Rabu, 07 Februari 2024

Memahami Peristiwa Isra’ Mi’raj dengan Beragam Pendekatan

PPRU 1 Hikmah | Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang telah dipahami dan didekati dari berbagai sudut pandang. Abad Badruzaman, seorang penulis kolom dan Wakil Rektor III UIN SATU Tulungagung pada salah satu artikel NU Online, mengulas peristiwa ini dengan melihatnya dari perspektif historis, teologis, sufi, polemik, dan sastra.

Pada awalnya, Isra’ Mi’raj mungkin dianggap sebagai masalah iman, di mana kaum yang sudah mempercayai kenabian Muhammad langsung mempercayai tanpa bertanya bagaimana atau mengapa. Namun, seiring perkembangan waktu, peristiwa ini ditinjau dari banyak sudut pandang.

Berikut adalah beberapa pendekatan yang digunakan untuk memahami Isra Mi’raj:

Perspektif Teologis dan Sufi

  1. Isra’ Mi’raj dilihat sebagai pengalaman spiritual dan kudus yang membawa Nabi Muhammad ke hadapan Allah.
  2. Bagi kaum sufi, peristiwa ini dianggap sebagai representasi pengalaman mistis dan kehadiran Allah yang selalu menyertai hamba-Nya.

Perspektif Orientalis dan Sejarawan Agama

  1. Para orientalis dan sejarawan agama melihat perjalanan Nabi ke langit sebagai fenomena yang menarik dari sudut pandang sejarah agama.
  2. Mereka mencari paralel antara peristiwa ini dengan pengalaman religius lainnya dari budaya-budaya lain.

Pendekatan Polemik

  1. Beberapa mazhab, seperti Mu’tazilah, menganggap peristiwa ini sebagai penglihatan batin semata, sementara kaum modernis cenderung menginterpretasikannya secara serupa.

Perspektif Sastra

  1. Kisah Isra’ Mi’raj juga menjadi inspirasi bagi para penyair seperti Maulana Rumi, yang merumuskan rahasia shalat sebagai "oleh-oleh" terpenting dari Mi’raj.

Melalui berbagai pendekatan ini, Isra’ Mi’raj dipahami dalam konteks historis, teologis, mistis, dan sastra, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang signifikansinya dalam agama Islam.

Peristiwa Isra’ Mi’raj telah dipahami dan didekati dari berbagai sudut pandang, termasuk perspektif teologis, sufi, orientalis, sejarawan agama, polemik, dan sastra. Pendekatan-pendekatan ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang signifikansi peristiwa ini dalam agama Islam.

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: