Senin, 09 Oktober 2017

Jihad Santri Modern-Pejuang Offline dan Online

Jihad Santri Modern-Pejuang Offline dan Online
Berakal Modern, Berjiwa Salafy
Oleh: Chilmy

Kata Santri memang identik dengan kitab-kitab klasik. Karena sebagian banyak dari waktu mereka diisi denganmengkaji ilmu-ilmu di dalamnya. Dan selain hobimengaji dan mengkaji kitab,rata-rata kaum sarungan ini juga hobi makan dan tidur, Jagongan, rokokan plus kopinya. Tradisi yang tak putus-putus di pesantren. Pembahasan dalam itu juga sering mengulas seputar masalah-masalah dalam kitab klasik. Jadi bukan hanya sekedar berkumpul, Namun juga berunding.

Jatah tidur santri, tanpa dipotong waktu jagongan, memang sedikit. Jadi Kang santri banyak yang meneruskan kisah mimpinya di kelas saat sekolah. Maka tak heran jika ada sekolah berbasis pesantren, muridnya banyak yang lelap dalam tidur, berlayar entah kemana.

Meski kitab kuning setiap hari dipelajari, tapi pengetahuan ilmu umum dan internet juga dibutuhkan. Memang di pesantren ilmu umum jarang diajarkan. Apalagi ilmu internet. Jadi, untuk dunia internet, selain facebook, kebanyakan santri masih gaptek.

Oleh karena kegaptekannya, santri menjadi malas belajar masalah internet. Dan tak sedikitdari mereka yang beranggapan: Internet itu tidak penting, internet itu lebih banyak negatif daripada positifnya, dan keburukan internetini-itu yang lainnya.
Di zaman modern ini hampir-hampir semua komunikasi menggunakan internet. Berdakwah, juga termasuk macam dari komunikasi. Jadi, jika santri buta pada internet, maka hanya bisa berbagi ilmu agama secara langsung ke telinga masyarakat.

Padahal, di zaman kini lebih banyak orang yang menghadiri media sosial ketimbang pengajian sosial. Maka akan ada lebih banyak orang awam yang bertanya masalah agama pada mbah google.

Sedang jawaban di internet belum tentu benar sepenuhnya. Menimbang banyak sekali artikel-artikel yang dibahas di dalamnya hukum-hukum syariah dari banyak golongan. Dan kesemuanya belum tentu sesuai dengan ajaran Ahlussunnah Waljamaah.

Oleh karena itu jika dakwah agama di internet dikuasai oleh golongan yang keliru, akan jadi banyak umat yang ikut-ikutan keliru. Dan kekeliruan jika terlalu banyak akan memberi dampak negatif bagi umat dan agama islam sendiri.

Internet memang banyak sisi negatifnya, namun sisi positif juga tak kalah banyaknya. Tergantung bagaimana niat penggunanya. Kaum sarungan perlu untuk ikut andil dalam dunia internet dengan memanfaatkannya sebaik-baiknya.

Seperti mempelajari blogspot, youtubeatau lainnya, lalu menulisi danmengisi hal-halbermanfaat di dalamnya.Semisal hukum fiqih, tata cara ibadah, dan masalah agama lainnya. Dengan demikian internet akan menambahnilai+, bukan sebaliknya.Dan dengan begitu itu Santri tidak hanya bisa dakwah secara offline namun juga secara online.

Selain sisi pengajaran, aktif di dunia internertjuga dapat digunakan sebagai penghasil rizki. Sudah terbukti banyak orang yang menjadi jutawan dengan hanya nulis-nulis di blog atau menjadi youtuber. Ya, bila sukses, Kang santri tinggal duduk-duduk sambil ngajar sambil nunggu dolar masuk ke kantong rekening. Enak kan?Memiliki investasi dunia dan akhirat sekaligus.

Oleh: Dzunnuril Chilmy 1A
@_Publikasi PPRU1
Previous Post
Next Post

0 comments: