Jumat, 05 Maret 2021

Puisi Akhbar Bagian Pertama

 


DEBU SILAM

Oleh: Filda Reyneer


Senyum Yang Menjanjikan.

Menombak Angan dengan Layang-layang.

Temaram Yang Menjadi Cerah.

Menandakan Kelenyapan Siksa Yang Tiada Tara.

Tak Sepatah Katapun Terucap.

Menoreh Kilatan Rasa yang asing.

Seperti Debu Yang berterbangan.

Tak terlihat Namun Terasa.

Digenggam Hancur ; Dilepas Pergi. 

 

INTROPEKSI DIRI

Oleh: Masfufah (pena Afiyah)


Ketika sudah sesuai prosedur

Dikira salah alur

Seharusnya merangkul

Tetapi malah memukul

Dan akhirnya tersungkur

Menjadi mujur

 

Bukannya memberi saran

Tetapi malah menjatuhkan

Sampai menjadi beban pikiran

Bukan malah bergeliat

Ataupun mencuat

Sehingga terlihat hebat

 

Ingatlah ikrar perjanjian

Kita satu-kesatuan

Satu tujuan dan satu impian

Jangan saling meyalahkan

Hingga menjerumuskan

 

Yang seharusnya member dukungan

Tetapi, malah mementingkan keegoan

Demi mencapai kewibawaan.

Yang seharusnya memberi  kemaslahatan

Tetapi malah memanfaatkan keadaan

Teruslah Intropeksi diri

Jangan hanya mengomentari

Sampai timbul penyakit hati.

 

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: