Senin, 12 Maret 2018

Secarik Kisah di Balik Duka Sore Itu - Alm. KH. Ahmad Sa'id Yahya

Secarik Kisah di Balik Duka Sore Itu - Alm. KH. Ahmad Sa'id Yahya
Oleh: Syifa'ur Romli (Ketua. Dev. Publikasi PPRU 1)
Raudlatul Ulum Berduka - "Beliau (KH. Ahmad Sa'id Yahya) adalah sosok yang ikhlas. Penuh dengan kesederhanaan. Dan InsyaAllah tidak memiliki prasangka buruk terhadap siapapun." Dawuh KH. Madarik Yahya (Adik kandung Alm. KH. Ahmad Sa'id Yahya) dalam mau'idloh kesaksian jenazah sebelum jenazah Kyai dikebumikan.

Kata-kata kesaksian terakhir itu membuat seluruh jamaah sholat jenazah tersentuh hatinya. Suasana isak tangis para santri menjadi lantunan nada kehilangan yang memenuhi seluruh isi masjid As-Syafi'iyah. Kehilangan sosok guru kharismatik yang selalu mengajarkan santrinya betapa arti ikhlas dalam kesederhanaan.

Dalam sakit stadium akhir yang diderita beliau selama hampir tiga minggu, ada beberapa Hikayah penuh hikmah untuk kita petik menjelang akhir hayat beliau kemarin, 12 Maret 2018 tepatnya di Rumah Sakit Umum Dr. Syaiful Anwar, Malang.

Dalam beberapa wawancara yang dilakukan oleh Tim Publikasi terhadap salah seorang santri yang kebetulan bertugas untuk menjaga beliau, didapatlah cerita berikut:

"Pagi itu, selepas melaksanakan ibadah sholat shubuh, Kyai (Sebutan Alm. KH. Ahmad Sa'id Yahya) tak lagi menyenyakan diri untuk tidur. Beliau lebih banyak terduduk dari tidur yang tak sempat beliau pejamkan matanya. Dengan rogohan nafas yang selalu diikuti kata "Laa Ilaaha Illallah, Muhammadun Rasulullah" hanya kata itu yang selalu beliau istiqomahkan semenjak awal sakit yang menyebabkan beliau wafat.

Sebenarnya Kyai sudah direncanakan oleh pihak keluarga untuk dipindahkan ke RSI (Rumah Sakit Isam) Gondanglegi hari itu juga. Dimana semua keperluan sudah dikemas. Dan sayang dengan adanya kabar akan dipindahkannya tersebut, dokter RSSA sudah jarang berkunjung ke kamar dengan berbagai penundaan tatkala hendak dimintai penanganan.

Dengan perasaan kasih sayang, Gus. Abdur Rahman Sa'id (putra beliau) menawarkan untuk memberikan sarapan kepada beliau. Dan hanya satu-dua suap yang beliau dahar. Setelahnya beliau tak lagi berkata apapun melainkan kalimat syahadat.

Pagi tiba berwajah cerah. Seperti biasa, Kyai bertanya mengenai dokter yang biasa merawatnya. "Kemmah dokterah mak lok teng deteng?". Tanya beliau kepada putranya. Tanpa jeda, putra beliau langsung menanyakan terhadap pihak perwat akan permohonan perawatan sedot cairan. Namun, tempolah yang menjadi jawaban. Dengan janji jam 10, kemudian jam 1, kemudian tak datang juga.

Dhuhur telah berlalu, Kyai hanya mau meminum air zam zam seteguk dua teguk. Sedang kalimat Syahadat tiada hentinya terlafal dari kedua bibir lemah beliau. Sampai waktu ashar tiba. Dan beliau melakukan sholat Ashar (Adalah sholat terakhir beliau).

Alm. KH. Ahmad Sa'id Yahya (Tetap Sholat Sekalipun Stadium Akhir)
Selepas menunaikan sholat ashar, nafas beliau semakin tak terkontrol. Sesak yang dideritanya bertambah. Dengan bantuan oksigen masker yang mulai dinaikan jua volumenya, beliau tak lagi mau bertidur lunglai. Nafas beliau sudah terengah. Namun menunjukan sifat ketenangan. Sebab mungkin beliau mengetahui bahwa tamu yang dinanti itu telah datang.

Dalam posisi duduk hampir bersila, beliau dipangku dan dirangkul dari belakang oleh Gus. Syarif Hidayatullah (Putra termuda) serta mulai dibacakan untaian ayat Al-Qur'an oleh Gus. Abdur Rahman Sa'id.

Tak lama dokter datang. Memeriksa keadaan Kyai yang mulai memburuk. "Bapak Sa'id sudah dalam kondisi kritis pak, silakan bapak tuntun". Kata dokter dengan wajah penuh kesesalan dihadapan Ahlul Bait. Dengan adanya vonis dari dokter tadi, pecahlah isak tangis yang sengaja sejak tadi ditahan. Tangis khawatir kehilangan.

Gus. Abdur Rohim (kepala pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra) adalah putra beliau yang ke empat. Pun putra beliau yang sangat tidak tega dengan keadaan Kyai. Kamar 216 ruang Bougenville pecah dengan tuntunan kalimat Syahadat diiringi dengan rintih tangis kesedihan.

Nafas dingin mengucur dari setiap sudut bagian tubuh Kyai, pucat pertanda malaikat maut mulai mengeluarkan ruh beliu dari bagian bawah. Namun sekali lagi kalimat "Laa Ilaaha Illallah, Muhammadun Rasulullah" tiada henti mengalir dari lisan beliau yang penuh ketenangan. Ruh sudah lepas dari separuh badan beliau.

Hingga pada akhirnya lisan beliau yang mulia sudah berwarna kepucatan. Seakan nafas sudah berada di Hulquwm (tenggorokan) dan lafal Syahadat yang setia mengalir dari kedua bibir beliau. Isak tangis tetap tertahan sembari menuntun beliau. Keringat tiada henti mengucur dari sekujur tubuh.

Akhirnya pada jam 05.00, dengan lantunan kalimat "Laa Ilaaha Illallah, Muhammadun Rasulullah", Kiai dinyatakan telah tiada oleh dokter. Dalam posisi duduk penuh ketenangan beliau dirangkul Gus. Syarif Hidayatullah dan dibimbing Gus. Abdur Rahman Sa'id serta di bawah kesaksian putra putri beliau di atas ranjang kamar 216 lantai dua. Isak tangis yang tak terbendungkan lagi pecah ketika jasad beliau dibaringkan.

Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Rojiuun...

Telah berpulang ke Rahmatullah, KH. Ahmad Sa'id Yahya (Putra Alm. KH. Yahya Syabrowi) Senin, 12 Maret 2018 dengan tenang dan Insyaallah Husnul Khotimah.

Hujan turun menagisi bumi di sekitar daerah celaket RSSA Malang. Jenazah beliau tiba di tempat rumah duka jam 08.00. Sirine ambulance yang dari jauh menyala-nyala bergonta ganti seakan adalah gambaran isi hati para Mu'azziyyin yang penuh gejolak kehilangan, penyesalan, kesedihan dan ketabahan waktu itu memadati Raudlatul Ulum 1.

Prosesi pemakaman Alm. KH. Sa'id Yahya
Pada malam itu jua Jenazah Kyai dimandikan serta disholatkan di Masjid As-Syafi'iyah dalam kapasitas penuh jamaah sholat jenazah. Serta langsung dimakamkan bersebelahan dengan makam Alm. Kyai Hamid Khozin (posisi tepat di belakang masjid).

Ribuan Mu'azziyyin dari kalangan kyai, ustadz, santri, alumni serta penduduk desa turut mengiringi serta mengikhlaskan beliau kembali ke rahmatullah. Bahkan alumni serta santri beliau yang belum sempat berdatangan.

Sore yang turut beduka, melemahkan hati yang keras, mengingatkan satu hal bahwa kematian pasti akan bertamu..

Dengan keadaan seluruh wajah berbasah dan lunglai, semua menanggung beratnya kehilangan sosok guru yang penuh kesederhanaan, ketawadhu'an, serta keikhlasan dan kesabaran beliau. Seraya seluruh isi hati memiliki satu harap "Kyai... Akui Aku Sebagai Santrimu..."

Senin, 19 Februari 2018

Pembangunan Pondok Pesantren Putri dibantu 130 Alumni

Pembangunan Pondok Pesantren Putri dibantu 130 Alumni
Sebanyak 130 alumni hadir dalam pembangunan asrama Pondok Putri
Oleh: Syif'ur Romli

PPRU 1 Putri-Bertambah pesatnya jumlah santri putri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran dari tahun ke tahun membuat keadaan asrama santriwati semakin menyesak. Kondisi semacam itu membuat dewan pengasuh harus berfikir kembali untuk kedepannya.

Setelah melakukan banyak pertimbangan, akhirnya dipecahkan beberapa solusi dan jalan keluar antara lain instruksi dari dewan pengasuh KH. Ahmad Hariri Yahya. Yakni menambah unit bangunan untuk digunakan sebagai asrama penginapan pesantren.

Sebenarnya pembangunan asrama baru ini telah dimulai sejak awal bulan Januari. Namun mencapai puncaknya kemarin, (18 Februari 2018). Dengan proses pengecoran yang dihadiri oleh banyak alumni dari masing-masing daerah. Antaranya Sumber Manjing Wetan, Gedangan dan Gondanglegi.

Antusias alumni dalam kerjasama membantu pembangunan tersebut semata-mata hanya mengharap berkah dari para masyayikh (Jawa: Ngalap Barokah). Dihadiri setidaknya 130 alumni. Bisa diperhatikan di gambar.

Dalam puncak pembangunan kemarin, P. Sanusi (Wakil Bupati Kab. Malang) yang juga selaku alumni Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 mendatangkan bantuan berupa 200 Semen untuk pembangunan pesantren. Sayangnya, rencana kehadiran beliau harus digagalkan sebab adanya suatu kendala.

Pembangunan Pondok Pesantren Putri dibantu 130 Alumni
Semangat Bahu Membahu para Alumni HISANIYAH
Proses pembangunan berjalan dengan khidmat dan sesekali terselip canda tawa para alumni seakan bernostalgia akan masa-masa di mana mereka nyantri dahulunya. Mungkin juga menyesali masa indah yang seharusnya digunakan betul dahulunya.

Lokasi gedung baru ini bertempat di bagian atas dapur rumah (jawa: Ndalem) Nyai Sepuh dan tepat di bagian belakang ndalem KH. Nasihuddin Khozin. Sementara untuk penggunaanya sendiri, khusus diperuntukkan sebagai kamar para santriwati.

Pembangunan asrama baru ini rencananya akan dirampungkan dalam satu bulan kedepan. Harapan dewan pengasuh, dengan adanya asrama baru guna menampung jumlah santri yang kian tahun semakin bertambah ini dapat meminimalisir adanya keluhan baik dari santriwati maupun wali santri akan fasilitas daya tampung yang kurang memadai.

Dan semoga pilihan ini adalah pilihan yang tepat serta dapat direstui para masyayikh Allaahumma Ighfir Lahu. Serta dapat mencetak santri yang lebih berkualitas lagi dengan ditambahnya fasilitas yang kian mendukung. [Red]

Kamis, 01 Februari 2018

Gerhana Bulan? Antusias Sholat Gerhana Santri Raudlatul Ulum 1

Gerhana Bulan? Antusias Sholat Gerhana Santri Raudlatul Ulum 1
Antusias Santri Sholat Gerhana Bulan
Dengan tersebarnya info oleh badan peneliti bulan baik dari kalangan pemerintah, organisasi masyarakat maupun lembaga terkait akan terjadinya fenomena gerhana bulan kemarin (31 Januari 2018), menjadi sebuah kabar asyik bagi kalangan kaum bersarung Raudlatul Ulum 1.

Semenjak terdengar kabar akan datangnya gerhana bulan, santri ppru 1 menjadi seakan terbius virus kegirangan. Sayangnya kegirangan itu adalah praduga bahwa akan diadakan sholat gerhana bulan, sedangkan jika diadakan gerhana bulan, maka kegiatan musyawarah malam akan diliburkan.

Malam hari kamis, tepat sesaat setelah pelaksanaan sholat isya' pun sholat gerhana bulan dilaksanakan atas instruksi serta inisiatif dari kepala pesantren dan dewan pengurus. Pelaksanaan sholat gerhana diikuti oleh para santri Raudlatul Ulum 1. Baik santri putra maupun santri putri. 

Santri putra melaksanakan sholat gerhana bulan di Musholla, sedang santri putri bertempat di Aula  utama lantai dua.

Kepala pesantren, Gus Abdur Rohim Sa'id menjadi imam sholat pada pelaksanaannya. Sedang Ust. Khoiron Halim menjadi khotib sholat Husuf. Semua berjalan lancar serta khidmat. Mengingat pelaksaan sholat gerhana bulan kemarin adalah kali pertama diadakannya di pondok pesantren Raudlatul Ulum 1 semenjak tahun 2010.

Ustadz. Khoiron Halim menyampaikan dalam khutbahnya, "Ketahuilah wahai santri, bahwa terjadinya gerhana bulan ini bukan merupakan karena kematian seseorang, atau kelahiran seseorang (Baik Ulama' bahkan Nabi sekalipun). Melainkan adalah salah satu dari berbagai banyak tanda kebesaran Allah SWT". 

Harapan segenap dewan pengurus kedepannya, setiap kali terjadi fenomena alam. Maka harus diadakan praktik langsung sesuai yang telah dijelaskan tata cara ibadahnya dalam kitab klasik yang dipelajari sehari-hari. Dan juga sebagai bahan evaluasi praktikum dari pada materi yang hampir setiap waktu diajarkan di Pesantren.

Namun sayangnya. luapan kegembiraan santri akan dugaan kuat bakal diliburkannya kegiatan musyawarah malam karena pelaksanaan sholat gerhana bulan terhapus kerut dahi. Pasalnya, lima menit selepas dibubarkannya jamaah sholat gerhana, bel musyawarahpun terbunyi dengan lantang menyapa setiap sudut ruang kompleks pesantren. Sungguh kegagalan yang berkah.

Sabtu, 30 Desember 2017

Haul KH. Yahya Syabrowi ke-30 Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1

Haul KH. Yahya Syabrowi ke-29 Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1

Haul KH. Yahya Syabrowi ke-30 Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1

Oleh: Syifa'ur Romli

PPRU 1 News
-Hujan dengan derasnya mengguyur tanah Desa Ganjaran dan sekitarnya. Pada hari dimana bertepatan dilaksanakannya haul KH. Yahya Syabrowi ke-30. Tepatnya hari Kamis, 21 Desember 2017. Dalam pelaksanaan haul masyayikh kemarin, adalah bertepatapa dengan wafatnya pendiri sekaligus pengasuh pertama Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, para hadirin yang diundang menghadiri acara haul itu terdiri dari undangan utama (para masyayikh desa Ganjaran), undangan umum dan para santri. Hanya berbeda dalam segi pelaksanaannya. Yakni dilaksanakan dengan sederhana (bukan Haul Akbar).

Ada hal menarik yang menjadi kesan dalam pelaksanaan haul masyayikh kemarin. Antara lain dimana mulai tahun 2012, haul dilaksanakan dalam cuaca terang dan bersahabat. Namun berbeda untuk pelaksanaan kemarin sebab hujan yang menyelimuti rangkaian acara semenjak awal. Namun, hal tersebut menjadikan haul kemarin berjalan dengan khidmat dan penuh kerinduan kepada sang kiai.

Setelah pembacaan tawassul yang dipimpin oleh KH. Mukhls Yahya, pembacaan yasin dipimpin oleh KH. Abdul Malik. Dan dilanjut dengan tahlil oleh KH. Abdur Rosyid dan ditutup dengan pembacaan do'a oleh KH. Abdus Syakur. Semua berjalan dengan syahdu dengan alunan nada hujan yang tak hentinya menyapu atap.

Hujan baru berhenti sesaat setelah acara ramah tamah berlangsung. Menurut Ust. Khoiron Halim S.Pd, turunnya hujan seakan menandakan bahwa bumi pun ikut merindu akan kepergian sang kiyai semenjak tahun 1987 silam. Dimana, semua mata yang tak pernah menangis menjadi mengalir dan semua hati yang tak pernah lentur akan menjadi luluh menyesalkan kepergiannya. Semoga kita senantiasa diakui beliau sebagai santrinya. Amiin. Allaahumma Ighfir Lahu Warhamhu Wa'aafihi Wa'fu 'Anhu.

@Divisi_Publikasi PPRU 1

Senin, 25 Desember 2017

Waspada Hujan Susulan, Datangkan Lebih Banyak Penyakit-PPRU1

Waspada Hujan Susulan, Datangkan Lebih Banyak Penyakit

Oleh: Syifa’ur Romli

Waspada Hujan Susulan, Datangkan Lebih Banyak Penyakit-PPRU1
Kompleks PPRU1 Tampak dari Atas Aula
Oleh: Syifa'ur Romli

Musim hujan sudah menjadi hal yang wajar untuk bulan-bulan akhir dalam setiap penghujung tahun. Pada tahun ini saja, setiap daerah di Indonesia tak lepas dengan musim hujan yang terus menerus mengguyur bumi Khususnya Kabupaten Malang.

Hujan di daerah Gondanglegi mulai sering terjadi pada awal bulan Oktober, 2017. Dan akan terus berlangsung sampai akhir bulan Januari, 2018. Gejala alam berupa hujan ini sangat dikhawatirkan mendatangkan lebih banyak gejala di setiap daerah yang terlanda, khususnya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran.

Menurut pengamatan pengurus yang juga merangkap jabatan sebagai bagian kesehatan, Ust. Nurul Imam menegaskan bahwa sepanjang musim hujan yang mengguyur desa Ganjaran mulai awal bulan Oktober kemarin, para santri Raudlatul Ulum telah banyak menderita gejala penyakit antara lain: Gatal disertai nanah, Influenza dan diare.

Hujan susulan yang mungkin lebih besar lagi dihawatirkan dapat mendatangkan lebih banyak penyakit membahayakan kesehatan santri. Terlebih penyakit-penyakit yang dapat mudah menuar seperti penyakit kulit, tifus dan infeksi saluran pernafasan. Sebab, melihat kondisi lingkungan pesantren yang sangat memungkinkan untuk menjadi sarang penyakit.

Dengan adanya prediksi tersebut, pihak pengurus Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 mulai memperhatikan kebersihan para santri khususnya dalam menjaga tempat sampah dan baju-baju untuk selalu diwaspadai oleh santri agar selalu bersih. Sebab, 75% penyakit menular yang sering terjadi di pesantren disebabkan kelalaian dalam menjaga pakaian. “Jika dibiarkan kotor lalu dicampur dengan pakaian bersih milik temannya tentunya akan lebih bahaya untuk menular” Ujar Ust. Umar, pengurus bidang Kebersihan dan Pengairan Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1.

Upaya demi upaya mulai dilakukan segenap pengurus pusat dan pengurus daerah Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 untuk ikut serta saling mejaga kebersihan dan kesucian Pondok Pesantren. Mulai dari imbauan, penanganan, dan tindakan. Terlebih jika di musim hujan, sebagian besar lantai di kompleks pesantren terlihat sangat kotor.

Dalam hal ini Wakil Kepala Pesantren, Ust. Abdur Rofiq S.Pd berpendapat ketika dimintai keterangan oleh Tim Publikasi Raudlatul Ulum 1 “Kami rasa gejala musim hujan seperti halnya saat ini merupakan masalah yang harus ditangani secara serius. Sebab, jika diremehkan sedikit saja, maka wabah penyakit menular akan berkepanjangan dan tentunya dapat meresahkan semua pihak pondok pesantren”.

@Tim_Publikasi PPRU1

Sabtu, 21 Oktober 2017

Dua Santri PPRU 1 Mengukir Sejarah Lama di MQK tingkat Provinsi

Dua Santri PPRU 1 Mengukir Sejarah Lama di MQK tingkat Provinsi
Syifa'ur Romli dan Muhammad Anas
Raudlatul Ulum 1-Minggu, (15 Oktober 2017) hari itu adalah sejarah baru yang telah lama pudar di ajang perlombaan resmi antar pondok pesantren se-Jawa Timur.  Pasalnya, dua orang santri Raudlatul Ulum 1 di antaranya, Syifa’ur Romli dan Muhammad Anas berhasil menyumbangkan dua tropi dalam perlombaan tersebut. Dengan perolehan tropi Juara I Marhalah wustha Bidang Akhlaq dan Juara III Marhalah Wustho bidang Ushul Fiqh. Bertepatan sejak tanggal 13-15 Oktober 2017 yang bertuan rumah di PonPes Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto.

    Keberhasilan yang sama dalam perlombaan resmi yang digelar rutin tiga tahun sekali oleh Kementrian Agama dengan nama Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) se-Jawa Timur itu terakhir kali diraih pada tahun 2010 lalu. Dimana pada saat itu ada beberapa nama yang turut mengharumkan nama baik PPRU 1 antara lain Ust. Abdur Rosyid Juara I Marhalah Ulya bidang Fiqih, Ust. Abdur Rofiq Juara II Marhalah Ula bidang Nahwu, Ust Khoiron Halim Juara II Marhalah Ulya bidang Tafsir dan Ust. Muslimat Juara II Marhalah Ula bidang Tarikh yang diselenggarakan di Probolinggo.

    Setelah keberhasilan tahun 2010 lalu, delegasi PPRU 1 gagal di kancah Provinsi di MQK ke-IV di PonPes Nurul Cholil, Bangkalan, Madura. Dan akhirnya berhasil bangkit kembali pada tahun ini. Dua dari empat delegasi perwakilan PPRU 1 dan sekaligus mewakili Kabupaten Malang. “Suatu kebanggaan bagi kita semua, telah mengharumkan nama baik PPRU 1” Komentar Gus. Abdur Rohim Sa’id, Kepala PonPes Raudlatul Ulum 1.

    Dalam perjalanannya, MQK merupakan seleksi dari berbagai tahap untuk mencapai tingkat Provinsi dan Nasional. Mulai dari seleksi perlombaan antar PonPes se-Kab. Malang, Juara 1 dari masing-masing bidang kitab diambil untuk mewakili Kabupaten Malang  dan dilombakan kembali pada tahap kedua yaitu Wilayah Kerja (Wilker) dimana ada 7 perwakilan Kabupaten dan kota. Dari 14 perwakilan PPRU 1, empat diantaranya lolos ke tingkat Provinsi Jawa Timur. Dan dari empat delegasi santri PPRU 1 tersebut, hanya dua orang yang berhasil mendapatkan tropi.

    Pada pemenang 1, 2 dan 3, nantinya akan diadakan seleksi ulang untuk bisa menuju kancah Nasional. Dimana satu perwakilan masing-masing bidang kitab yang telah lolos seleksi, akan mewakili provinsi Jawa Timur untuk dilombakan dengan 37 Provinsi se-Indonesia di Jepara, bulan November mendatang.

    Di pundak kedua nama yang telah memperoleh peringkat inilah ditaruh beban yang lebih  berat lagi untuk bisa lolos dalam seleksi ulang serta mampu menembus tingkat Nasional untuk bisa mengharumkan nama baik PonPes Raudlatul Ulum 1 Malang. Sebab, kedua jawara tersebut masih berpeluang besar untuk bisa lolos dalam seleksi ulang nanti. Ust. Abdur Rofiq (sebagai: Official) dalam MQK tahun ini berpendapat, “Tentunya kami semua berharap ke-dua pemenang MQK se-Jawa Timur ini dapat lolos kembali dalam seleksi ulang sebagai perwakilan menuju tingkat Nasional nanti”.

Oleh: Ihya’ul Ulum
@_Publikasi

Sabtu, 30 September 2017

Gus Mubarok dan Ning Raudlah Bersatu di Pelaminan

   
Gus Mubarok dan Ning Raudlah Bersatu di Pelaminan
Keluarga Besar KH. Mukhlis Yahya
Minggu, (4 September 2017) kemarin, mungkin menjadi hari dimana tercatat kembali sejarah paling berkesan di dalam dunia kepesantrenan di desa Ganjaran. Pasalnya, pada hari itulah dilangsungkan pernikahan antara putri pertama KH. Mukhlis Yahya yaitu Ning Hilyatud Diniyah dengan Putra ke-4 dari KH. Ahmad Sarimin.

    Bagaimana tidak, keduanya merupakan buah hati dari pengasuh pondok pesantren yang berbeda. Pondok pesantren Raudlatul Ulum 1 dan pondok pesantren Al-Mubarok Ganjaran selatan (Madura: Jar Laok).  Rencana untuk menyatukan keharmonisan serta kerjasama antar pesantren Ganjaran yang telah lama didambakan ini akhirnya dapat terwujud. Sebab, hampir seluruh pondok pesntren yang berada di radius desa Ganjaran satu sama lain memiliki ikatan kekerabatan. Hanya pondok Al-Mubarok yang masih belum bersatu.

    Resepsi yang didahului pertama kali di kediaman (Ndalem) mempelai pengantin putri ini berlangsung sangat meriah. Dengan rangkaian acara penempatan khotmil Qur’an pada pra resepsi yakni hari Sabtu, kemudian dilanjut dengan rangkaian acara pernikahan di hari Minggu sampai Senin. Kemeriahan semakin mengental dimana malam pertama dan kedua dari resepsi tersebut dimeriahkan dengan penampilan Orkes Gambus Religi dari personil Al-Khozini Queen dengan  Al-Madinah.

    Diambil dari  catatan kepanitiaan dalam resepsi pernikahan tersebut terdaftar, bahwasannya tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut mencapai angka 1400 untuk undangan putra, serta 1250 untuk  undangan putri. Seluruhnya tergabung dari para kiyai, alumni, tokoh masyarakat serta undangan biasa. Ustadz Abdur Rofik selaku ketua panitia dalam acara tersebut berkomentar “Saking meriahnya acara resepsi pernikahan ini, bahkan melebihi kemeriahan Khaul Akbar Masyayikh. Baik dari konsep acara, tamu undangan yang hadir serta suasana kemeriahan yang terjadi”.

    Kepanitiaan yang dibentuk dalam acara ini selurunya tergabung dari para santri putra-putri dari kalangan pengurus, santri, serta alumni terdekat. Sekitar 60 personil panitia dikerahkan demi mensukseskan acara besar itu. SEbagian diantaranya antara lain, among tamu, penerima tamu, seksi cuci piring (Madura: Rakora), angkat barang sampai petugas parker. Koordinator dari seksi cuci piring yakni Ustadz Ni’matul Khoir berujar “Banyaknya perabotan yang harus kami bersihkan setiap waktu sampai-sampai membuat personil kami yang berjumlah sepuluh orangpun kewalahan. Luar biasa”.

    Masing-masing dari kedua keluarga dari mempelai pengantin ini merasa sangat bersyukur atas bersatunya keturunan mereka. Sebab, dengan jalur menyambung tali kekerabatan ini diharapkan adanya persatuan serta kesatuan dan keharmonisan antar pesantren serta para tokoh kiyai di desa Ganjaran. Serta tidak ada lagi perpecahan yang diakibatkan ketidak akraban dari pihak pesantren manapun.

Oleh: Syifa'ur Romli
Jangan Lupa Share Nggeh.

Jumat, 15 Januari 2016

Haul Akbar Ke-29 al-Marhum Hadratussyaikh KH. Yahya Syabrowi

Jumat [15/01/2016], Dewan Pengasuh Raudlatul Ulum 1, setelah mengadakan rangkaian rapat. Tahun ini mengadakan acara Haul Akbar Ke-29, al-Marhum al-Maghfurlah KH. Yahya Syabrowi [Pendiri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1]. Berbagai macam acara untuk meramaikan dan mendukung Haul Akbar pun direncanakan. 
Haul Akbar Ke-29 al-Marhum Hadratussyaikh KH. Yahya Syabrowi

Guz. Muhammad Adib selaku Ketua Panitia, dalam beberapa kesempatan menegaskan "Acara Haul Akabar tahun ini InsyaAllah akan ramai dihadiri masyarakat, karena sudah direncanakan para alumni dari Kalimantan Barat juga dijadwalkan akan ikut hadir"

Berbagai macam rangkaian pra Haul juga telah dipersiapan. setidaknya ada enam pra acara, yang dimulai dari hari jumat Malam. berikut list Acara Haul Akbar ke-29 secara keseluruhan :
  1. Seminar Aswaja, yang dilaksanakan pada hari Jumat malam sabtu. Pukul 20:00 WIB, tempat acara Aula PPRU  Putra.
  2. Bahstul Masail, yang dilaksanakan atas kerjasama Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 dengan LBMNU [Lembaga Bahtsul Masail Nahdhatul Ulama] Kab. Malang. pada hari Sabtu pagi, jam 08:00 WIB, di Aula PPRU 1
  3. Hataman al-Quran, di tiga titik tempat di desa ganjaran, pada hari Sabtu Pagi sampai selesai
  4. Tahlil dan Maulid Nabi Muhammad Saw. dilaksanakan pada Sabtu Malam Ahad, di Mushalla PPRU 1 Putra.
  5. Temu Kangen Alumni PPRU 1, dilaksanakan pada hari Ahad pagi, Jam 08:00 WIB - 10:00 WIB, di Aula PPRU 1 Putra.
  6. Ziarah Makam KH. Yahya Syabrowi, pada hari Ahad, jam 10:30 WIB sampai Dzuhur. [ rencananya para alumni akan bersama-sama ziarah makam KH. Yahya Syabrowi, dengan berjalan kaki]
Guz. Abdurrohim selaku sekretaris panitia, sangat menghimbau kepada seluruh Alumni PPRU 1, Wali santri dan simpatisan untuk ikut serta dalam acara haul yang rencananya akan diadakan setiap tiga tahun sekali ini. Pada Haul kali ini rencananya akan dihadiri oleh KH. Prof. Dr. Muhammad Tholhah Hasan [Mantan Menteri Agama RI], Drs. Saifullah Yusuf [Wakil Gubernur Jawa Timur], serta beberapa aparat pemerintah lainnya. [red]

Senin, 09 November 2015

Keturunan Syaikh Abdul Qadir Jailani Kunjungi PPRU 1

Syaikh Dr. Muhammad Fadhil al-Jailani
Saat memimpin Ijazah Shalawat di PPRU 1
Kamis [5/11/2015], Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran untuk kesekian kalinya kedatangan seorang ulama terkemuka, Beliau adalah Dr. Syaikh Muhammad Fadhil al-Jailani dari Turki. Rombongan datang sekitar pukul 01:00 WIB, setelah shalat dhuhur. Walaupun kedatangannya sempat molor 1 jam dari jadwal yakni pukul 12:00 WIb namun hal tersebut tidak menyurutkan antusias dan semangat para undangan dan santri untuk mendapatkan Ijazah sekaligus Taushiyah keturunan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani yang ke-25 ini.
Syaikh Dr. Muhammad Fadhil al-Jailani
Saat bersama dewan pengasuh PPRU 1

Bertempat di Mushalla PPRU 1 Ganjaran, acara yang diawali pemaparan sekilas biografi Dr. Muhammad Fadhil al-Jailani, oleh salah seorang pendamping sekaligus muridnya yang berasal dari Indonesia. Selanjutnya, Syaikh Dr. Muhammad Fadhil al-Jailani memberikan Taushiyah, yang diambil dari sejarah Syaikh Abdul Qadir al-Jailani. 
Syaikh Dr. Muhammad Fadhil al-Jailani
Bersama Pengasuh dan Pimpinan IAI al-Qolam

Dalam kesempatan ini, ulama yang terkenal dengan semangatnya mengumpulkan manuskrip Syaikh Abdul Qadir al-Jailani (hingga saat ini telah ditemukan sekitar 28 karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, dengan 14 diantaranya telah diterbitkan) tersebut sempat memberikan Ijazah kitab-kitab dan Shalawat Syaikh Abdul Qadir al-Jailani . berikut bacaan shalawatnya :

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد

Dalam keterangannya beliau menjelaskan, bahwa seringkali masyarakat banyak melupakan Lafadz wa sallim dalam bershalawat, padahal dalam al-Quran Allah swt. bukan hanya memerintahkan umat Islam untuk bershalawat namun juga membaca salam kepadanya.
Syaikh Dr. Muhammad Fadhil al-Jailani
Bersama Ny. Hj. Mamnunah Yahya

Antusias para tamu undangan dan para santri semakin terasa ketika Dr. Muhammad Fadhil al-Jailani 
memimpin pembacaan doa, serentak para hadirin mengucapkan amin dengan sangat lantang, atas perintah syaikh. Akhirnya acara yang diadakan atas kerjasama Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 dan IAI al-Qolam ini, ditutup dengan prosesi bersalaman dengan syaikh oleh seluruh hadirin, yang dilanjutkan dengan ramah di dalem kasepuhan Almr. KH. Yahya Syabrowi. [red]