Jumat, 12 Januari 2024

Puasa Rajab 2024 Dimulai Besok: Niat, Waktu Utama, dan Keutamaannya

PPRU 1 Rajab | Pada Sabtu, 13 Januari 2024, umat Muslim di Indonesia akan memasuki bulan Rajab 1445 Hijriah. Puasa Rajab merupakan salah satu ibadah yang dilakukan selama bulan Rajab, yang merupakan bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah. Berikut ini informasi terkait puasa Rajab, termasuk niat, waktu utama, dan keutamaannya:

Niat Puasa Rajab

- Niat puasa Rajab bisa dilafalkan pada malam hari hingga sebelum masuk waktu imsak.

- Niat tersebut dapat diucapkan secara lisan maupun dalam hati.

- Niat puasa Rajab pada malam hari:

"نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى"

Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillâhi ta'âlâ

Artinya: "Aku berniat puasa Rajab, sunnah karena Allah ta'âlâ."

- Jika seseorang lupa niat pada malam hari, niat juga dapat dibaca pada siang hari dengan ucapan:

"نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا الْيَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى"

Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i syahri rajaba lillâhi ta'âlâ

Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulan Rajab hari ini, sunnah karena Allah ta'âlâ."

Waktu Utama Puasa Rajab

- Waktu yang diutamakan untuk puasa Rajab adalah pada ayyamul bidh atau pertengahan bulan.

- Puasa juga dapat dilakukan setiap hari Senin, Kamis, dan Jumat, atau secara selang-seling, satu hari berpuasa, satu hari tidak, sepanjang bulan Rajab.

Keutamaan Puasa Rajab

- Puasa Rajab memiliki keutamaan khusus, seperti yang diungkapkan oleh Imam al-Ghazali.

- Imam al-Ghazali menyampaikan bahwa satu hari puasa Rajab lebih utama dibandingkan berpuasa 30 hari pada bulan lain.

- Ganjaran pahala untuk setiap hari puasa Rajab mencapai sebesar ibadah 900 tahun.

Dengan demikian, umat Muslim di Indonesia diharapkan dapat menjalankan puasa Rajab dengan niat yang tulus, mengamalkan ibadah pada waktu yang diutamakan, dan meraih keutamaan yang terkandung dalam pelaksanaan puasa ini.

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: