Senin, 30 November 2020

SADAR ATAU MALAH DIAM (Sosok)


"Salah satu foto Ust ikhwan yang tampak manis"


SADAR ATAU MALAH DIAM

Oleh: Mukhlis Akmal Hanafi

Sadar akan kewajiban adalah prinsip besar yang harus ditanamkan. Begitu kira-kira ungkapan ust ikhwan saat rapat pengurus berlangsung. Ungkapan diatas menjadi prinsip dan tujuan yang harus ditanamkan dalam diri siapapun. sebab tidak bisa diragukan lagi, kesadaran merupakan kunci kesuksesan yang baru-baru ini menjadi topik pembicaraan dikantor pesantren. Meski kita sudah tau dan menduga bahwa ungkapan diatas dalam arti sadar akan jadi bahan incaran untuk saling cemooh dan saling menjatuhkan. Begitulah keadaannya kawan! Siapapun yang mampu menafsiri ungkapan ust ikhwan dengan benar. Maka tanpa disadari orang itu sudah banyak belajar dari beliau. Terutama soal kharismanya yang besar. Dan utamanya perihal sadar dan kesadaran.  

Siapa yang tidak kenal dengan sosok yang satu ini. Sosok karismatik yang tidak ingin kehilangan marwahnya gara-gara bercanda yang kelewatan batas. Ia sepenuhnya mempertahankan kharisma dalam diri santri. Dan menaruh kepercayaan besar dalam dirinya sendiri. “Akhlak mulia seorang santri juga dapat dipengaruhi oleh kharisma pengurus dan prilaku dari keseharian itu sendiri! Imbuhnya. 

Dua tahun yang silam tepatnya tahun 2018 ust ikhwan resmi ditunjuk sebagai pengurus harian dan di amanahkan sebagai anggota ubudiyah bagian kontroling dan penegak hukum di bidang ibadah dan al-quran. sempat juga di gadang-gadang jadi penerus Ust Sulaiman (the next sulaiman) yang secara kebetulan ust sulaiman juga pernah memasang badan di pengurus Ubudiyah. Namun sayang ust sulaiman malah memutuskan untuk boyong lebih awal faktor usia dan sudah waktunya menikah. 

Ubudiah tentunya bagian yang sangat central dalam kepengurusan. Selain harus memikul berat tanggung jawab yang harus ia emban. Ia juga dipaksa untuk istiqomah berjamaah dalam setiap rutinitas yang ia jalani dan tak menampik untuk kemudian jadi imam. Ini merupakan pengabdian yang sulit jika hanya dipikirkan. Jika tidak, dengan kesadaran dan ketekunan yang ust ikhwan berikan. Lagi-lagi soal kesadaran dan sadar  (خدمة للمعهد)

Hebatnya lagi; ust ikhwan pun juga ikut membantu administrasi pondok yang notabannya itu pekerjaan sekretaris. dan tak segan membantu bendahara jika kesempatan yang lain orang yang bersangkutan berhalangan. 

Apa namanya jika bukan sadar? Kesadaran mampu membatasi ruang lingkup kehidupan dengan sedemekian jenis dan beragam. Buktinya saat jam istirahatpun ust ikhwan rela bangun dari tidurnya sembari memberi pelajaran kepada teman santri yang ikut dalam ruang kursusan. Baginya, itu merupakn hal yang biasa dan bukan hal mustahil dilakukan. Lagi-lagi kesadaran jadi aktor penting dalam diri ust ikhwan. 

Wajahnya memang terbilang muram, namun dihatinya tertanam kesadaran yang sulit dibayangkan. Begitulah yang dapat aku simpulkan.

Dari segi keterampilan dan olah baca kitab kuning ust ikhwan tidak bisa dipandang sebelah mata. Keahlian dalam membaca dan menjelaskan Ust Ikhwan adalah jagonya. Melalui jejak digital yang saya punya, ia sudah meraih trofi bergengsi saat masih duduk dibangku non formal tepatnya di Madrasah Diniyah. Hingga mampu mengikuti kejuaraan kitab kuning tingkat MQK (Musyabaqoh qiroatl kutub) di madura. Namun sayang beribu kali sayang banyaknya peserta dari malang mengharuskan ia saling sikut dan akhirnya ia pun harus gugur di babak penyisihan. 

Berangkat dari pengalaman. Iapun banyak belajar dan mulai memahami dunia luar. Salah satu yang membekas dalam dirinya adalah; saat ia memutuskan untuk tetap diam dan menaruh perasaan yang dalam pada diri seseorang yang belum sepenuhnya ia kenal. Siapakah dia? Tentunya itu pertanyaan besar yang masih belum dipecahkan. Namun sayang rayuan yang aku berikan memaksa ia harus mengakui itu semua. Bahkan dalam proses wawancara ia berinisiatif untuk menceritakan kronologi dan awal mulanya. Meski keadaan yang sebenarnya cukup alot dan rumit dijelaskan. 

Dalam wawancara kami. Ada sedikit pembicaraan kecil nan menarik yang mustahil dilewatkan. “Aku diam bukan berarti melupakan ” ujarnnya. Aku berpikir panjang sampai pada titik aku benar benar merasa paham. Dan pada akhirnya akupun mulai memahami apa yang sudah jadi kaidahnya. Saya pun mengingat salah satu maqalah yang pernah disampaikan oleh gus abdurrahman sa'id (gus dur) saat acara maulid di atas aula lantai dua. Maqalah itu berbunyi

سلامة الانسان فى حفظ اللسان 

“Keselamatan manusia itu tergantung dimana ia harus menjaga lisan.

Bisa menarik kesimpulan; diam dan menyimpan rahasia secara diam-diam merupakan cara Tuhan untuk lebih sedikit melakukan tindakan kriminal. Lisan itu sebuah komunikasi untuk menyampaikan informasi, semua angggota tubuh yang kau miliki itu bisa mewakili cara pandang dalam kaca mata orang lain dan aku sendiri. Lebih baik diam daripada harus banyak tingkah tapi kosong isinya. 

Konon katanya, ekspresi kegembiraan dengan cara diam itupun membuat ust ikhwan tak sepenuhnya diam dan enggan tidak melakukan ritual.  Buktinya saat ia ditanya perihal orang yang dicintainya pun ia terus menjawab dengan suara yang lantang. Dan tentunya, dalam setiap kesempatan ada bait bait doa yang ia tanamkan. Sungguh mengharukan kawan!

Apakah ust ikhwan benar-benar sadar? Begitulah pertanyaan yang mendasar. Pertama: Menaruh harapan yang besar kepada orang yang belum ia kenal. Kedua: hanya bisa diam dan tidak menyatakan kebenaran. Ketiga lebih besar ke(malu)annya daripada kebenarannya.

Disatu sisi aku benar-benar menaruh empati yang sangat tinggi kepada ustad yang satu ini. Bagaimana tidak, kumpulan pertanyaan yang sudah aku miliki masih belum menemukan jawaban yang pasti. Tapi disisi yang lain. Akupun mulai paham dengan kondisi yang sedang ia jalani. lebih baik diam daripada harus menerima pil pahit yang sunnguh tak terduga itu bakal terjadi. Simalakama bukan! 

Antara sadar atau lebih memilih diam? 

Sadar dengan berbagai macam tantangan dan menerima kenyataan, atau dengan diam menyembunyikan kebenaran dan membiarkan orang lain diberi ruang kebebasan. 

Menarik ditunngu. []

ETIKA ILAHIYAH SANTRI (Opini)


Foto Gus Ma'ruf Khozin saat bersama Habib Qodir

ETIKA ILAHIYAH 
SANTRI

                                                  Oleh: Gus Shofi Mustajibullah

Gus Mus pernah dawuh, “Seseorang bergelar santri tidak harus dia yang ada di pesantren, cukup memiliki etika seperti santri, ia sudah layak di katakan sebagai santri.”

Etika santri mengajarkan dan menekankan tata krama seorang pelajar terhadap pengajarnya. Bukan hal yang samar sebenarnya, tetapi pesantren lebih dari pada menghormati seorang guru. Ibnu Abbas ra berkata: “Derajat Ulama' jauh di atas orang mukmin dengan selisih tujuh ratus derajat, sedangkan jarak antara dua derajat kira-kira sama dengan perjalanan lima ratus tahun”.

Di dalam peradaban pesantren, seorang santri hukumnya mutlak mematuhi perintah guru. Hal ini merupakan warisan indah nan elok dari tradisi para ulama' terdahulu. Mengapa demikian? Seorang mukmin tidak bisa serta merta dengan mudahnya tunduk pada Allah Sang Maha Penguasa. Bayangkan, pada seorang guru yang ikhlas membimbing langsung saja pun dia tidak patuh, lalu apa harapannya seorang mukmin bisa takut pada keberadaan Tuhan yang dia sendiri belum tahu di mana Tuhan berada.

Maka dari itu, etika santri adalah etika ilahiyah. Membiasakan penggunanya untuk tetap tawadlu' dan menetapkan dirinya sebagai hamba yang baik dan benar. Menghapus rasa congkak dan takabur yang telah mengkerak di dalam hati.

Etika santri harus tetap abadi, sepanjang masa bagi mereka yang mengaku sebagai santri. Bahkan di saat angin barat dan timur tak memiliki titik temu, bumi sudah bosan bersandiwara dengan umat manusia, dan lautan menjadi najis sebab seonggok darah. Etika santri wajib di amalkan hingga ajal menemui.

“Cahaya Tuhan adalah hiasan atas cahaya indra

Inilah makna cahaya maha cahaya

(Maulana Jalaluddin Ar-Rumi)

SANTRI HARUS TURUT ANDIL PADA PESANTRENNYA (Opini)


Foto Kang Khozin saat merenovasi bangunan unit usaha kantin di Raudlatul Ulum 1 

SANTI HARUS TURUT ANDIL
PADA PESANTRENNYA

Oleh: Gus Shofi Mustajibullah

Dalam suatu acara, Romo Yai Nurul Huda Djazuli pernah dawuh, “Kepemilikan pesantren sebenarnya ada pada santri”. Jika di telaah lagi dawuh dari beliau, pesantren tak ada bedanya dengan rumah dari para santri yang tinggal disana. Kalu bukan santri, siapa yang setiap harinya membersihkan seluruh area pesantren. Kalau bukan santri, siapa yang tidur di sana setiap harinya. Dan kalau bukan santri, siapa yang hari-harinya selalu melalui segala permasalahan, rasa senang, rasa duka, dan rasa-rasa lainnya kalau bukan santri itu sendiri.

Karenanya, santri harus mempunyai chemistry yang kuat pada tempat di mana mereka benar-benar membentuk karakter atau jatidiri manusia sebenarnya. Bagaimana caranya? Turut andilah pada pesantren yang di tempati. Tak perlu ribet, seperti rajin dalam mengikuti kegiatan yang sudah di tentukan, tidak melanggar peraturan, membantu pengurus dalam menjalankan tugas mereka, atau bahkan membantu terlaksananya harapan-harapan dari para Masyayikh.

Untuk apa itu semua? Yang jelas demi menumbuhkan rasa kesan yang besar pada pribadi setiap santri. Semua hal di dunia ini yang dapat menimbulkan kesan, sampai matipun pasti akan selau teringat. Ciptakanlah kesan-kesan yang mengena, supaya ketika keluar dari pesantren nanti, amaliyah-amaliyah yang di dapat akan terus langgeng.

Tantangan terberat seorang santri bukan di saat dia kehilangan sandalnya, tidak dapat pajek makan, atau telat kiriman, melainkan apakah setelah boyong dari pesantren, dia masih menjadi santri seutuhnya atau tidak sama sekali. Itulah permasalahn utama.

Untuk itu, tumbuhkanlah mahabbah sebesar mungkin pada pesantren dan turut andilah di dalamnya. Insya'allah sendi-sendi pesantren menjadi berkesan di hati dan senantiasa menjelma di dalam kerinduannya. 

Andai semesta ini berubah bagimu, tetaplah berjalan di jalanmu. Jangan berubah.

(Maulana Jalaluddin Ar-Rumi)

SEKIAN LAMA TERTUNDA AKHIRNYA PERPUSTAKAAN DIBUKA (Berita Pondok)

Perpustakaan PP. Raudlatul ulum 1 Ganjaran Gondanglegi Malang

SEKIAN LAMA TERTUNDA
AKHIRNYA PERPUSTAKAAN DIBUKA

Oleh: Mukhlis Akmal Hanafi


Setelah sekian lama tertunda akhirnya perpustakaan PPRU1 buka juga. Penantian panjang mengharuskan Gus Abdurrohm Sa'id angkat bicara. Beginilah nasib yang sedang terjadi di perpustakaan kita. 

Kepala pesantren mengusulkan ingin segera perpustakaan itu dibuka, dengan harapan meningkatkan kualitas baca dan informasi yang telah beredar dimana-mana. Perpustakaan yang terletak dibagian tengah-tengah pondok pesantren itu pun sudah jadi bahan lapak baca dari masa ke masa, hingga santri bisa dengan mudah mengakses hal-hal yang belum diketahui sebelumnya. Teman-teman santri yang ingin membaca atau hanya sekedar mencari kaidah fiqih yang belum terpecahkan pun jadi acuan atau keputusan terakhir yang harus santri terima. 

Keputusan diatas memaksa orang yang bersangkutan menemukan titik final dengan berbagai macam program dan pertimbangan. Meliputi program baca dan jam buka perpustakaaan. Sampai program tanya jawab seputar fikih atau permasalahan yang berkaitan dengan finansial yang nantinya pertanyaan beserta jawabanya di liput dalam media akhbar. dalam hal ini bidang taklimiyah berusaha bekerja sama dengan bidang publikasi. 

Selanjutnya; program yang tak kalah menarik diatas adalah  melihat film di malam jum'at yang ini sudah sering santri dengar dan merupakan kegiatan rutin yang entah dari kapan awal mula diadakanya. Ini merupakan angin segar bagi teman-teman santri yang ingin sekali mengisi ruang kekosongan di malam jum'at, sekedar refres otak kiri melihat bioskop dengan membeli uang tiket ke orang yang bertanggung jawab. Dalam hal ini ust rofi'i selaku pimpinan perpustakaan menegaskan, bahwa biaya tiket untuk bioskop malam jum'at sekitaran 2 ribu. Harganya pun bisa saja meningkat jika kondisinya sudah berubah dan memungkinkan. 

Sebagaimana perpustakaan pada umumnya. Perpustakaan pondok pesantren raudlatul ulum1 juga memiliki buku langka dan buku arsip yang masih dikenang dan tersimpan rapi di rak lemarinya. Salah satu yang masih tersisa adalah buku AMANAH yang merupakan buku kajian santri tahun 80an yang pimpinan redaksinya adalah KH. Hanafi Kholil. 

Kh hanafi kholil merupakan generasi pertama yang sangat antuis dalam membaca dan di nobatkan sebagai pustakawan oleh teman-temannya. Begitulah tulisan dari Gus Ma'ruf khozin dalam postingan facebooknya.

Jam buka perpustaakan adalah saat jam kegiatan malam sudah selesai. Tepatnya jam 10:00. Dan jam tutup perpustakaan saat jam sudah terlampau malam, tepatnya jam 12:30 demikianlah imbuhnya Ust anas sebagai wakil pimpinan perpustakaan.

Tentu ini merupakan angin segar dan berita yang masih hangat. Bagaimana tidak.  Perpustakaan yang berlokasi pas disamping daerah D itu resmi dibuka kembali sejak awal bulan november lalu (12-Nov-2020). Dan tentunya itu, mendapatkan dukungan penuh dari kepala pesantren beserta jajarannya.

Pimpinan perpustakaan Ust Rofi'i dan Ust Anas sangat antusias untuk membuka kembali perpustakaan. Dengan harapan membuka kembali cakrawala santri di bidang baca dan menulis. Untuk sementara proses peminjaman masih belum dibuka secara resmi. Peminjamannya hanya bisa dibaca di perpustakaan saja. 

Apa yang harus diperbaiki? bukti perombakan dan perbaikan katalog menjadi aktor penting yang harus diketahui bersama. Data buku perpustakaan yang beberapa dari bukunya dipinjamkan dan hilang. sampai tata letak dan updating buku yang belum sepenuhnya tersimpan. 

Selain itu ada beberapa info menarik tentang system management perpustakaan yang memuat semua yang berkaitan dengan pengelolaan perpustakaan. Mulai dari pendataan katalog buku, data anggota serta data pengunjung khusus untuk perpustakaan. Yakni management perpustakaan yang berbasis wabsite. SLIMS.

SLIMS adalah wabsite berbasis online yang khusus untuk menangani system managament perpustakaan. SLiMS (Senayan Library Management System) merupakan sistem automasi perpustakaan sumber terbuka (open source) berbasis web yang pertama kali dikembangkan dan digunakan oleh Perpustakan Kemendikbud. Aplikasi ini digunakan untuk pengelolaan koleksi tercetak dan terekam yang ada di perpustakaan. Ada beberapa menu yang sangat membantu bagi perpustakaan. Salah satunya adalah daftar pengunjung dan buku yang tersimpan di perpustakaan.

Yang tak kalah menarik dari aplikasi ini adalah menu Sirkulasi. Menu ini sangat membantu sekali khususnya untuk staf perpustakaan bagian administrasi peminjaman buku, karena memberikan kemudahan dalam pendataan dengan menggunakan scan barcode tanpa harus mengetik satu per-satu.

Selengkapnya Di websaite SLIMS: https://slims.web.id/web/

Minggu, 15 November 2020

OPINI- BUDAK VS PEJUANG

      


Bucin atau budak cinta, yang saya lebih suka menyebutnya dengan bumbu micin, adalah jenis manusia yang rela mengorbankan apapun demi pasangannya, meskipun pada dasarnya dia sendiri tidak mau melakukan itu.

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tidak di temukan arti dari kata bucin itu sendiri. Karena bucin adalah bahasa anak gaul yang merupakan akronim dari kata budak cinta. Memang tidak ada kajian-kajian khusus atau kajian akademis tentang bucin, yang ada hanya artikel-artikel bebas yang dimana isinya atau konotasinya buruk tentang makluk yang bernama bucin ini.

    Di dalam beberapa artikel yang saya pernah baca, orang yang bucin ini mempunyai ciri-ciri khusus yang diantaranya adalah: dia pasti mempunyai pasangan. Ya iya lah, karena untuk membucin itu harus ada obyek sasaran. Kalau enggak punya pasangan, mau ngebucin pada siapa?

Yang kedua adalah dompetnya plong. Karena uangnya dihabiskan untuk membiayai keinginan pasanganya. Yang mau beli ini lah, yang mau beli itu lah. Atau habis digunakan untuk membeli bensin, karena dia sibuk kesana-kemari membawa pasangannya hanya demi membahagiakan dia. Baik pergi ke tempat wisata maupun antar jemput ke sekolah, karena kebanyakan dari makluk bucin ini masih berstatus pelajar.

    Yang ketiga yaitu sang bucin ini tidak akan mempunyai teman. Karena seluruh waktunya habis digunakan untuk kekasihnya. Kalau siang dia selalu sibuk, yang alasan mau mengantarkan pasanganya ke stasiun lah, yang masih menjaga yayangnya lah, atau lain-lain. Kalau malam dia enggak bisa di ajak keluar, karena masih melayani kekasihnya, baik WhatsaAp-an, telefonan atau bahkan videocall-an.

Wajarlah, namanya saja budak, dia pasti sibuk melayani majikannya. Bahkan disuruh membeli pembalut di warung pun dia mau. Level bucin yang paling parah adalah dia mau bertukar password media sosial dengan pasangannya. Untuk apa coba? Kalau percaya ya percaya saja, enggak usah pakaitukar password.

    Jika pandangan orang tentang bucin itu negatif, pasti ada lawannya, yaitu positif. Karena begini, terkadang cinta itulah yang membuat kita lebih giat, baik bekerja maupun belajar karena kita mendapat suport atau dukungan dari pasangan kita. Saat kita menang, dialah yangmembuat kemenangan kita menjadi lebih sempurna. Dan di saat kita jatuh, dialah yang membantu kita untuk bangkit dan maju kembali. Dan saya lebih suka menyebut orang orang yang seperti ini sebagai Pejuang Cinta.

Karena saya sendiri tidak mau hidup dengan orang yang hanya mau diperjuangkan saja. Karena berjuang sendiri itu sulit, oleh karena itu marilah kita mencari pasangan yang sama-sama mau berjuang, agar kesulitan yang kita hadapi itu menjadi lebih ringan. Jika pejuang di pertemukan dengan pejuang  maka akan menghasilkan generasi pejuang juga.

Ditulis Oleh: A. Imam fathoni

Kamis, 29 Oktober 2020

LIBURAN MAULID DITIADAKAN! MEMBUAI BANYAK KEBERKAHAN. AMIN

Oleh: Idris Jazuli

foto masayikh  PPRU1 dan para gus PPRU1

 

Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad  wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.Serta puncak keemasan islam sebab kenabian muhammad adalah satu-satunya manusia pilihan. Oleh sebab itu ekspresi kegembiraan itu dilahirkan dipodok pesantren raudlatul lum 1 ganjaran, dengan harapan mendapatkan syafa’at dari nabi serta membuai angin segar bagi santri yang liburnya ditiadakan.

Pada momen maulid nabi muhammad SAW. tersebut yang dilaksanakan di aula lantai dua padam jam 19:30 tepatnya setelah sholat isyak malam 12 robi’ul awwal 28 oktober 2020,  alhamdulillah di hadiri  pengasuh ppru1kh mukhlis yahya, kh nasihuddin khozin, kh abdurrohman sa’id, kh muhammad adip mursyid, gus abdurohim sa’id, gus muhammad syarif hidayatullah sa’id, sebagian juga para agus agus muda gus amor , gus  ama’ dan gus shofi. Acara mauild tersebut juga di meriahkan oleh grub as syafa’ah ppru1 yang tak jauh berbeda dengan grub sholawat terbesar lainnya.

Acara berlangsung dengan khusu’ dan khidmat serta meriah dengan pembacaan sholawat simtudduror yang di bawakan grub as syafa’ah yang dikomandoi gus syarif dan pembacaan  fihubbi yang dipimpin langsung oleh kh nasihuddin khozin, kemudian di iringi dengan mauidhotul khasanah yang disampaikan oleh kh abdurrohman sa’id, dan di sempurnakan dengan do’a yang di pimpin oleh kh mukhlis yahya.

Dalam mauidhotul hasanah kh abdurrohman sa’id, yang dikenal juga dengan sebutan gus dur. beliau menyampaikan tentang keagungan nabi muhammad dan banyak pujian pujian tertulis dalam kitab kitab maulid karangan para ulama’ termasuk kitab simtudduror karangan habib al habsyi dan masih banyaklagi kitab kitab lainnya. tapi itu semua tidak bisamenjelaskan keagungan nabi secara sempurna bahkan menurut penyampain beliau gus abdurrohman sa’id, andai saja alam dan seiisinya ini tinta yang dibuat  untuk menulis keagungan nabi muhammad pasti tidak akan cukup dan tidak akan selesai  selesai, karena allah sendiripun memuji keagungan  nabi muhammad. Dan beliau gus abdurrohman menjelaskan semua maulid maulid di tulis untuk thaswiqhon lissami’mengenalkan terhadap pendengar  agar kita bisa lebih mudah menjangkau maqom mahabbah kecinta’an terhadap nabi muhammad SAW.

Sebelum do’a di lantunkan kh mukhlis yahya, beliau  bercerita dibulan yang telah lewat, tepatnya di malam sebelum pelantikan rektor barual qolam yang dilaksanakan pada hari sabtu, romo kh mukhlis bermimpi dua masyayikh yang juga termasuk salah satu penggagas berdirinya  al qolam yakni kh yahya syabrowi dan kh usman mansur bululawang, di dalam mimpinya beliau kh mukhlis melihat dua kiyai ini berada di halaman al qolam, dan  di sekelilingnya banyak para mahasiswa al qolam sedang beraktivitas, dua masyayikh ini berdialog tentang al qolam sampai kh usman mansur menurut cerita beliau dalam mimpinya berdo’a yang bunyi do’anya

:اللهم بارك في هذا العلوم الي يوم الاخر

dan lafat do’a ini sangat jelas sekali terdengar dalam mimipinya beliau, dan beliau berpesan pada santri ppru1untuk menyelesaikan pendidikannya sampai selesai kalau bisa sampai lulus sarjana al qolam, dan beliau selalu meyertai dalam do’anya, kesuksesan santrinya yakni mendapat kemanfa’atan ilmu dan kebarokahhan ilmu.

 

 

 

 MEDIA SANTRI: SARANA TEMPAT MENCARI SOLUSI

 

Jumat, 23 Oktober 2020

PPRU 1 Kembali Adakan Upacara Hari Santri Nasional

 

PPRU 1 Kembali Adakan Upacara Hari Santri Nasional;

Ada yang Berbeda Tahun Ini

PPRU 1 Kembali Adakan Upacara Hari Santri Nasional;
Oleh: Syifa’ur Romli

Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 (PPRU 1) Ganjaran, Gondanglegi, Malang kembali mengadakan upacara bendera yang digelar di halaman Kantor Pesantren, Kamis (22 Oktober 2020) Kemarin.

Acara yang hampir setiap tahun diadakan sejak disahkannya pada tahun 2016 tersebut, kali ini dihadiri oleh tamu undangan asatidz Madrasah Diniyah serta beberapa dewan pengasuh di antaranya Gus. Abdur Rohim Sa’id (Kepala Pesantren PPRU 1) untuk turut memeriahkan dan mensyukuri hari yang menjadi ikon kebanggan pesantren Nusantara itu. Di sisi lain, para santri tak lepas menjadi komponen utama di dalamnya.

Ada beberapa hal yang berbeda pada gelaran upacara Hari Santri Nasional (HSN) tahun ini. Pasalnya, jika tahun sebelumnya upacara di-handle oleh pengurus pesantren bersama staf Madrasah Diniyah Raudlatul Ulum 1, kali ini kelompok PKLI (Praktik Kerja Lapangan Integratif) IAI Al-Qolam yang diketuai oleh Ust. Ihya’ul Ulum lah yang berperan sebagai penangung jawab acara sejak awal persiapan hingga selesai dilaksanakan.

Wabah Covid-19 yang tak kunjung menemukan titik selesainya turut memberika warna berbeda dalam gelaran upacara tahun ini. Diamana seluruh santri dan peserta upacara harus menjalankan protokol kesehatan di antaranya memakai masker. “Semua itu dijalankan dalam rangka mejaga kesahatan para santri dan civitas pesantren dari bahaya virus Corona sekaligus menaati peraturan pemerintah” Ujar BangAmir Najib (Ketua PanitiaUpacara Hari Santri Nasional PPRU 1) dalam wawancara yang dilakukan tim Publikasi kemarin.

Selain itu, peserta yang terdiri seluruhnya dari santri PPRU 1 kali ini, terbilang jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, lembaga pendidikan formal baik tingkat MI/MTs ataupun MA sederajat yang biasanya turut mengadakan upacara bendera dalam rangka Hari Santri Nasional di sekolah masing-masing serta mewajibkan siswanya untuk upacara di sekolah, kali ini tidak mengadakan upacara sebab terkendala wabah Covid-19. Akhirnya semua santri harus mengikuti kegiatan upacara di pondok pesantren.

Inspektur Upacara yang dalam hal ini dipimpin oleh Ust. Ahmad Sholeh menegaskan dalam amanatnya; “Bahwa 22 Oktober merupakan tanggal disahkannya oleh presiden sebagai Hari Santri Nasional”. Selain itu Ustadz. Ahmad Sholeh Juga merefleksikan histori tercetusnya resolusi jihad Nahdlatul Ulama’ yang diinisiasikan oleh Ra’is al-Akbar NU; KH. Hasyim Asy’ari yang juga bagian besar dari tokoh kemerdekaan serta kepesantrenan.

Di sisi lain, sosok yang juga menjabat sebagai wakil kepala tersebut juga menegaskan kembali bahwa santri adalah bagian besar dari pemilik aset kemerdekaan Indonesia. Menekankan jiwa Nasionalisme terhadap setiap santri, termasuk mendalami makna Bhineka Tunggal Ika kepada para santri, bahwa santri tidak boleh membeda-bedakan status sosial, ekonomi maupun domisili antar sesama. Pada akhir amanatnya, Ustadz Sholeh menutup dengan pesan “Berbanggalah Menjadi Santri”.

Pada penghujung acara, protokol upacara yang dipandu oleh Muhammad Farhan memohon kepada Gus. Abdur Rohim Sa’id untuk memimpin do’a penutup dimana kemudian Muhammad Khoiron sebagai Pimpinan Upacara membubarkan seluruh peserta. Upacara dilaksanakan dalam keadaan khidmat dan penuh penghayatan.[Red]


MEDIA SANTRI: SARANA TEMPAT MENCARI SOLUSI



Sabtu, 05 September 2020

PERESMIAN BRONCAPTERING OLEH BUPATI MALANG - NAFAS SEGAR BAGI PARA SANTRI PPRU 1


PERESMIAN BRONCAPTERING OLEH BUPATI MALANG
Oleh: Syifa’ur Romli, S.H,.

Sabtu, 05 September 2020 Pukul 14.09 WIB kemarin merupakan momen sergukan nafas segar bagi civitas Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran, Gondanglegi, Malang. Pasalnya, pada hari itu telah dilaksanakan peresmian broncaptering (Bangunan Penangkap Air Baku Dari Mata Air)oleh Bupati Malang Drs. H. M. Sanusi, M.M, yang rencananya akan dicanangkan sebagai alternatif pasokan air bersih Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran.
            Berlokasi di kawasan wisata Sumber Buring, Desa Sumber Sira, Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang, peresmian tersebut juga dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat setempat di antaranya perangkat desa Sumber Jaya dan desa Ganjaran. Juga dihadiri langsung oleh KH. Mukhlis Yahya (Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1), KH. Ahmad Madarik Yahya serta para santri.
            Broncaptering yang selesai dibangun selama tiga bulan lalu serta menghabiskan dana sebesar Rp. 25.000.000,- (bantuan dari Bupati Kabupaten Malang) yang merupakangalian sumber mata air sedalam 2,5 meter tersebut selanjutnya akan disalurkan guna memenuhi pasokan kebutuhan debit air dan air bersih Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran guna kebutuhan mandi dan minum para santri.
PERESMIAN BRONCAPTERING OLEH BUPATI MALANG
Antusias Para Santri Dalam Acara Peresmian Sabtu, 05 September 2020
Menurut Ustadz Bashuni Ghofur “Sejak dahulu, Pondok Pesantren sering mengalami kendala air mati dan kotor dimana hal itu kerap menjadi hambatan bagi kondusifitas kegiatan santri di pesantren. Belum lagi kondisi air kotor kerap mendatangkan berbagai penyakit bagi para santri. Maka alternatif Broncaptering ini layak menjadi nafas segar bagi para santri khususnya, serta seluruh civitas Pondok Pesantren secara umum.” Ujar alumni sekaligus tokoh masyarakat Desa Ganjaran yang juga merupakan bagian di balik pembangunanbroncapteringtersebut.
            Proyeksi kedepan, tindak lanjut irigasi dari broncapteringmenuju Pondok Pesantren tersebut akan ditunjang dengan dana bantuan dari Bupati Malang kurang lebih sebesar Rp. 200.000.000,-bahkan akan ada tambahan sehingga laju air bersih benar-benar bisa sampai ke pesantren.Bupati Malang Drs. H. M. Sanusi, M.M, menyampaikan dalam sambutannya; “Program broncaptering ini direncanakan untuk pengadaan air bersih, bila memungkinkan(telah mencukupi dan melebihi pasokan air PP. Raudlatul Ulum 1 Ganjaran) masyarakat Sumber Jaya dan Ganjaran bisa dinaikkan lagi. Namun penggunaan air ini semata adalah penunjang kebutuhan kemanusiaan” Ucap beliau yang juga merupakan Alumni Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran tersebut.
           
PERESMIAN BRONCAPTERING OLEH BUPATI MALANG
KH. Mukhlis Yahya Memimpin pembacaan do'a
Di penghujung acara, pembacaan do’a dan shalawat yang dipimpin oleh KH. Mukhlis Yahya dan KH. Ahmad Hariri Yahya dijadikan sebagai momen paripurna sebagai bentuk permohonan berkah (Tabarrukan) sebelum seluruh rangkaian acara peresmian broncaptering tersebut diakhiri dengan pemotongan pita sebagai simbolik oleh Bupati Malang Drs. H. M. Sanusi, M.M,. [Red]