Jumat, 12 Januari 2024

Nasihat Habib Muhammad Tentang Amalan Bulan Rajab

PPRU 1 Rajab | Pada tanggal 23 Maret 2018, dalam pengajian memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW di masjid Al Mukaromah Islamic Center Brebes, Habib Muhammad bin Yahya dari Indramayu memberikan pencerahan mengenai amalan-amalan yang dianjurkan selama bulan Rajab. Bulan ini dianggap sebagai bulan yang mulia dan penuh keberkahan, sehingga banyak amalan dapat dilakukan untuk mendapatkan kebaikan.

Amalan Istighfar

Habib Muhammad menekankan pentingnya membaca istighfar secara berlebihan. Hal ini disarankan untuk menjaga hati agar tetap lembut dan tidak keras. Amalan istighfar juga dianggap mampu mengangkat kesulitan hidup, dan bulan Rajab diidentifikasi sebagai bulan istighfar yang diampuni Allah, seberapa pun banyaknya dosa yang dilakukan.

Pelaksanaan Sholat

Bulan Rajab dianggap sebagai bulan di mana perintah sholat diturunkan. Oleh karena itu, Habib Muhammad mengingatkan umat Islam untuk tidak meninggalkan sholat sebagai ibadah istimewa. Sholat diidentifikasi sebagai penolong yang penting, dan umat Islam diminta untuk memperhatikan kewajiban ini dengan sungguh-sungguh.

Menjauhi Maksiat

Habib Muhammad menyoroti pentingnya menjauhi maksiat selama bulan Rajab. Beliau memberi nasihat khusus kepada para ibu yang suka berantem dengan suami, agar tidak melakukannya di bulan Rajab. Kesucian dan ketakwaan diidentifikasi sebagai kunci menuju surga, dan menjauhi maksiat menjadi langkah penting untuk mencapai hal tersebut.

Memperbanyak Shodaqoh

Habib Muhammad juga menekankan pentingnya memperbanyak shodaqoh selama bulan Rajab. Shodaqoh dianggap sebagai cara untuk mendapatkan berkah, dan umat Islam diajak untuk bersikap optimis. Orang yang baik dan melaksanakan amal shaleh diyakini akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat.

Kesimpulan

Nasihat bijak dari Habib Muhammad mengenai amalan-amalan bulan Rajab memberikan panduan praktis bagi umat Islam untuk memperdalam spiritualitas mereka selama bulan yang penuh berkah ini. Pesan optimismenya juga menjadi pengingat bahwa bulan Rajab adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki kualitas hidup secara holistik.

Amalan Bulan Rajab: Nasihat Bijak Kiai Chalwani Untuk Para Nahdliyyin

PPRU 1 Rajab | Pada tanggal 28 Maret 2017, Kiai Chalwani dari Pesantren An-Nawawi Purworejo memberikan pengingat dan nasihat bijak kepada Nahdliyin mengenai amalan yang dianjurkan selama bulan Rajab. Bulan ini, yang merupakan bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah, tidak hanya menjadi momen peringatan Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW, tetapi juga memiliki banyak keutamaan.

Keutamaan Bulan Rajab

Menurut Kiai Chalwani, bulan Rajab memiliki keutamaan tertentu yang patut dihargai. Salah satu momentum penting adalah malam Rabu Pon, tanggal 1 Rajab (28 Maret 2017). Pada malam tersebut, umat Islam diingatkan untuk memperbanyak dzikir dan amalan-amalan kebaikan seperti membaca tahlil, tashbih, hauqalah, dan lainnya.

Puasa Sunah di Bulan Rajab

Kiai Chalwani juga menyoroti keutamaan puasa sunah di bulan Rajab. Beliau menyebutkan empat hari khusus yang memiliki keistimewaan tersendiri:

  1. Puasa tanggal 1 Rajab dapat melebur dosa selama tiga tahun.
  2. Puasa tanggal 2 Rajab dapat melebur dosa selama dua tahun.
  3. Puasa tanggal 3 Rajab dapat melebur dosa selama satu tahun.
  4. Puasa satu hari di bulan Rajab, selain tanggal 1, 2, dan 3, dapat melebur dosa selama satu bulan.

Pesan Kiai Chalwani

Kiai Chalwani berharap kepada alumni dan kaum muslimin umumnya agar saling mengingatkan dan menyebarkan kebaikan, terutama terkait amalan-amalan dalam Islam. Pesannya mencerminkan semangat kebersamaan dan kepedulian dalam menjalani bulan Rajab.

Kesimpulan

Amalan-amalan yang dianjurkan selama bulan Rajab merupakan bagian dari upaya umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah. Nasihat bijak dari Kiai Chalwani menjadi pengingat bagi Nahdliyin untuk memanfaatkan kesempatan berharga dalam meningkatkan ketaatan dan kebaikan selama bulan yang penuh berkah ini.

Bulan Rajab: Larangan dan Signifikansinya

PPRU 1 Fiqh | Bulan Rajab dalam kalender Islam memiliki kedudukan yang istimewa dan sakral. Tulisan ini akan membahas signifikansi bulan Rajab, larangan untuk tidak melakukan perbuatan yang salah selama bulan ini, dan pentingnya menghindari dosa sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai suci yang terkandung di dalamnya.

Kesucian Bulan Rajab

Bulan Rajab dianggap sebagai salah satu bulan yang sangat diagungkan dalam Islam. Keistimewaannya terkait erat dengan statusnya sebagai bulan haram, bersama dengan bulan-bulan suci lainnya seperti Zulqa'dah, Zulhijjah, dan Muharram. Allah sendiri menyatakan dalam Al-Qur'an bahwa ada empat bulan haram, di antaranya adalah Rajab. Kesucian bulan ini juga menjadi awal yang ditunggu-tunggu untuk menyongsong bulan-bulan mulia berikutnya, yaitu Sya'ban dan Ramadhan.

Larangan Menzalimi Diri Sendiri

Dalam artikel ini, ditekankan larangan Allah kepada umat manusia untuk tidak merusak nilai-nilai kemuliaan bulan haram, termasuk bulan Rajab, dengan cara menzalimi diri sendiri. Menzalimi diri sendiri, menurut penafsiran ulama, merujuk pada tindakan merusak kemuliaan bulan tersebut dengan melakukan maksiat dan meninggalkan ketaatan. Ini karena pada bulan haram, baik amal kebaikan maupun kejelekan memiliki penggandaan yang lebih besar oleh Allah.

Penafsiran Ulama

Imam Abu Muhammad al-Husain bin Mas’ud al-Baghawi menjelaskan bahwa larangan menzalimi diri sendiri dalam konteks ini adalah dengan tidak merusak kemuliaan bulan haram, seperti melakukan maksiat dan meninggalkan taat. Begitu juga, Imam Ibnu Abbas menyatakan bahwa menzalimi diri sendiri mencakup menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, seperti merampok.

Alasan di Balik Larangan

Syekh Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili memberikan alasan di balik larangan Allah untuk melakukan perbuatan zalim pada bulan Rajab. Menurutnya, bulan haram memiliki nilai-nilai sakralitas dan identitas dengan kemuliaan yang tidak dapat ditemukan pada bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, semua balasan dari amal kebaikan dan kejelekan dilipatgandakan oleh Allah pada bulan-bulan tersebut.

Kesimpulan

Bulan Rajab, sebagai salah satu bulan haram yang diagungkan oleh Allah, memerlukan kesadaran dan kepatuhan dari umat Islam. Penting untuk memahami larangan untuk tidak menzalimi diri sendiri selama bulan ini, dengan fokus pada amal kebaikan dan ketaatan. Dengan menjalani bulan Rajab dengan semangat untuk meningkatkan spiritualitas ibadah kepada Allah, umat Islam dapat menghormati apa yang diagungkan oleh-Nya. Peningkatan amal baik dan penghindaran dari maksiat akan memperkuat nilai-nilai kesucian bulan Rajab.

Sabtu, 06 Januari 2024

Daftar 5 Aplikasi Pengingat Salat

PPRU 1 Tips | Pentingnya menjaga koneksi spiritual dan menjalankan ibadah dalam rutinitas sehari-hari mendorong pengembangan berbagai aplikasi yang mendukung praktik keagamaan. Dengan teknologi modern, umat Islam dapat dengan mudah mengakses sumber-sumber spiritual dan alat bantu ibadah langsung dari perangkat mobile mereka. Berikut adalah beberapa aplikasi yang dapat membantu mengingatkan waktu salat hingga menunjukkan arah kiblat, memfasilitasi perjalanan rohaniah mereka.

1. Al-Quran Indonesia

   Aplikasi ini menjadi panduan digital bagi umat Islam dengan menyajikan teks Al-Quran lengkap dengan terjemahan Bahasa Indonesia dan audio mp3 murattal untuk setiap surah. Kelebihan lainnya adalah kemampuan untuk membaca Al-Quran secara offline dan antarmuka yang ramah pengguna, menjadikannya pilihan utama bagi yang mencari kenyamanan dalam membaca aksara suci.

2. Muslim Go

   Dikembangkan oleh anak bangsa, Muslim Go tidak hanya menyediakan bacaan Al-Quran tetapi juga berfungsi sebagai pengingat waktu berbuka, sahur, dan imsak. Fitur suara azan yang dapat diatur memastikan pengguna menjalankan salat tepat waktu. Tambahan tasbih digital juga membantu pengguna dalam menghitung zikir mereka.

3. SalatKu

   SalatKu tidak hanya menjadi pengingat azan dan alarm, tetapi juga menyajikan kompas kiblat, kutipan-kutipan islami, dan penghitungan jadwal salat yang akurat. Dengan fitur-fitur ini, pengguna dapat menjalankan ibadah dengan lebih teratur dan penuh kesadaran.

4. Usholli

   Aplikasi ini mengandalkan data jadwal salat yang sesuai dengan Kementerian Agama RI. Dengan notifikasi yang dapat diatur, Usholli membantu pengguna untuk tetap terhubung dengan waktu salat mereka bahkan dalam kesibukan sehari-hari.

5. i-Qibla

   Bagi pengguna iOS, i-Qibla memberikan pengalaman unik dengan penunjuk arah kiblat yang mudah diakses. Selain itu, fitur-fitur seperti membaca Al-Quran, waktu sholat, doa, tasbih digital, dan adzan menambah dimensi keagamaan pada perangkat mobile.

Dengan berbagai aplikasi ini, umat Islam dapat memanfaatkan teknologi untuk memperkaya pengalaman ibadah mereka dan tetap terhubung dengan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.

Jumat, 05 Januari 2024

Kisah Anak Muslim: Nabi Nuh dan Bahteranya

PPRU 1 Berkisah | Di sebuah zaman yang dipenuhi dengan maksiat dan penyembahan berhala, hiduplah seorang nabi yang mulia, Nabi Nuh. Allah memilihnya sebagai rasul untuk membimbing umat manusia yang terperangkap dalam kegelapan moral dan spiritual. Meskipun Nabi Nuh dengan penuh tekun dan kasih, berusaha menyampaikan ajaran tauhid dan kepatuhan kepada Allah kepada kaumnya, sayangnya, hanya sedikit yang mendengarkan.

Mendapati ketidakpatuhan dan keengganan kaumnya untuk bertaubat, Allah memberikan wahyu kepada Nabi Nuh untuk memperingatkan akan azab yang akan menimpa mereka. Dengan sabar dan kesabaran, Nabi Nuh menyampaikan dakwahnya selama berabad-abad, namun tanggapan masih minim. Allah kemudian memerintahkan Nabi Nuh untuk membangun bahtera yang besar sebagai satu-satunya tempat perlindungan dari banjir besar yang akan datang.

Dengan penuh iman dan tekun, Nabi Nuh mematuhi perintah Allah dan membangun bahtera tersebut. Saat banjir yang dahsyat datang, bahtera itu menjadi satu-satunya tempat perlindungan bagi Nabi Nuh, pengikutnya, dan berbagai macam makhluk yang Allah amanahkan. Banjir itu membawa azab kepada kaum yang tidak beriman, sementara bahtera itu menjadi simbol keselamatan dan kepatuhan.

Setelah berhari-hari air bah melanda bumi, banjir pun mereda. Bahtera mendarat di suatu tempat yang tinggi, dan Nabi Nuh bersyukur kepada Allah atas keselamatan yang diberikan. Allah menjadikan Nabi Nuh sebagai "pendiri umat" baru, memberikan petunjuk hidup baru kepada keturunannya. Kisah Nabi Nuh mengajarkan kepatuhan kepada perintah Allah, kesabaran dalam berdakwah, dan keyakinan bahwa Allah selalu melindungi hamba-Nya yang taat. Nabi Nuh, dengan hati penuh iman, membawa cahaya di tengah kegelapan moral, menjadi teladan bagi generasi-generasi berikutnya.

Kamis, 03 April 2014

eL-Bayan : Mungkinkah Saat ini Umat Islam Dipimpin Khalifah Tunggal

Mungkinkah Saat ini Umat Islam
Dipimpin Khalifah Tunggal
"Kritik Atas Pemikiran Taqiyuddin an-Nabhaniy, Pendiri HT (Hizbut Tahrir)"
* Abd Rasyid S.Pd.I

Syaikh Taqiyyuddin  al-Nabhani, (pendiri Hizbut Tahrir) dilahiran  didesa Ijzim, Haifa, Palestina, ‎tahun 1909. Beliau menamatkan pendidikan dasarnya didaerah kelahirannya, setelah itu beliau ‎melanjutkan pengembaraan studinya ke al-Azhar dan Darul Ulum Mesir. Pada tahun 1953  ‎Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani mendirikan sebuah partai politik yang dinamai dengan Hizbut ‎Tahrir.  Gerakan ini menitik beratkan perjuangan membangkitkan umat di seluruh dunia untuk ‎mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Khilafah Islamiyah

Selasa, 18 Maret 2014

eL-Bayan : Wahhabi Berbaju Salafi ?

eL-Bayan : Wahhabi Berbaju Salafi ?
Download eL-Bayan Edisi I, /J. Ula/ 35
Perlu ditekankan, pengaruh gerakan wahhabi saat ini bukan hanya diranah regional, namun gerakan tersebut juga telah menjelma menjadi organisasi lintas negara (Transnasional), gaya dakwah memiliki ciri khas keagamaan, telah banyak menghipnotis masyarakat khususnya masyarakat Indonesia. Dengan dalih kembali kepada al-Quran dan al-Hadith, gerakan ini memunculkan banyak issu kegamaan.  Realitas ini, seyogyanya dapat ditanggapi dengan serius, karena kerap kali menjadi pemicu perpecahan antar sesama umat Islam, dan dendam tak terselesaikan.

Minggu, 16 Maret 2014

eL-Bayan : Gerakan Santri Menulis

eL-Bayan Edisi I : J. Ula
eL-Bayan : Gerakan Santri Menulis
eL-Bayan, merupakan buletin Mingguan PPRU 1. awalnya, Pengurus PPRU 1 menjadwalkan eL-Bayan terbit dua kali dalam 1 bulan, namun perjalanannya masih belum normal, dikarenakan beberapa kendala teknis dan non teknis. Kali ini, Pengurus PPRU 1 berupaya kembali membangkitkan minat menulis kembali dengan menerbitkan buletin aL-Bayan edisi pertama bulan Jumadil Awal.