Selasa, 12 Desember 2023

Nyai Sholichah, Istri Sholihah Penggerak Masyarakat

Nyai Hj. Sholichah bersama keluarga

PPRU 1 Sosok | Nyai Solichah, lahir dari pasangan KH. Bisri Syansuri dan Nyai Hj. Nur Chadijah pada 11 Oktober 1922, dengan nama kecil Munawwaroh. Namun, setelah menikah dengan KH Abdul Wahid Hasyim dan tinggal di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, namanya berubah menjadi Nyai Solichah.

Dibesarkan di lingkungan Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Nyai Solichah belajar banyak hal mengenai agama Islam dari kedua orang tuanya, yang dikenal sebagai kiai yang pertama kali mendirikan pesantren untuk kaum perempuan. Pernikahannya dengan KH.  Abdul Wahid Hasyim memperkaya pengetahuannya, dan dukungan sang suami membukakan ruang aktivitas yang lebih luas.

Nyai Solichah aktif mengikuti suaminya, baik saat pindah ke Jakarta maupun ketika suaminya dipanggil untuk tinggal di Pesantren Tebuireng. Selama perjuangan kemerdekaan, Nyai Solichah terlibat dalam medan pertempuran, membantu para pejuang dengan segala kebutuhan mereka.

Setelah suaminya wafat pada April 1953, Nyai Solichah menjadi orang tua tunggal bagi keenam anaknya. Di rumah, ia menjadi sosok orang tua yang peduli, sementara di luar rumah, ia aktif sebagai politisi, menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dan terpilih dalam DPR Gotong Royong (DPR-GR) atau Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).

Nyai Solichah tidak hanya duduk di kursi kantor, tetapi aktif di tengah masyarakat dengan berbagai aktivitas. Ia menjadi pengurus Muslimat Nahdlatul Ulama dan pendiri Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama (YKMNU). Sebagai ketua umum YKMNU sejak pendiriannya pada tahun 1963 hingga akhir hayatnya pada tahun 1994, Nyai Solichah mendorong peningkatan kesejahteraan perempuan Indonesia.

Melalui YKMNU, Nyai Solichah mendirikan klinik-klinik bersalin, panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu, serta terlibat dalam program Keluarga Berencana. Ia juga mendirikan berbagai yayasan, seperti Yayasan Bunga Kamboja, Pengajian Al-Ishlah, Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia, dan Lembaga Penyantun Lanjut Usia.

Nyai Solichah wafat pada 9 Juli 1994, meninggalkan warisan yang kuat dalam bentuk pelayanan dan kesejahteraan bagi masyarakat Nahdliyin.

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: