Jumat, 01 Januari 2021

TAHUN BARU 2021, KEAAMANAN PESANTREN TEGASKAN KEMBALI SOAL PENGABSENAN



TAHUN BARU 2021, KEAAMANAN PESANTREN

TEGASKAN KEMBALI SOAL PENGABSENAN

Oleh : Mukhlis Akmal Hanafi 

       Tahun baru masehi merupakan momentum dalam satu tahun sekali yang pada umumnya akan diisi dengan berbagai macam kegiatan pribadi. Event tahunan dalam menyambut Malam Tahun Baru pun sudah sering digelar, misalnya saja pembakaran petasan yang biasanya momentum ini akan hadir saat pelepasan jam 12 malam, ada juga yang sibuk mengadakan pertemuan kecil-kecilan yang meliputi bakar bakar jagung, masak masak, sampai ada juga yang ditemani oleh seorang pasangan.

       Kurang afdol rasanya jika dalam momentum tahun baru ini pondok pesantren tidak bisa ambil peran dalam bidang pengamanan khususnya perihal pengabsenan. Ya pondok pesantren raudlatul ulum 1 yang di dirikan tepat pada tahun 1949 itu sudah sangat kental dengan sebuah pengabsenan malam, setiap ada kejadian yang memiliki potensi besar santri melanggar akan ada beberapa proses yang harus santri lakukan. Misalnya saja “santri tidak boleh keluar dan wajib melakukan pengabsenan” tentunya jika ketahuan melanggar akan ada sanksi yang setimpal.

       Jika menilik ke belakang kita juga tidak bisa mengambil keputusan, ada juga santri yang melanggar dan ada juga santri yang lebih memilih diam. Keputusan diatas diambil, bukan juga tanpa alasan. Tentunya demi sebuah pengamanan dan ketertiban.

       Berbeda dari sebelum-sebelumnya. Jika di tahun sebelumnya pengabsenan menggunakan pengabsenan di musholla, dikumpukan, setelah itu dipanggil satu persatu. Sekarang  pengabsenan dilakukan di kantor pesantren menggunakan simatren, aplikasi berbasis wabsite yang di kelola langsung oleh gus abdurrohim said.

Pengabsenan di tahun ini jauh dari kata peningkatan, jauh lebih simpel dan tidak begitu menguras tenaga keamanan, lebih-lebih lagi ada fitur yang begitu membantu bagi keamanan, salah satunya santri yang tidak hadir juga dapat ditemukan dengan mudah.

       Keamanan juga menegaskan beberapa poin penting, meliputi ketidakhadiran, dan sakit yang diderita santri. Bagi santri yang sakit harus menitipkan pesan melalui ketua kamarnya dengan membawa surat sakit sebagai bukti nyata.

            Proses pengabsenan berjalan dengan lancar dengan data yang dikumpulkan. Beberapa santri ada juga yang tidak ikut dalam pengabsenan. Jumlah santri sekarang mencapai 439 santri dengan pengurus, dan santri yang tidak ikut dalam pengabsenan mencapai 10 orang atau lebih.

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: