Selasa, 30 Januari 2024

Gus Yahya, Ketua Umum PBNU, Mengajak Generasi Muda NU untuk Terus Belajar tentang NU

PPRU 1 News | Gus Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), memberikan sambutan menginspirasi pada acara Istighotsah Harlah Ke-101 NU di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta, Ahad (28/1/2024).

Dalam sambutannya, Gus Yahya memotivasi generasi muda NU, khususnya santri-santri Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, untuk tidak menunda-nunda belajar tentang Nahdlatul Ulama. Ia menekankan bahwa pengetahuan tentang NU adalah kunci untuk melibatkan diri dalam perjuangan besar organisasi ini.

"Saya mengajak seluruh generasi muda Nahdlatul Ulama, khususnya santri-santri Pondok Pesantren Sunan Pandanaran ini, untuk tidak menunda-nunda belajar tentang Nahdlatul Ulama. Karena kalian semua pada saatnya nanti, adalah pemimpin-pemimpin Nahdlatul Ulama," tegas Gus Yahya.

Belajar tentang NU, menurut Gus Yahya, harus menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan generasi muda. Ia mencontohkan Rais ‘Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, yang terus belajar tentang NU hingga saat ini. Gus Yahya memotivasi dengan mengatakan, "Belajarlah tentang Nahdlatul Ulama sejak sekarang dan jangan berhenti belajar sampai kapan pun."

Ajakan ini didasarkan pada wasiat KH Ali Maksum, Rais ‘Aam PBNU 1981-1984, yang menekankan pentingnya memahami NU. Gus Yahya menegaskan bahwa terus-menerus belajar artinya tidak merasa pintar, apalagi merasa lebih pintar dari ulama sekelas KH Miftachul Akhyar.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Yahya juga menekankan bahwa kepemimpinan NU didasarkan pada syariat, dengan institusi syuriyah yang beranggotakan para ulama ahli syariat. Harlah Ke-101 NU dirayakan dengan sejumlah acara, termasuk Konferensi Besar NU di Hotel Melia, Puncak Harlah di Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, dan peresmian College of Future Studies pada Rabu (31/1/2024).

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: