Minggu, 05 Agustus 2018

#Info Pesantren - Cuaca Dingin Mencapai 18' C, Santri Tetap Aktif

#Info Pesantren - Cuaca Dingin Mencapai 18' C, Santri Tetap Aktif
Suasana Pagi PP. Raudlatul Ulum (Suhu mencapai 18' Celcius)
PPRU1.NET-Akhir-akhir ini daerah Malang dan Kabupaten Malang tengah dilanda musim kemarau. Akibatnya, intensitas suhupun semakin menurun dan membuat cuaca menjadi sangat dingin. Bahkan bisa dikatakan cuaca dingin kali ini sangat berbeda dengan biasanya.

Hal itu terbukti sejak (Senin, 6/8/2018). Berdasarkan berita yang dilansir oleh situs Berita ter-Update Detik.com, cuaca di daerah kab. Malang mencapai titik suhu 19' - 18' Celcius. Penyebab utamanya adalah tengah adanya musim kemarau. Sehingga, suhu diperkirakan masih akan turun sampai titik 14' Celcius hingga akhir bulan Agustus 2018.

Dengan adanya duhu yang tak umum terjadi di daerah yang biasanya panas dan hangat tersebut tersebut, membuat penduduk kab. Malang termasuk penduduk santri PP Raudlatul Ulum 1 menjadi resah. Pasalnya, mereka harus menjalani kegiatan yang super padat dengan kondisi tubuh diuji dengan dinginnya cuaca.


Terlebih lagi menghadapi kegiatan ketika suhu dingin mencapai titik puncak dinginnya; dinihari - pagi. Mereka diharuskan tetap menjalani kegiatan semenjak mata mereka terbuka jam 04.00 - 07.00 tentunya dengan sengatan dingin yang menyayat. Kendati demikian, mereka tetap dikawal untuk selalu konsisten dalam melakukan kegiatan oleh pihak pengurus.

#Info Pesantren - Cuaca Dingin Mencapai 18' C, Santri Tetap Aktif
Nadzoman Bersama - Terlihat ekspresi semangat santri meski disengat dingin
Sholat jama'ah Shubuh menjadi awal mereka harus menahan pedihnya menjadi bakal seorang ulama' dan pilihan Allah SWT. Sekalipun mereka harus sulit sekali untuk dibangunkan sebab dinginnya hawa dan enggan menyentuh air. Hal itu pula yang menjadi beberapa beban dan hambatan bagi pengurus keamanan yang bertugas penting membangnkan mereka. Kendati demikian, semua berjalan lancar.

Tak berhenti di sholat jama'ah, mereka diharuskan mengaji kitab Tafsir al-Jalalain dan mengaji al-Qur'an (bagi kelas ula), dilanjut dengan nadzoman bersama. Dengan posisi tangan yang selalu berdekap serta badan menggigil tertutup sorban, mereka tetap semangat dan insyaAllah akan selalu semangat. [Red]

Rabu, 25 Juli 2018

KBIH As-Syafa'ah - Tahun Ini, Memegang Rekor Jama'ah Haji Terbanyak

KBIH As-Syafa'ah - Tahun Ini, Memegang Rekor Jama'ah Haji Terbanyak

Jamaah Haji As-Syafa'ah - PPRU 1

KBIH As-Syafa'ah -Sejumlah 146 jama'ah haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) As-Syafa'ah diberangkatkan kemarin (Senin, 23 Juli 2018) dari Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1, Ganjaran, Malang. Jumlah ini merupakan jumlah terbanyak dari tahun-tahun sebelumnya.

KBIH yang dibimbing langsung oleh salah satu dewan pengasuh PonPes Raudlatul Ulum 1; KH. Ahmad Hariri Yahya ini berangkat dengan nomor kloter 23 dan memiliki rombongan berjumlah sebanyak 4 bus pariwisata kelas A.
KBIH As-Syafa'ah - Tahun Ini, Memegang Rekor Jama'ah Haji Terbanyak
Sholat Dhuhur Berjamaah menjelang keberangkatan jamaah
Prosesi pemberangkatan berjalan dengan lancar serta aman terkendali. Hal ini tak lepas dari usaha panitia pemberangkatan jamaah haji yang terdiri di antaranya dari pengurus pesantren sebagai petugas birokrasi, Banser gondanglegi sebagai pengaman dan pihak kepolisian sebagai keamanan pemerintah daerah.

Baca Juga: Nonton Bareng Piala Dunia Ala Santri? Yang Penting Happy!

Selain jumlah jama'ah haji yang lebih banyak dari pada tahun sebelumnya, ada yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Antara lain; tersedianya pos penukaran uang rupiah-real yang diselenggarakan atas kerja sama panitia dengan Bank Syari'ah Mandiri Malang. Hal ini memudahkan sekaligus menambah fasilitas kenyamanan para calon jamaah haji.

KBIH As-Syafa'ah - Tahun Ini, Memegang Rekor Jama'ah Haji Terbanyak
Salah satu jamaah haji beserta pengantarnya
Akibat jumlah jama'ah haji yang semakin melunjak, kemacetan tak kuasa dihindarkan lagi. Hal ini terjadi akibat jumlah kendaraan pengantar sekaligus para sanak keluarga jama'ah yang turut mengantar kepergian para calon jama'ah haji dalam menunaikan ibadah haji menuju tanah suci.

Tidak ada kasus kehilangan atau kejadian yang tidak diinginkan lagi dalam pemberangkatan jama'ah haji tahun ini. Semua berjalan lancar dan aman terkendali.

KBIH As-Syafa'ah - Tahun Ini, Memegang Rekor Jama'ah Haji Terbanyak
Terlihat petugas banser dan kepolisian dalam menertibkan keamanan
"Alhamdulillah, sekalipun jumlah jama'ah haji semakin bertambah signifikan, namun tak didapatkan hal-hal yang tak diinginkan pada tahun ini. Semua berkat kerja sama antara panitia, banser, kepolisian dan warga setempat sendiri" Ujar P. Shinwani (petugas Banser) kala diwawancarai Tim Publikasi kemarin. [Red]

Senin, 12 Maret 2018

Secarik Kisah di Balik Duka Sore Itu - Alm. KH. Ahmad Sa'id Yahya

Secarik Kisah di Balik Duka Sore Itu - Alm. KH. Ahmad Sa'id Yahya
Oleh: Syifa'ur Romli (Ketua. Dev. Publikasi PPRU 1)
Raudlatul Ulum Berduka - "Beliau (KH. Ahmad Sa'id Yahya) adalah sosok yang ikhlas. Penuh dengan kesederhanaan. Dan InsyaAllah tidak memiliki prasangka buruk terhadap siapapun." Dawuh KH. Madarik Yahya (Adik kandung Alm. KH. Ahmad Sa'id Yahya) dalam mau'idloh kesaksian jenazah sebelum jenazah Kyai dikebumikan.

Kata-kata kesaksian terakhir itu membuat seluruh jamaah sholat jenazah tersentuh hatinya. Suasana isak tangis para santri menjadi lantunan nada kehilangan yang memenuhi seluruh isi masjid As-Syafi'iyah. Kehilangan sosok guru kharismatik yang selalu mengajarkan santrinya betapa arti ikhlas dalam kesederhanaan.

Dalam sakit stadium akhir yang diderita beliau selama hampir tiga minggu, ada beberapa Hikayah penuh hikmah untuk kita petik menjelang akhir hayat beliau kemarin, 12 Maret 2018 tepatnya di Rumah Sakit Umum Dr. Syaiful Anwar, Malang.

Dalam beberapa wawancara yang dilakukan oleh Tim Publikasi terhadap salah seorang santri yang kebetulan bertugas untuk menjaga beliau, didapatlah cerita berikut:

"Pagi itu, selepas melaksanakan ibadah sholat shubuh, Kyai (Sebutan Alm. KH. Ahmad Sa'id Yahya) tak lagi menyenyakan diri untuk tidur. Beliau lebih banyak terduduk dari tidur yang tak sempat beliau pejamkan matanya. Dengan rogohan nafas yang selalu diikuti kata "Laa Ilaaha Illallah, Muhammadun Rasulullah" hanya kata itu yang selalu beliau istiqomahkan semenjak awal sakit yang menyebabkan beliau wafat.

Sebenarnya Kyai sudah direncanakan oleh pihak keluarga untuk dipindahkan ke RSI (Rumah Sakit Isam) Gondanglegi hari itu juga. Dimana semua keperluan sudah dikemas. Dan sayang dengan adanya kabar akan dipindahkannya tersebut, dokter RSSA sudah jarang berkunjung ke kamar dengan berbagai penundaan tatkala hendak dimintai penanganan.

Dengan perasaan kasih sayang, Gus. Abdur Rahman Sa'id (putra beliau) menawarkan untuk memberikan sarapan kepada beliau. Dan hanya satu-dua suap yang beliau dahar. Setelahnya beliau tak lagi berkata apapun melainkan kalimat syahadat.

Pagi tiba berwajah cerah. Seperti biasa, Kyai bertanya mengenai dokter yang biasa merawatnya. "Kemmah dokterah mak lok teng deteng?". Tanya beliau kepada putranya. Tanpa jeda, putra beliau langsung menanyakan terhadap pihak perwat akan permohonan perawatan sedot cairan. Namun, tempolah yang menjadi jawaban. Dengan janji jam 10, kemudian jam 1, kemudian tak datang juga.

Dhuhur telah berlalu, Kyai hanya mau meminum air zam zam seteguk dua teguk. Sedang kalimat Syahadat tiada hentinya terlafal dari kedua bibir lemah beliau. Sampai waktu ashar tiba. Dan beliau melakukan sholat Ashar (Adalah sholat terakhir beliau).

Alm. KH. Ahmad Sa'id Yahya (Tetap Sholat Sekalipun Stadium Akhir)
Selepas menunaikan sholat ashar, nafas beliau semakin tak terkontrol. Sesak yang dideritanya bertambah. Dengan bantuan oksigen masker yang mulai dinaikan jua volumenya, beliau tak lagi mau bertidur lunglai. Nafas beliau sudah terengah. Namun menunjukan sifat ketenangan. Sebab mungkin beliau mengetahui bahwa tamu yang dinanti itu telah datang.

Dalam posisi duduk hampir bersila, beliau dipangku dan dirangkul dari belakang oleh Gus. Syarif Hidayatullah (Putra termuda) serta mulai dibacakan untaian ayat Al-Qur'an oleh Gus. Abdur Rahman Sa'id.

Tak lama dokter datang. Memeriksa keadaan Kyai yang mulai memburuk. "Bapak Sa'id sudah dalam kondisi kritis pak, silakan bapak tuntun". Kata dokter dengan wajah penuh kesesalan dihadapan Ahlul Bait. Dengan adanya vonis dari dokter tadi, pecahlah isak tangis yang sengaja sejak tadi ditahan. Tangis khawatir kehilangan.

Gus. Abdur Rohim (kepala pesantren Raudlatul Ulum 1 Putra) adalah putra beliau yang ke empat. Pun putra beliau yang sangat tidak tega dengan keadaan Kyai. Kamar 216 ruang Bougenville pecah dengan tuntunan kalimat Syahadat diiringi dengan rintih tangis kesedihan.

Nafas dingin mengucur dari setiap sudut bagian tubuh Kyai, pucat pertanda malaikat maut mulai mengeluarkan ruh beliu dari bagian bawah. Namun sekali lagi kalimat "Laa Ilaaha Illallah, Muhammadun Rasulullah" tiada henti mengalir dari lisan beliau yang penuh ketenangan. Ruh sudah lepas dari separuh badan beliau.

Hingga pada akhirnya lisan beliau yang mulia sudah berwarna kepucatan. Seakan nafas sudah berada di Hulquwm (tenggorokan) dan lafal Syahadat yang setia mengalir dari kedua bibir beliau. Isak tangis tetap tertahan sembari menuntun beliau. Keringat tiada henti mengucur dari sekujur tubuh.

Akhirnya pada jam 05.00, dengan lantunan kalimat "Laa Ilaaha Illallah, Muhammadun Rasulullah", Kiai dinyatakan telah tiada oleh dokter. Dalam posisi duduk penuh ketenangan beliau dirangkul Gus. Syarif Hidayatullah dan dibimbing Gus. Abdur Rahman Sa'id serta di bawah kesaksian putra putri beliau di atas ranjang kamar 216 lantai dua. Isak tangis yang tak terbendungkan lagi pecah ketika jasad beliau dibaringkan.

Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Rojiuun...

Telah berpulang ke Rahmatullah, KH. Ahmad Sa'id Yahya (Putra Alm. KH. Yahya Syabrowi) Senin, 12 Maret 2018 dengan tenang dan Insyaallah Husnul Khotimah.

Hujan turun menagisi bumi di sekitar daerah celaket RSSA Malang. Jenazah beliau tiba di tempat rumah duka jam 08.00. Sirine ambulance yang dari jauh menyala-nyala bergonta ganti seakan adalah gambaran isi hati para Mu'azziyyin yang penuh gejolak kehilangan, penyesalan, kesedihan dan ketabahan waktu itu memadati Raudlatul Ulum 1.

Prosesi pemakaman Alm. KH. Sa'id Yahya
Pada malam itu jua Jenazah Kyai dimandikan serta disholatkan di Masjid As-Syafi'iyah dalam kapasitas penuh jamaah sholat jenazah. Serta langsung dimakamkan bersebelahan dengan makam Alm. Kyai Hamid Khozin (posisi tepat di belakang masjid).

Ribuan Mu'azziyyin dari kalangan kyai, ustadz, santri, alumni serta penduduk desa turut mengiringi serta mengikhlaskan beliau kembali ke rahmatullah. Bahkan alumni serta santri beliau yang belum sempat berdatangan.

Sore yang turut beduka, melemahkan hati yang keras, mengingatkan satu hal bahwa kematian pasti akan bertamu..

Dengan keadaan seluruh wajah berbasah dan lunglai, semua menanggung beratnya kehilangan sosok guru yang penuh kesederhanaan, ketawadhu'an, serta keikhlasan dan kesabaran beliau. Seraya seluruh isi hati memiliki satu harap "Kyai... Akui Aku Sebagai Santrimu..."

Senin, 19 Februari 2018

Pembangunan Pondok Pesantren Putri dibantu 130 Alumni

Pembangunan Pondok Pesantren Putri dibantu 130 Alumni
Sebanyak 130 alumni hadir dalam pembangunan asrama Pondok Putri
Oleh: Syif'ur Romli

PPRU 1 Putri-Bertambah pesatnya jumlah santri putri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran dari tahun ke tahun membuat keadaan asrama santriwati semakin menyesak. Kondisi semacam itu membuat dewan pengasuh harus berfikir kembali untuk kedepannya.

Setelah melakukan banyak pertimbangan, akhirnya dipecahkan beberapa solusi dan jalan keluar antara lain instruksi dari dewan pengasuh KH. Ahmad Hariri Yahya. Yakni menambah unit bangunan untuk digunakan sebagai asrama penginapan pesantren.

Sebenarnya pembangunan asrama baru ini telah dimulai sejak awal bulan Januari. Namun mencapai puncaknya kemarin, (18 Februari 2018). Dengan proses pengecoran yang dihadiri oleh banyak alumni dari masing-masing daerah. Antaranya Sumber Manjing Wetan, Gedangan dan Gondanglegi.

Antusias alumni dalam kerjasama membantu pembangunan tersebut semata-mata hanya mengharap berkah dari para masyayikh (Jawa: Ngalap Barokah). Dihadiri setidaknya 130 alumni. Bisa diperhatikan di gambar.

Dalam puncak pembangunan kemarin, P. Sanusi (Wakil Bupati Kab. Malang) yang juga selaku alumni Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 mendatangkan bantuan berupa 200 Semen untuk pembangunan pesantren. Sayangnya, rencana kehadiran beliau harus digagalkan sebab adanya suatu kendala.

Pembangunan Pondok Pesantren Putri dibantu 130 Alumni
Semangat Bahu Membahu para Alumni HISANIYAH
Proses pembangunan berjalan dengan khidmat dan sesekali terselip canda tawa para alumni seakan bernostalgia akan masa-masa di mana mereka nyantri dahulunya. Mungkin juga menyesali masa indah yang seharusnya digunakan betul dahulunya.

Lokasi gedung baru ini bertempat di bagian atas dapur rumah (jawa: Ndalem) Nyai Sepuh dan tepat di bagian belakang ndalem KH. Nasihuddin Khozin. Sementara untuk penggunaanya sendiri, khusus diperuntukkan sebagai kamar para santriwati.

Pembangunan asrama baru ini rencananya akan dirampungkan dalam satu bulan kedepan. Harapan dewan pengasuh, dengan adanya asrama baru guna menampung jumlah santri yang kian tahun semakin bertambah ini dapat meminimalisir adanya keluhan baik dari santriwati maupun wali santri akan fasilitas daya tampung yang kurang memadai.

Dan semoga pilihan ini adalah pilihan yang tepat serta dapat direstui para masyayikh Allaahumma Ighfir Lahu. Serta dapat mencetak santri yang lebih berkualitas lagi dengan ditambahnya fasilitas yang kian mendukung. [Red]

Kamis, 01 Februari 2018

Gerhana Bulan? Antusias Sholat Gerhana Santri Raudlatul Ulum 1

Gerhana Bulan? Antusias Sholat Gerhana Santri Raudlatul Ulum 1
Antusias Santri Sholat Gerhana Bulan
Dengan tersebarnya info oleh badan peneliti bulan baik dari kalangan pemerintah, organisasi masyarakat maupun lembaga terkait akan terjadinya fenomena gerhana bulan kemarin (31 Januari 2018), menjadi sebuah kabar asyik bagi kalangan kaum bersarung Raudlatul Ulum 1.

Semenjak terdengar kabar akan datangnya gerhana bulan, santri ppru 1 menjadi seakan terbius virus kegirangan. Sayangnya kegirangan itu adalah praduga bahwa akan diadakan sholat gerhana bulan, sedangkan jika diadakan gerhana bulan, maka kegiatan musyawarah malam akan diliburkan.

Malam hari kamis, tepat sesaat setelah pelaksanaan sholat isya' pun sholat gerhana bulan dilaksanakan atas instruksi serta inisiatif dari kepala pesantren dan dewan pengurus. Pelaksanaan sholat gerhana diikuti oleh para santri Raudlatul Ulum 1. Baik santri putra maupun santri putri. 

Santri putra melaksanakan sholat gerhana bulan di Musholla, sedang santri putri bertempat di Aula  utama lantai dua.

Kepala pesantren, Gus Abdur Rohim Sa'id menjadi imam sholat pada pelaksanaannya. Sedang Ust. Khoiron Halim menjadi khotib sholat Husuf. Semua berjalan lancar serta khidmat. Mengingat pelaksaan sholat gerhana bulan kemarin adalah kali pertama diadakannya di pondok pesantren Raudlatul Ulum 1 semenjak tahun 2010.

Ustadz. Khoiron Halim menyampaikan dalam khutbahnya, "Ketahuilah wahai santri, bahwa terjadinya gerhana bulan ini bukan merupakan karena kematian seseorang, atau kelahiran seseorang (Baik Ulama' bahkan Nabi sekalipun). Melainkan adalah salah satu dari berbagai banyak tanda kebesaran Allah SWT". 

Harapan segenap dewan pengurus kedepannya, setiap kali terjadi fenomena alam. Maka harus diadakan praktik langsung sesuai yang telah dijelaskan tata cara ibadahnya dalam kitab klasik yang dipelajari sehari-hari. Dan juga sebagai bahan evaluasi praktikum dari pada materi yang hampir setiap waktu diajarkan di Pesantren.

Namun sayangnya. luapan kegembiraan santri akan dugaan kuat bakal diliburkannya kegiatan musyawarah malam karena pelaksanaan sholat gerhana bulan terhapus kerut dahi. Pasalnya, lima menit selepas dibubarkannya jamaah sholat gerhana, bel musyawarahpun terbunyi dengan lantang menyapa setiap sudut ruang kompleks pesantren. Sungguh kegagalan yang berkah.