

Dalam kemepatan tersebut, beliau menyebut beberapa gaya bercanda ulama terdahulu. Mulai dari KH. Zainulloh (Mursyid tarikat An-Naqsabandiyah), KH. Wahab Hasbullah (salah satu pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama’) hingga yang termuda, KH. Abdurrahman Wahid (Presiden ke-4 Republik Indonesia dan Ketua PBNU)

“Jadi dahulu itu,” mulai beliau dalam bercerita, “Kiai Yahya itu pernah diundang oleh salah satu alumni yang berdomisili di salah satu kampung di Desa Ganjaran yang berbatasan dengan Desa Putuk Rejo. Hampir semua Kiai yang ada di Ganjaran itu diundang. Mulai dari Kiai Zainullah, Kiai Fudholi, Kiai Abbas, Kiai Muhammad, Kiai Qosim, Kiai Dumyati dan Kiai Ismail.

Nah, Kiai Zain kan yang paling sepuh, jadi ada di tengah. Pada waktu itu, oleh tuan rumah, disediakan satu ayam panggang utuh. Selain itu, tuan rumah menyediakan ayam yang di masak kuah kare.

Ketika itu, ketika tahlil dan doa sudah dibacakan, Kiai Zain itu menggeliat. “Ayo, Sul!” ucap Kiai Zain pada Sulhan, salah satu khadim-nya, “Saya sakit semua ini. Samean ambilkan kantung plastik, sul. Bawa ayam panggang utuh itu! Ayo, pulang, yuk!” Kiai yang lainpun kaget dengan merespon “Loh! Ayam utuhnya dibawa!”

Ketika Kiai Zain sudah berada di atas motor untuk pulang, salah satu kiai mengejar. “Bagi sedikitlah, kiai!” pinta kiai yang mengejar itu.

Kamis, 17 Agustus 2023

Menjadi Inspektur Upacara, Gus Syarif Berpesan Ini Kepada Santri!

 

PPRU 1 News | Kamis, 17 Agustus 2023 PPRU 1 Putra sukses menggelar Upacara Bendera di halaman Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh santri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra dari berbagai jenjang pendidikan. Acara tersebut juga dihadiri oleh seluruh Dewan Guru Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra dan seluruh Pengurus Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra. 


Secara
khusus dipilih Ananda M. Fathuna Muhibbur Rouf sebagai Komandan Upacara, Alfin Trio Saputra, Farhan Abbas dan Ahmad Fawaid sebagai Pembawa Bendera Merah Putih, Muhammad Hidayatullah sebagai Protokol Upacara dan Gus Syarif Hidayatullah sebagai Inspektur Upacara

Dalam kesempatan tersebut, keluarga ndalem yang menjadi lulusan Kampus Al-Hikam tersebut menyampaikan beberapa hal. Salah satu yang menjadi titik tekan beliau dalam menyampaikan adalah tentang bagaimana cara kita memaknai hari kemerdekaan ini.

Dalam penyampaian amanahnya, beliau mengingatkan bahwa betapa pentingnya kemerdekaan ini bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Beliau memutar sejarah bagaimana sulitnya melakukan kegiatan apapun ketika di masa penjajahan. “Tentu kita tidak akan bisa berkumpul di pesantren seperti saat ini jika hari ini kita masih di jajah,” lanjut beliau dalam menyampaikan.

Lantas beliau menyampaikan bahwa dalam konteks hari ini, menyukuri dan menghargai kemerdekaan bukanlah dengan turun ke medan perang, melainkan berperang dengan diri sendiri dengan cara belajar. “Tentu cara kita menyukuri dan menghargai kemerdekaan ini bukan lagi dengan berperang. Cara menghargai kita adalah dengan kita harus belajar dengan sungguh,” demikianlah Gus Syarif mengungkapkannya bagaimana seharusnya menyukuri hari kemerdekaan ini[].

*Oleh: Muhammad Farhan (Tim Media PP. Raudlatul Ulum 1 Putra)

Rabu, 16 Agustus 2023

Hebat! Komandan Upacara Tampil Beda Pada Upacara Kali Ini

 

PPRU 1 News | Kamis, (17/8) PPRU 1 Putra sukses menyelenggarakan upacara bendera di halaman Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra. Acara yang di ikuti oleh segenap santri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra dari berbagai jenjang pendidikan tersebut di ikuti juga oleh segenap dewan guru Madrasah Diniah Raudlatul Ulum 1 Putra dan Segenap Pengurus Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra.


Sebagaimana acara peringatan kemerdekaan pada umumnya, acara tersebut di mulai dengan pembacaan protokol upacara tentang peringatan hari kemerdekaan ke-78 Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya, acara tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Mulai dari perapian komandan kompi pada barisan kompinya hingga pembacaan doa.

Dalam acara tersebut, ananda M. Fathuna Muhibbur Rouf terpilih sebagai komandan upacara, Alfin Trio Saputra, Farhan Abbas dan Ahmad Fawaid sebagai paskibra dan Muhammad Hidayatullah sebagai protokol upacara.

Tak seperti biasanya, pada upacara kali ini, komandan upacara yang bertindak menggunakan tongkat pramuka dalam pelaksanaan tugasnya. “Karena pedang sebagaimana yang biasa dilakukan di Istana Presiden tidak ada, maka tongkat menjadi pilihannya,” jawab pria yang biasa dipanggil Muhib tersebut ketika ditanya mengapa menggunakan tongkat.

Sebagai inspektur upacara sekaligus penyampai amanah, Gus Muhammad Syarif Hidayatullah berpesan kepada peserta upacara agar senantiasa menjaga kemerdekaan ini dengan cara mensyukurinya. “Dalam konteks ini, kita mensyukurinya dengan cara kita sendiri,” Imbuh keluarga ndalem lulusan Kampus Al-Hikam Malang tersebut.

*Oleh: Muhammad Farhan (Tim Media PP. Raudlatul Ulum 1 Putra)

Senin, 07 Agustus 2023

Menginspirasi! Gus Zamzami: Santri Itu Harus SIAP! Oleh: Muhammad Farhan

 

PPRU 1 News | Divisi Ubudiyah Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra mengundang Gus Muhammad Zamzami Mursyid untuk memberikan mauidzoh hasanah yang menjadi ganti dari kegiatan rutin Praktik Bimbingan Ibadah pada Senin, 6 Agustus 2023 di musala Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Zamzami menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan santri. Mulai dari bahwa santri itu harus mempunyai cita-cita yang tinggi, memperbaik dan memperbagus tulisan, klasifikasi santri yang terbagi menjadi 3; santri sejati, santri gadungan dan santri yang sebenarnya bukan santri. Selain itu, beliau juga menyampaikan pentingnya memilih teman dan sabar dalam menghadapi kehidupan di pondok.

Dalam acara rutinan yang diadakan pada setiap bulan tersebut, Gus Zamzami juga memberikan mauidzoh bahwa santri itu harus SIAP yang lantas beliau jabarkan tentang apa yang dimaksud dari SIAP tersebut.

“Maksudnya S itu adalah sopan santun. Jadi, santri itu harus ber-akhlaqulkarimah,” ucap Beliau dalam mengawali singakatan huruf perhuruf dari SIAP.

Sedangkan maksud dari I itu adalah integritas; shiddiq. Santri itu harus integritas. Salah satu contoh yang beliau paparkan adalah bahwa ketika santri membaca ikrar maka cara untuk mewujudkan keintegritasan tersebut adalah dengan melakukan apa yang tertera pada ikrar santri yang dibaca tersebut. “Jadi integritas itu adalah melakukan apa yang di ucapkan,” lanjut beliau dalam memaparkan maksud dari huruf I.

“A-nya adalah akuntabel. Bahasa Arabnya itu amanah,” sedangkan dalam bagian ini, beliau memaparkan contoh bahwa untuk mempunyai sifat amanah, dalam ruang lingkup santri, adalah dengan mengikuti kegiatan yang ada. “Kalau kalian diberi tanggung jawab, laksanakan!” ucap beliau dalam merumuskan maksud dari singkatan yang ke-3 tersebut.

Sedangkan kepanjangan dari yang P adalah profesional yang kemudian beliau kaitkan dengan klasifikasi 3 santri di atas. “Untuk menjadi profesional, kalau mempunyai pendapat, sampaikan! Asalkan tidak ngawur!”

“Jangan mengandalkan barakah kalau tidak punya ilmu! Tetapi jangan hanya mempunyai ilmu tanpa barakah! Kalau pintar, harus juga diimbangi dengan sopan santun.” pungkas beliau yang kemudian diikuti dengan salam penutup.