Minggu, 04 April 2021

Haflah Akhirussanah yang Penuh Sumringah - Oleh: Muhammad Farhan

 

Tak dapat dielakkan lagi, kata liburan memang banyak disukai oleh kebanyakan lapis kehidupan manusia. Mulai dari para pekerja, ataupun dengan yang lainnya, termasuk juga santri. Ketika pra-acara dimulai dengan pembacaan selawat yang diiringi dengan hadrah habsyi, segenap santri yang kebanyakan hendak akan melakukan liburan turut meluapkan kebahagiaannya dengan ikut berselawat dengan segenap suara.

Gegap gempita terus saja membanjiri Aula Lantai II ketika pembawa acara membacakan siapa saja yang memenangkan perlombaan yang diadakan berhari-hari sebelum acara haflah dilaksanakan. Ada yang hanya bertepuk tangan dan ada pula yang rela mengeluarkan suara kerasnya hanya demi merayakan temannya yang menang. Mereka turut mersakan apa yang temannya rasakan. Gegap gempita itu terus saja membanjiri Gedung Aula seiring dengan serunya suasana persaingan yang ada. Mulai dari cabang lomba yang bersifat rohani seperti Tahfidz Alfiah Ibnu Malik, hingga yang bersifat jasmani seperti bola voli dan tusuk balon.

Akhirnya, gegap gempita itu mulai menyurut tatkala pembawa acara Muhammad Farhan membacakan susunan acara. Dan ketika itu, suasana yang tadinya penuh dengan gegap gempita, kini diganti dengan rasa khidmah. Sambutan pertama disampaikan oleh ketua pelaksana yang dalam hal ini disampaikan oleh Ketua Divisi publikasi Ust. Mukhlis Akmal Hanafi. Sementara sambutan yang kedua disampaikan oleh Kepala Pesantren yang dalam hal ini disampaikan oleh Gus Abdurrohim said.

Suasana khidmah terus saja terasa. Namun ketika pembawa acara memberikan mandat pembacaan para jawara kelas yang akan diberi hadiah kepada panitia ujian Madin (madrasah diniyah), seketika itu riuh aula kembali terdengar dengan tepuk tangan dan sorak sorai para santri. Dan saat ini, gegap gempita para santri kembali mengaung-ngaung diatap aula lantai dua.

Setelah acara penyebutan para jawara kelas sekaligus pemberian hadiah itu telah selesai, acara kembali khidmat ketika panitia acara membacakan satu persatu nama-nama dari para santri yang hendak di Wisuda. Baik yang di wisuda Nadzom Mantiq (Sulamul Munawaroq), ataupun yang di wisuda atas kelulusannya dalam menempuh pendidikan di Madrasah Diniah Raudlatul Ulum 1. Acara seakan terasa lebih kidmat ketika renungan yang dibaca oleh ustad umar menyentuh hati dari para pendengarnya.

Sebagai paripurna, acara yang diprakarsai langsung oleh divisi publikasi itu menutupunya dengan doa-doa. Doa yang pertama dipanjatkan oleh kh. Mukhlis yahya. Doa yang kedua dipanjatkan oleh agus abdurrohman said. Dan doa yang ketiga dipanjatkan oleh kh. Dr. Muhammad adib M. Ag.

Dalam sebelum panjatan doa, para masyaikh tersebut juga tak lupa memberikan arahan demi arahan yang seharusnya dilakukan oleh para santri. Mulai dari kekreatifan, ketekunan hingga menjaga nama baik pondok pesantren yang di implementasikan melalui tingkah laku dalam bermasyarakat.

Demikian. Sekian. Wassalam[].

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: