Selasa, 12 September 2023

Rabo Wekasan, KH. Ahmad Hariri Pimpin Salat Hajat dengan Khusuk

 

PPRU 1 News | Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran menggelar salat hajat bersama di musala Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 dan aula pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra pada Selasa, 12 September 2023.

Selain diikuti oleh santri putra, acara salat hajat itu juga di hadiri oleh santri putri, jamah haji dan masyarakat sekitar. Untuk lokasinya, santri putra berada di musala bersama jemaah haji putra dan jemaah putra, santri putri di aula dan jemaah haji putri beserta masyarakat sekitar di halaman ndalem Nyai. Hj. Mamnunah Yahya.

Foto: Santri saat mendengarkan mauidzhoh dari KH. Ahmad Hariri Yahya

Sebelum salat hajat dimulai, KH. Ahmad Hariri selaku imam memberikan mauidzhoh hasanah terlebih dahului yang kemudian memaparkan bagaimana cara melakukan salat hajat tersebut. Dalam mauidzhohnya tersebut, beliau menyampaikan kepada para santri dan jemaah haji akan pentingnya salat hajat yang akan dilakukannya tersebut bagi kebersihan hati.

Setelah menyampaikan mauidzhoh dan tatacara bagaimana melakukan salat hajat, beliau lantas takbir dengan penuh khidmah yang kemudian diikuti oleh para jemaah. Bahkan dalam beberapa kesempatan dalam salat, beliau sesekali terdengar sesenggukan dan menahan isak tangis. Hal ini terpantau di hampir setiap ketika membaca surah pendek dan ketika sujud.

Setelah 4 rakaat dengan 2 salam selesai, beliau lantas memimpin pemunajatan doa dan wirid-wirid selepas salat hajat tersebut. Diantaranya adalah istigfar, QS. Yasin dan beberapa wirid-wirid lainnya[].

*Oleh: Muhammad Farhan (Tim Media PP. Raudlatul Ulum 1 Putra)

Selasa, 05 September 2023

Kyai Yahya, Santri dan Sulutan Rokok di Tangan

 

PPRU 1 News | Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra Divisi Ubudiyah mengundang Dr. KH. Muhammad Adib Mursyid untuk memberikan mauidzoh hasanah pada Senin, 4 September 2023 di musala Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra sebagai alternatif bimbingan ibadah yang biasa dilakukan pada setiap malam Selasa.

Dalam kesempatan tersebut, salah satu keluarga ndalem yang menjabat sebagai Rektor IAI Al-Qolam Malang tersebut menyampaikan akan pentingnya bercanda dalam kehidupan sehari-hari. “Tetapi jangan sampai membayangkan bahwa bercanda itu hanya yang urakan itu karena bercanda itu cakupannya luas,

Foto: Gus Adib dalam memberikan Mauidzhoh Hasanah

Ada banyak sekali contoh dari masyayikh kita yang walaupun beliau-beliau sudah lanjut usia dan mempunyai wibawa, beliau tidak lepas dari kebiasaan bercanda,” papar beliau melanjutkan.

Beliau lantas menyebutkan contoh bagaimana KH. Yahya, pendiri PP. Raudlatul Ulum 1 dalam bercanda dengan santrinya.

“Suatu hari, kira-kira pada tahun 60-an, di  tahun itu, Kiai masih sehat dan bangunan pondokpun juga baru jadi. Pondok belum ada listrik pada waktu itu. Karena pada tahun 60-an itu, listrik kan belum masuk ke desa-desa. Di Desa Ganjaranpun masih menggunakan lampu strongking.

Jadi pada saat itu, ketika beliau hendak membangunkan santri di jam 3 pagi, ada salah satu santri yang bangun dan melihat keberadaan Kiai. Tetapi yang anak santri itu lihat bukan Kiai. Karena pada waktu kondisi pondok memang gelap. Yang santri itu lihat adalah seseorang dengan sulutan rokok yang ada di tangannya.

Senin, 04 September 2023

Mauidzoh Hasanah di PPRU 1 Putra, Gus Adib: Santri itu Harus Bercanda!

PPRU 1 News | Div. Ubudiyah PP. Raudlatul Ulum 1 Putra mengundang Dr. KH. Muhammad Adib Mursyid pada Senin, 4 September 2023 untuk memberikan mauidzoh hasanah kepada para santri di musala PP. Raudlatul Ulum 1 Putra.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor IAI Al-Qolam Malang tersebut menyampaikan akan pentingnya bercanda dalam kehidupan sehari-hari. “tetapi jangan sampai membayangkan bahwa bercanda itu hanya yang urakan itu, ya. Karena bercanda itu cakupannya luas” dawuh beliau dalam menstimulus para santri.

Foto: Dr. KH. Adib dalam memberikan Mauidzoh Hasanah

Dalam kemepatan tersebut, beliau menyebut beberapa gaya bercanda ulama terdahulu. Mulai dari KH. Zainulloh (Mursyid tarikat An-Naqsabandiyah), KH. Wahab Hasbullah (salah satu pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama’) hingga yang termuda, KH. Abdurrahman Wahid (Presiden ke-4 Republik Indonesia dan Ketua PBNU)

“Jadi dahulu itu,” mulai beliau dalam bercerita, “Kiai Yahya itu pernah diundang oleh salah satu alumni yang berdomisili di salah satu kampung di Desa Ganjaran yang berbatasan dengan Desa Putuk Rejo. Hampir semua Kiai yang ada di Ganjaran itu diundang. Mulai dari Kiai Zainullah, Kiai Fudholi, Kiai Abbas, Kiai Muhammad, Kiai Qosim, Kiai Dumyati dan Kiai Ismail.

Nah, Kiai Zain kan yang paling sepuh, jadi ada di tengah. Pada waktu itu, oleh tuan rumah, disediakan satu ayam panggang utuh. Selain itu, tuan rumah menyediakan ayam yang di masak kuah kare.

Ketika itu, ketika tahlil dan doa sudah dibacakan, Kiai Zain itu menggeliat. “Ayo, Sul!” ucap Kiai Zain pada Sulhan, salah satu khadim-nya, “Saya sakit semua ini. Samean ambilkan kantung plastik, sul. Bawa ayam panggang utuh itu! Ayo, pulang, yuk!” Kiai yang lainpun kaget dengan merespon “Loh! Ayam utuhnya dibawa!”

Ketika Kiai Zain sudah berada di atas motor untuk pulang, salah satu kiai mengejar. “Bagi sedikitlah, kiai!” pinta kiai yang mengejar itu.

Kamis, 17 Agustus 2023

Menjadi Inspektur Upacara, Gus Syarif Berpesan Ini Kepada Santri!

 

PPRU 1 News | Kamis, 17 Agustus 2023 PPRU 1 Putra sukses menggelar Upacara Bendera di halaman Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh santri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra dari berbagai jenjang pendidikan. Acara tersebut juga dihadiri oleh seluruh Dewan Guru Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra dan seluruh Pengurus Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra. 


Secara
khusus dipilih Ananda M. Fathuna Muhibbur Rouf sebagai Komandan Upacara, Alfin Trio Saputra, Farhan Abbas dan Ahmad Fawaid sebagai Pembawa Bendera Merah Putih, Muhammad Hidayatullah sebagai Protokol Upacara dan Gus Syarif Hidayatullah sebagai Inspektur Upacara

Dalam kesempatan tersebut, keluarga ndalem yang menjadi lulusan Kampus Al-Hikam tersebut menyampaikan beberapa hal. Salah satu yang menjadi titik tekan beliau dalam menyampaikan adalah tentang bagaimana cara kita memaknai hari kemerdekaan ini.

Dalam penyampaian amanahnya, beliau mengingatkan bahwa betapa pentingnya kemerdekaan ini bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Beliau memutar sejarah bagaimana sulitnya melakukan kegiatan apapun ketika di masa penjajahan. “Tentu kita tidak akan bisa berkumpul di pesantren seperti saat ini jika hari ini kita masih di jajah,” lanjut beliau dalam menyampaikan.

Lantas beliau menyampaikan bahwa dalam konteks hari ini, menyukuri dan menghargai kemerdekaan bukanlah dengan turun ke medan perang, melainkan berperang dengan diri sendiri dengan cara belajar. “Tentu cara kita menyukuri dan menghargai kemerdekaan ini bukan lagi dengan berperang. Cara menghargai kita adalah dengan kita harus belajar dengan sungguh,” demikianlah Gus Syarif mengungkapkannya bagaimana seharusnya menyukuri hari kemerdekaan ini[].

*Oleh: Muhammad Farhan (Tim Media PP. Raudlatul Ulum 1 Putra)