Rabu, 01 April 2015

Hentikan Menunda, Lakukan Segera

Oleh : Baha’uddin *


“Sikap menunda memang memanjangkan namun sesungguhya sangatlah mematikan” (Asep Wahidin Al-Mufid).

http://www.ppru1.net/
Raih Kesuksesan Sekarang Juga
Sahabat, ketahuilah penyakit yang sangat berbahaya saat ini menjangkit para pemuda adalah penyakit “Menunda”. Menunda memang memanjangkan namun sangat mematikan. Lakukan apa yang bisa kalian lakukan saat ini. Jangan menunda sampai besok! Mumpung muda, lakukan apa yang bisa dilakukan, jangan menunggu tua,kalau tidak anda akan menyesal.

Kita sebagai santri mari kita renungkan, mumpung kita masi muda. Galilah ilmu sedalam mungkin karena semakin tua kesempatan belajar semakin berkurang.kesempatan tidak akan datang dua kali. Gunakanlah waktu sebaik mungkin. Ingat, setiap detik berlalu mengurangi waktu muda.

Rabu, 20 November 2013

SANTRI; Dititipkan atau Dipasrahkan?

Santri Mengaji
Proses pendidikan pondok pesantren sudah berjalan berpuluh dan beratus tahun mengakar erat di Bumi Pertiwi. perannya dalam mengawal kondisi sosial masyarakat Indonesia telah terekam dalam goresan tinta Emas sejarah. Yang awalnya hanya berupa surau (mushalla kecil), dengan lampu seadanya (templek), kegiatan pendidikan mulai diasah oleh seorang kiai, dengan penuh kasih sayang dan harapan. Cepat lambat, proses pembelajaran yang sederhana itu semakin berkembang. Antusias masyarakat terhadap proses pembelajaran sederhana ini dirasa sangat penting dan membawa manfaat yang besar bagi sebuah perubahan masyarakat, ketika seorang murid (santri) itu pulang kerumahnya.

Selasa, 01 Oktober 2013

Hadits Menurut Pandangan Syi'ah

Oleh: Abdurrohim Said

al-Kafi, salah satu kitab Hadits Sekte Syi'ah
 
A.      PROLOG
Al-Hadits adalah salah satu sumber tasyri’ penting dalam Islam. Urgensinya semakin nyata melalui fungsi-fungsi yang dijalankannya sebagai penjelas dan penfasir al-Qur’an, bahkan juga sebagai penetap hukum yang independen sebagaimana al-Qur’an sendiri. Itulah sebabnya, di kalangan Ahl al-Sunnah, menjadi sangat penting untuk menjaga dan “mengawal” pewarisan al-Sunnah ini dari generasi ke generasi. Mereka –misalnya- menetapkan berbagai persyaratan yang ketat agar sebuah hadits dapat diterima (dengan derajat shahih ataupun hasan). Setelah meneliti dan membuktikan keabsahan sebuah hadits secara sanad, mereka tidak cukup berhenti hingga di situ. Mereka pun merasa perlu untuk mengkaji matannya; apakah ia tidak syadz atau mansukh –misalnya-. Demikianlah seterusnya, hingga mereka dapat menyimpulkan dan mendapatkan hadits yang dapat dijadikan sebagai hujjah.

Jumat, 20 Juli 2012

Sekilas Perbedaan Metode Penentuan Awal Bulan

Metode Penentuan Awal Bulan
Perbedaan penentuan awal bulan yang terjadi di Indonesia, pada 2 tahun terakhir ini , bagi sebagian orang dianggap "problem" karena menuai perpecahan, namun bagi sebagian yang lain, justru perbedaan ini seharusnya disikapi lebih dewasa, dan saling pengertian.

Sebelum membahas kedua golongan ini, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu metode dan istilahnya.

Sebenarnya, perbedaan penentuan awal bulan disebabkan berbedanya cara interpretasi (memaknai/ memahami) metode yang dilegalkan dalam syariat Islam.

Senin, 30 April 2012

Bid'ah Hasanah : Bantahan "Klaim" Mengikuti Satu Pendapat

Langsung saja kepada topik masalah, yaitu banyak diantara saudara kita yang masih saja “Mengklaim” saudaranya yang lain, yang mengikuti pendapat bid’ah hasanah diklaim “Pengikut 1 Madzhab”. Baik kiranya kita membeberkan bukti otentik.

Maulid Nabi
Sebelum membahas lebih jauh, maka lebih baik saya uraikan definisi Bid’ah.
Bid’ah  menurut al-Imam Izzuddin Bin Abdissalam (lihat Qawaid al-Ahkam Fi Mashalih al-Anam juz. 2/ hlm 172), dan al-Imam Nawawi (lihat Tahdzibu al-Asma’ wa al-Lughot. Juz 3/hlm 22).
“Mengerjakan sesuatu yang baru yang belum ada pada masa Rasulillah saw”.

Catatan penting. Ini adalah definisi bid’ah secara Bahasa.

Selanjutnya, menurut istilah, seperti yang diutarakan al-Hafidz  Ibnu Hajar al-‘Asqolani (lihat fathul bari Bi Syarhi Bukhori ; Juz 4/ 253)