Rabu, 31 Januari 2024

Taujihat KH Miftachul Akhyar dalam Harlah Ke-101 NU: Menapaki Abad Kedua dengan Ilmu dan Kebenaran

PPRU 1 News | Dalam rangka peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-101 Nahdlatul Ulama (NU), Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar memberikan taujihat atau pengarahan di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. Pemimpin tertinggi NU ini menyampaikan pandangannya tentang memasuki abad kedua dengan membawa ilmu dan kebenaran sebagai pilar utama.

Dalam taujihatnya, KH Miftachul Akhyar mengawali dengan menyebutkan bahwa kelahiran Nahdlatul Ulama ibarat percikkan cahaya yang telah membawa pencerahan bagi umat. Ia menekankan bahwa NU, seperti yang tertuang dalam Quran, adalah sumber pengetahuan yang jelas dan luar biasa. Dalam konteks ini, NU diibaratkan sebagai minyak yang telah cukup untuk menjadi penerang bagi sekitarnya, baik secara fisik maupun spiritual.

KH Miftachul Akhyar optimis bahwa NU, yang memasuki abad kedua, dapat mencapai prestasi terbaik. Dia memberikan apresiasi atas peresmian UNU Yogyakarta pada hari itu, sebuah inisiatif yang diharapkan dapat menghasilkan kader-kader terbaik yang mampu menyebarkan ilmu pengetahuan yang benar.

Dalam konteks keilmuan, KH Miftachul Akhyar menyebut bahwa ilmu yang dikembangkan di UNU Yogyakarta harus sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW. Ia menekankan bahwa kemampuan membaca tidak hanya terbatas pada membaca tulisan, tetapi juga melibatkan pemahaman akan lingkungan, situasi, dan tanda-tanda alam. Selain itu, ia merinci bahwa kemampuan membaca harus selalu diiringi dengan kontrol bismirabbik sebagai pengendali dan pengontrol.

KH Miftachul Akhyar mengutip perintah Iqra' (membaca) dalam Quran sebagai landasan untuk kemampuan membaca dan memahami berbagai aspek kehidupan. Ia menegaskan bahwa umat Muhammad SAW harus memiliki kemampuan tanpa batas dalam mengejar pengetahuan, namun tetap di bawah kendali bismirabbik.

Dalam penutupnya, KH Miftachul Akhyar berharap bahwa NU dapat terus meraih kesuksesan, melahirkan kader-kader terbaik, dan memberikan kontribusi positif untuk dunia dan akhirat. Taujihat ini mencerminkan semangat NU dalam menyongsong masa depan yang cerah dengan membawa ilmu dan kebenaran sebagai pedoman utama.

Gus Yahya Ajak Nahdliyin Berpikir Futuristik dalam Harlah NU yang Ke-101: Menyongsong Masa Depan yang Penuh Harapan

PPRU 1 News | Dalam perayaan Harlah ke-101 Nahdlatul Ulama (NU), Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menginspirasi seluruh warga NU untuk merenungkan masa depan dengan penuh optimisme. Dalam wawancara eksklusif di kanal YouTube NU Online, Gus Yahya mengajak untuk membangun mindset bahwa NU bukan hanya berdaya, tetapi juga harus menjadi kekuatan yang proaktif dalam pembangunan masa depan.

Dengan pesatnya perkembangan zaman, Gus Yahya menyoroti urgensi kesadaran akan masa depan yang mendesak. Dia mengajak untuk memahami bahwa kompleksitas zaman modern membutuhkan persiapan dan pemikiran yang matang. "Kita harus jadi digdaya, memiliki imajinasi tentang masa depan yang dibangun secara mendalam," ungkapnya.

Perayaan Harlah dimulai dengan Istighatsah di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Yogyakarta, pada 28 Januari 2023, dan mencapai puncaknya di Universitas NU Yogyakarta pada 31 Januari 2024. Pilihan lokasi ini memiliki makna strategis karena NU Jogja sedang merancang school of future studies, sebuah inisiatif untuk mempersiapkan studi-studi masa depan.

Rangkaian perayaan juga mencakup Konferensi Besar (Konbes) dengan tema "Memacu Kinerja untuk Mengawal Kemenangan Indonesia." Gus Yahya menggarisbawahi peran NU dalam momen krusial yang dihadapi Indonesia, baik secara nasional maupun internasional. "Waktu terus berjalan, dan upaya sungguh-sungguh harus dilakukan agar Indonesia tidak terkalahkan oleh tantangan yang dihadapi," tegasnya.

Semangat yang diusung Gus Yahya dan NU adalah untuk memacu kinerja guna ikut serta dalam memenangkan pertarungan penting yang dihadapi Indonesia saat ini. Harapannya, NU dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan untuk mencapai kemenangan bagi bangsa.

 

Selasa, 30 Januari 2024

Gus Yahya, Ketua Umum PBNU, Mengajak Generasi Muda NU untuk Terus Belajar tentang NU

PPRU 1 News | Gus Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), memberikan sambutan menginspirasi pada acara Istighotsah Harlah Ke-101 NU di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta, Ahad (28/1/2024).

Dalam sambutannya, Gus Yahya memotivasi generasi muda NU, khususnya santri-santri Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, untuk tidak menunda-nunda belajar tentang Nahdlatul Ulama. Ia menekankan bahwa pengetahuan tentang NU adalah kunci untuk melibatkan diri dalam perjuangan besar organisasi ini.

"Saya mengajak seluruh generasi muda Nahdlatul Ulama, khususnya santri-santri Pondok Pesantren Sunan Pandanaran ini, untuk tidak menunda-nunda belajar tentang Nahdlatul Ulama. Karena kalian semua pada saatnya nanti, adalah pemimpin-pemimpin Nahdlatul Ulama," tegas Gus Yahya.

Belajar tentang NU, menurut Gus Yahya, harus menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan generasi muda. Ia mencontohkan Rais ‘Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, yang terus belajar tentang NU hingga saat ini. Gus Yahya memotivasi dengan mengatakan, "Belajarlah tentang Nahdlatul Ulama sejak sekarang dan jangan berhenti belajar sampai kapan pun."

Ajakan ini didasarkan pada wasiat KH Ali Maksum, Rais ‘Aam PBNU 1981-1984, yang menekankan pentingnya memahami NU. Gus Yahya menegaskan bahwa terus-menerus belajar artinya tidak merasa pintar, apalagi merasa lebih pintar dari ulama sekelas KH Miftachul Akhyar.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Yahya juga menekankan bahwa kepemimpinan NU didasarkan pada syariat, dengan institusi syuriyah yang beranggotakan para ulama ahli syariat. Harlah Ke-101 NU dirayakan dengan sejumlah acara, termasuk Konferensi Besar NU di Hotel Melia, Puncak Harlah di Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, dan peresmian College of Future Studies pada Rabu (31/1/2024).

PPRU 1 Putra Gelar Kontrolan Kamar dalam Upaya Mempertahankan Kesterilan Pondok Pesantren

 

PPRU 1 News | Selasa (30/1) PPRU 1 Putra mengadakan kontrolan kamar yang dipimpin langsung oleh Ust. Fauzi, Ketua Keamanan, dan Gus Zami, Koordinator Keamanan. Kontrolan ini diinisiasi untuk menjaga kesterilan Pondok Pesantren dari barang-barang yang dilarang sesuai aturan pesantren.

Dengan tujuan utama menjaga kebersihan dan ketertiban di lingkungan pondok, kontrolan kamar tersebut menjadi langkah preventif demi memastikan bahwa pesantren tetap bersih dari barang-barang yang tidak sesuai dengan kebijakan pesantren. Ust. Fauzi sebagai ketua keamanan dan Gus Zami sebagai koordinator keamanan memainkan peran kunci dalam mengawasi proses kontrolan ini.

Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya bersama untuk menciptakan lingkungan pesantren yang kondusif dan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut. Melalui kontrolan kamar ini, PPRU 1 Putra berkomitmen untuk mempertahankan integritas dan kestereilan pesantren sebagai tempat pembinaan dan pengembangan bagi para santri.

Harlah Ke-101 NU: Gus Yahya Pimpin Istighasah dan Menegaskan Perjuangan Abadi NU hingga Hari Kiamat

PPRU 1 News | Pada perayaan Harlah Ke-101 Nahdlatul Ulama (NU), momentum bersejarah terwujud dalam Istighatsah yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), di Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta. Dalam pidatonya, Gus Yahya mengingatkan bahwa usia 101 tahun NU bukanlah akhir, melainkan awal perjalanan yang panjang. Ia menegaskan semangat perjuangan NU yang dirancang untuk bersifat abadi, menjalani tuntunan agama dan syariat dalam setiap keputusan organisasi.

Dengan penuh ghirah, Gus Yahya menggambarkan NU sebagai penjaga harapan akhirat, didirikan dengan niat murni dan harapan keberkahan di akhirat. Ia menyampaikan bahwa setiap keputusan PBNU didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan agama, menjadikan NU sebagai garda terdepan dalam menjalankan nilai-nilai syariat Islam.

Acara tersebut menjadi lebih berkesan dengan pemotongan tumpeng oleh KH Miftachul Akhyar, menandai komitmen NU dalam terus berjuang demi kemashlahatan umat, kemajuan Islam, negara bangsa Indonesia, dan kemanusiaan secara keseluruhan. Peringatan Harlah Ke-101 NU diwarnai dengan momen penuh makna, di mana harapan, semangat, dan tekad untuk memperjuangkan kebaikan terus tumbuh dan berkembang di kalangan para santri dan jajaran PBNU.

Senin, 29 Januari 2024

Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) di Yogyakarta: Pembahasan Peraturan Perkumpulan dan Pengelolaan Fasilitas Kesehatan

 

PPRU 1 News | Pada Selasa (30/1/2024), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) di Hotel Melia Purosani, Yogyakarta. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Lahir (Harlah) Ke-101 Nahdlatul Ulama yang berlangsung dari Ahad (28/1/2024) hingga Rabu (31/1/2024).

Konbes NU ini bertujuan untuk membahas dan menyempurnakan sejumlah Peraturan Perkumpulan (Perkum) Pertama, khususnya Perkum NU tentang Pembahasan dan Penetapan Hukum Atas Masalah Keagamaan dan Kemasyarakatan, yang lebih dikenal dengan Bahtsul Masa’il. Ketua Panitia Pelaksana Harlah Ke-101 NU, Syarif Munawi, menyampaikan bahwa peraturan ini akan mengatur dasar, wewenang pembahasan dan penetapan hukum, serta metode dan proses pengambilan keputusan terkait masalah keagamaan dan kemasyarakatan.

Penyempurnaan Perkum juga mencakup pengelolaan fasilitas kesehatan NU di berbagai tingkatan. Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Syarif, menjelaskan bahwa hal ini akan menjadi acuan dalam pengelolaan fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh NU. Konbes NU kali ini juga mencakup pembahasan penyempurnaan Peraturan Perkumpulan NU tentang Permusyawaratan dan Pengukuran Kinerja.

Dalam Konteks lebih luas, Konbes NU merupakan forum permusyawaratan tertinggi setelah Muktamar. Acara ini menjadi momen untuk membicarakan pelaksanaan keputusan-keputusan Muktamar, mengkaji perkembangan, dan memutuskan peraturan perkumpulan. Konbes dihadiri oleh anggota pleno PBNU dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama.

Rangkaian acara Harlah Ke-101 NU juga termasuk Istighatsah di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Bantul, Yogyakarta pada Ahad (28/1/2024); Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak pada Senin (29/1/2024); dan Resepsi Peringatan Hari Lahir ke-101 Nahdlatul Ulama di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta pada Rabu (31/1/2024).

Presiden Joko Widodo dan Sri Sultan Hamengkubuwono X dijadwalkan hadir pada puncak acara peresmian gedung UNU Yogyakarta dalam rangkaian perayaan Harlah Ke-101 NU. Sebagai informasi tambahan, Konferensi Besar dalam Anggaran Dasar NU Pasal 22 merupakan salah satu dari permusyawaratan tingkat nasional NU. Dalam Anggaran Rumah Tangga NU pasal 76 dijelaskan, Konbes merupakan forum permusyawaratan tertinggi setelah Muktamar dan dipimpin serta diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.