PPRU
1 Kembali Adakan Upacara Hari Santri Nasional;
Ada
yang Berbeda Tahun Ini
Oleh: Syifa’ur Romli
Dalam
rangka memperingati Hari Santri Nasional, Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 (PPRU
1) Ganjaran, Gondanglegi, Malang kembali mengadakan upacara bendera yang
digelar di halaman Kantor Pesantren, Kamis (22 Oktober 2020) Kemarin.
Acara
yang hampir setiap tahun diadakan sejak disahkannya pada tahun 2016 tersebut,
kali ini dihadiri oleh tamu undangan asatidz Madrasah Diniyah serta beberapa
dewan pengasuh di antaranya Gus. Abdur Rohim Sa’id (Kepala Pesantren PPRU 1)
untuk turut memeriahkan dan mensyukuri hari yang menjadi ikon kebanggan
pesantren Nusantara itu. Di sisi lain, para santri tak lepas menjadi komponen
utama di dalamnya.
Ada
beberapa hal yang berbeda pada gelaran upacara Hari Santri Nasional (HSN) tahun
ini. Pasalnya, jika tahun sebelumnya upacara di-handle oleh pengurus
pesantren bersama staf Madrasah Diniyah Raudlatul Ulum 1, kali ini kelompok
PKLI (Praktik Kerja Lapangan Integratif) IAI Al-Qolam yang diketuai oleh Ust.
Ihya’ul Ulum lah yang berperan sebagai penangung jawab acara sejak awal
persiapan hingga selesai dilaksanakan.
Wabah
Covid-19 yang tak kunjung menemukan titik selesainya turut memberika warna
berbeda dalam gelaran upacara tahun ini. Diamana seluruh santri dan peserta
upacara harus menjalankan protokol kesehatan di antaranya memakai masker. “Semua
itu dijalankan dalam rangka mejaga kesahatan para santri dan civitas pesantren
dari bahaya virus Corona sekaligus menaati peraturan pemerintah” Ujar BangAmir
Najib (Ketua PanitiaUpacara Hari Santri Nasional PPRU 1) dalam wawancara yang
dilakukan tim Publikasi kemarin.
Selain
itu, peserta yang terdiri seluruhnya dari santri PPRU 1 kali ini, terbilang
jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, lembaga
pendidikan formal baik tingkat MI/MTs ataupun MA sederajat yang biasanya turut
mengadakan upacara bendera dalam rangka Hari Santri Nasional di sekolah
masing-masing serta mewajibkan siswanya untuk upacara di sekolah, kali ini tidak
mengadakan upacara sebab terkendala wabah Covid-19. Akhirnya semua santri harus
mengikuti kegiatan upacara di pondok pesantren.
Inspektur
Upacara yang dalam hal ini dipimpin oleh Ust. Ahmad Sholeh menegaskan dalam
amanatnya; “Bahwa 22 Oktober merupakan tanggal disahkannya oleh presiden
sebagai Hari Santri Nasional”. Selain itu Ustadz. Ahmad Sholeh Juga
merefleksikan histori tercetusnya resolusi jihad Nahdlatul Ulama’ yang
diinisiasikan oleh Ra’is al-Akbar NU; KH. Hasyim Asy’ari yang juga
bagian besar dari tokoh kemerdekaan serta kepesantrenan.
Di
sisi lain, sosok yang juga menjabat sebagai wakil kepala tersebut juga
menegaskan kembali bahwa santri adalah bagian besar dari pemilik aset
kemerdekaan Indonesia. Menekankan jiwa Nasionalisme terhadap setiap santri,
termasuk mendalami makna Bhineka Tunggal Ika kepada para santri, bahwa santri
tidak boleh membeda-bedakan status sosial, ekonomi maupun domisili antar sesama.
Pada akhir amanatnya, Ustadz Sholeh menutup dengan pesan “Berbanggalah Menjadi
Santri”.
Pada
penghujung acara, protokol upacara yang dipandu oleh Muhammad Farhan memohon
kepada Gus. Abdur Rohim Sa’id untuk memimpin do’a penutup dimana kemudian
Muhammad Khoiron sebagai Pimpinan Upacara membubarkan seluruh peserta. Upacara
dilaksanakan dalam keadaan khidmat dan penuh penghayatan.[Red]
0 comments: