Minggu, 04 Oktober 2015

Kalam Ilahi

Lantunan-lantunan syair

Terdengar indah nan syahdu

Dari bibir mulia

Menggema

Dalam kesucian raga



Tak pujanggapun menandingi

Para syu’ara juga tak menyaingi

Lirik-lirik kalam

Menggugah

Sadarkan setiap insan

Akan keagungan-Mu



Menyentuh pun harus suci

Membacanya pun harus suci

Membacanyapun harus dengan hati

Jiwa ikhlas

Merendah

Tenggelamkan rasa dalam makna



Itulah mushaf tanpa nada

Begitu mula nan terjaga

Membuka jati diri

Tinggalkan seribu rasa

Tanpa makna tanpa arti.

(Rif'an Fathoni) 

Sumber Foto: Lukisan karya Mahmoud Farschian, pelukis berkebangsaan Iran. Foto diambil di sini.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Santri Apa




Berbanjar-banjar serumpun ilalang

Bergerak-gerak membenak hitam

tarik darah yang beriringan

Mendenyutkan nadi untuk terus terbang membayang

Dan pekat, melingkup alam malakut dalam khayalan



Pertanyaaan itu,

Mengujiku sebgai penuntut ilmu,

membuyarkan khayal penuntut ilmu

kuingat terus, dan tak satupun yang teringat

hanya,

 di malam itu

kita lingkari secangkir dengan diskusi

dan tak satu lembaran kuning kita kuliti

haha! Diskusi itu tentang santri putri.



waktu berjalan melanjut tanya

“sudahkah aku ahli ibadah?”

Aku pun linglung,

Corong-corong azan memanggil

Terbirit-birit aku lari

Terlihat shaf-shaf sahut-menyahut terisi

Aku masuk shaf awal kamar mandi

Dan di sini aku kencing berdiri,

Haha! keamanan aku salip dari kiri,

Langkah gemulai menyelinap

Memperdengar suara tausiyah

“bangunlah malam, untuk keluh kesah”

Aku pun berpeluh resah, berpeluh resah

Lalu sadar, aku pun basah



Terdengar suara titah

“abdikan kaki tanganmu untuk kyai”

Sudikah tanganku untuk kyai, sedang amarah membuncah menguasai diri

Sedang rotan tanganku mengincar para santri?



Akankah kuabdikan diri

Sedang kaki kuangkat pongah?

Kuangkat tegap, menitah, menyumpah, kadang bahkan menyampah

Aku tak tahu diri



Kedekatan dengan kyai kutunjukkan

Dengan membiarkan dihujani caci maki

Hujanan caci maki aku biarkan bertali-temali dengan birahi



posisi kopiah kumantabkan

gulungan sarung kunaikkan

hati baja kuiris dengan

fa‘ala yaf’ulu fa’lan

Gema suara di pelataran

Beranak-pinak dalam pikiran

Alhamdulilla alladzi qad wafaqoo

Syukur tunduk berbaris

Dalam iringan kalam nadzam di pendopo

Qala muhammadun huwa-bnu maliki

Teguhkan tali untuk awas diri

Doa restu kyai

Tak tebendung ingin kumiliki



 (Yusroful Kholili, 17 september 2015)

photo credit: here.

Minggu, 27 September 2015

Mendung

[sumber]
Oleh:Zainul Mustafid Asyari

Biasanya kau tidak redup
Kini matahari tertutup
Oleh tebalnya kabut

Pekat....
Gelap....
Takut....
Itulah yang aku rasa
Seakan bumi akan tertutup

Angin yang tertiup
Oleh para malaikat
Meranggut!
Mencabut!
Dan menghempaskan
Seakan dia memprotes kabut

Sinar pun mulai muncul
Dengan setitik cercah yang menciut
Melalui kumpulan kabut yang tercabut

Edisi mendung

Malang 27-09-2015

Sabtu, 09 Mei 2015

Kau...

Rasya al_fathoni*

Kau...
Terlukis didalam benakku
Tertulis dalam catatan sejarah hidupku



Kau...
Kau genggam rasaku
Bahagia
Terluka
Tersiksa
Suka dan dukaku milikmu jua

Kau...
Jika memang kau tulang rusukku
Tuk menjauhpun ku tak ada daya
Jika memang kau ditakdirkan untukku
Tuk meronta pun tak ada upaya

Biarlah takdir yang berkata
Biarlah waktu yang kan menjawabnya
Kau dan aku

Qona’ah dan pasrah itulah seharusnya

*Santri PPRU 1 Putra

Nafsuku

Rasya al_fathoni*

Aku datang untuk berlatih perang
Menahan gejolak melawan gelombang
Mencoba kuasai hati
Jalani hidup seiring tujuan pasti

Kamis, 23 April 2015

Mengenal al-Imam al-Haramain

Oleh : Ihya'ul Ulum *

Imam al-Haramain dilahirkan pada tanggal 12 Muharrahm 419 H./1027 M. Beliau memiliki nama lengkap Abd  al-Malik Bin Abu Muhammad Abd Allah Bin Yusuf Bin Abd Allah Bin Yusuf Bin Muhammad Bin Hayyuyah. Beliau dikenal sebagai pakar usul fiqh, ilmu kalam dan sastrawan. Tokoh ini dipanggil dengan sebutan Imam al-Haramain karena pernah menjadi pengajar di Makkah dan Madinah selama 4 tahun, pangilannya yang lain adalah Abu al-Ma‘ali Dliya’ al-Din dan al-Juwaini. Namun yang paling masyhur adalah Imam al-haramain.

Mengenal al-Imam al-Haramain
Mengenal al-Imam al-Haramain

Imam al-Haramain berasal dari keluarga yang religius. Ayahnya adalah seoraang ulama yang wara’, sangat hati-hati dengan makanan yang masuk kedalam perut, khususnya perut anak kesayangannya. Ayah Imam al-Haramain pernah berpesan kepada istrinya agar tidak menyusukan anaknya (Imam al-Haramain) kepada orang lain. Ayahnya sangat berhati-hati agar perut anaknya tidak kemasukan sesuatu yang subhat, tidak jelas halal maupun haramnya, apalagi yang jelas-jelas haram.

Biografi al-Subki

Oleh : Fathurrahman*

Nama lengkapnya adalah Tajjuddin Abdul Wahhab bin Ali bin Abdul Kafi al-Subki. Ia lahir di Kairo 727 H./1327 M. dan wafat di Damaskus tahun 771 H./1369 M. Ia merupakan seorang ulama terkemuka mazhab Syafi’i, ahli Ushul al-fiqh dan sejarawan yang penah memangku jabatan hakim agung (Qadli Al-Qudlah) kerajaan Turki Usmani di Damaskus.
Biografi al-Subki
Biografi al-Subki
Ia belajar Fikih dan Ushul Al-Fiqh pada ayahnya, Ali bin Abdul Kafi (w. 756 H). Ia menempuh pendidikan secara normal di Madrasah Al-Syamiyyah Al-Baraniyyah (sekolah agama yang dikelola langsung ole ayahnya) di Damaskus. Ia menimba Ilmu Hadis pada salah seorang ahli hadis ketika itu, Imam Abu Al-Hallaj Al-Dimasyqi al-Mazi, belajar sejarah pada Abu Abdillah Al-Fariqi yang lebih dikenal dengan sebutan imam Al-Zahabi, dan belajar bahasa Arab pada Abdul Aziz Muhammad bin Jama’ah bin Syakhir al-Kinani al-Syafi’i. 

Mengenal Lebih Dekat Syekh Yasin al-Fadani

Oleh : Ja’faris Shodiq*
Nama lengkapnya adalah Abul Faidl Alamuddin Muhammad bin Yasin bin Isa Al-Fadani. Beliau lahir di kota Makah pada tahun 1915 M. Nenek moyangnya berasal dari Padang, Sumatera Barat. Beliau adalah salah satu dari sekian banyak ulama Indonesia yang juga mengharumkan nama Indonisia di mata dunia.

Mengenal Lebih Dekat Syekh Yasin al-Fadani
Mengenal Lebih Dekat Syekh Yasin al-Fadani


Sejak kecil beliau sudah menunjukkan kecerdasan yang sangat luar biasa. Belajarnya beliau mulai dari asuhan dari ayahnya sendiri, kemudian di lanjutkan ke madrasah Ash-Shaulathiyah. Di sana beliau berguru ke pada ulama-ulama besar. Di antaranya Syekh Umar Mukhtar, Syekh Hasan al-Masysyath, Habib Muhsin bin Ali al-Musawa.

Kamis, 16 April 2015

Kiat Memilih Teman (Ikhtiyâr fî al-Shuhbah)

Kiat Memilih Teman
Kiat Memilih Teman 
Oleh : Rif'an*
Shuhbah (berteman) sangat eratkaitannya dengan kehidupan manusia, Terutama bagi kalangan remaja zaman sekarang. Bahkan, dalam dunia maya pun kata shuhbah sebetulnya sudah tidak asing lagi. Seperti dalam akun Facebook, Twitter, dan masih banyak yang lain. 

Namun, harus kita ketahui bahwa shuhbah tersebut mempunyai etika tersendiri dan, yang  lebih  penting lagi, harus tahu tatacara ikhtiyâr dalam shuhbah. Terutama bagi kalangan santri atau pelajar seperti kita.

Ada empat kriteria orang yang bisa diajak ber-shuhbah / teman:

Merealisasikan Sebuah Mimpi Yang Tertunda

Railah Mimpimu
Railah Mimpimu
Oleh: Bahauddin Hamzah*

Sering kali kita melihat orang sulit meraih impian-impiannya atau tidak sampai ke tahap yang mereka harapkan dan inginkan dalam mencapai kesuksesan. Disanalah sebenarnya peran kita dalam menentukan mimpi kita.

  • Specific (spesifik/detail)

Impian kita haruslah spesifik. Mengapa? Karena pikiran kita lebih mudah merespons dan mampu menjalankan perintah dengan baik, jika perintah yang diterimanya jelas. Pikiran diibaratkan anak kecil yang masih polos. Jika kita menyuruh anak kecil tersebut membeli sebuah gorengan, tanpa penjelasan yang jelas, kemudian anak kecil tersebut tanpa bertanya dan berpikir panjang langsung membelinya, entah itu gorengan tahu, Weci, dan lain-lain. Padahal sebenarnya Anda menginginkan pisang goreng. Mengapa? Karna tanpa kita sadari kita memberikan perintah yang tidak jelas, yaitu  membeli gorengan, bukan pisang goreng, akibatnya Anda gagal mendapatkan pisang goreng yang anda inginkan.

AL-QURAN


Pohon yang kau tanam begitu indah 
Akarnyapun mencakar alam luas
Seakan dunia hanya dalam batang
Yang bisa menyerap air lautan

Hukum yang kau cetus sangat  banyak
Seakan semuanya kau tahu
Padahal kau belum ada
Pada zaman dahulu kala
Air sedikitpun kau hukumi
Air kencingpun kau samai

Semuanya ada dalam barisanmu
Semuanya ada dalam rumahmu
Semuanya ada dalam daunmu
Semuanya ada dalam naunganmu
Engkau kitab suci 
Yang allah turunkan kepada nabi

Oleh : [By,zainul mustafid asy'ari]


sumber gambar: Di sini

Rabu, 01 April 2015

Abu al-Aswad al-Du'ali

Oleh : Miftahul Ulum *

http://www.ppru1.net/
Ibnu Aqil Syarah al-Fiyah
Ilmu Nahwu merupakan salah satu bidang ilmu yang mendapat perhatian besar di pesantren. Terbukti dari banyaknya kitab ilmu nahwu yang di pelajari para santri, seperti Al-Âjurûmiyah, Al-‘Imritî, dan AlfiyahIbnMâlik. Kitab-kitab tersebut biasanya dihafalkan para santri. Lalu siapakah orang yang dianggap sebagai pencetus ilmu Nahwu?
Dalam I’lam al-Bararahbil al-Mabadi’ al-Syarah karya Shâlih Ahmad bin Sâlim al-‘Idrus disebutkan bahwa pencetus ilmu Nahwu adalah Abû Aswad al-Du’alî atas perintah dari‘Alî bin Abî Thâlib. Nama lengkapnya adalah Dialim bin ‘Umar bin shafyân bin Jandal bin Ya‘mûr bin Hils bin Nafasah bin Udâf bin al-Du’alî bin Bakar bin Abd Manâf bin Kinânah bin Mudrikah bin Ilyâs bin Mudar bin Nazar. Dari pihakibuAbû al-Aswad al-Du’alî masih keturunan dari Banî Abd al-Dâr bin Qushai.

Hentikan Menunda, Lakukan Segera

Oleh : Baha’uddin *


“Sikap menunda memang memanjangkan namun sesungguhya sangatlah mematikan” (Asep Wahidin Al-Mufid).

http://www.ppru1.net/
Raih Kesuksesan Sekarang Juga
Sahabat, ketahuilah penyakit yang sangat berbahaya saat ini menjangkit para pemuda adalah penyakit “Menunda”. Menunda memang memanjangkan namun sangat mematikan. Lakukan apa yang bisa kalian lakukan saat ini. Jangan menunda sampai besok! Mumpung muda, lakukan apa yang bisa dilakukan, jangan menunggu tua,kalau tidak anda akan menyesal.

Kita sebagai santri mari kita renungkan, mumpung kita masi muda. Galilah ilmu sedalam mungkin karena semakin tua kesempatan belajar semakin berkurang.kesempatan tidak akan datang dua kali. Gunakanlah waktu sebaik mungkin. Ingat, setiap detik berlalu mengurangi waktu muda.

Rabu, 20 November 2013

SANTRI; Dititipkan atau Dipasrahkan?

Santri Mengaji
Proses pendidikan pondok pesantren sudah berjalan berpuluh dan beratus tahun mengakar erat di Bumi Pertiwi. perannya dalam mengawal kondisi sosial masyarakat Indonesia telah terekam dalam goresan tinta Emas sejarah. Yang awalnya hanya berupa surau (mushalla kecil), dengan lampu seadanya (templek), kegiatan pendidikan mulai diasah oleh seorang kiai, dengan penuh kasih sayang dan harapan. Cepat lambat, proses pembelajaran yang sederhana itu semakin berkembang. Antusias masyarakat terhadap proses pembelajaran sederhana ini dirasa sangat penting dan membawa manfaat yang besar bagi sebuah perubahan masyarakat, ketika seorang murid (santri) itu pulang kerumahnya.

Selasa, 01 Oktober 2013

Hadits Menurut Pandangan Syi'ah

Oleh: Abdurrohim Said

al-Kafi, salah satu kitab Hadits Sekte Syi'ah
 
A.      PROLOG
Al-Hadits adalah salah satu sumber tasyri’ penting dalam Islam. Urgensinya semakin nyata melalui fungsi-fungsi yang dijalankannya sebagai penjelas dan penfasir al-Qur’an, bahkan juga sebagai penetap hukum yang independen sebagaimana al-Qur’an sendiri. Itulah sebabnya, di kalangan Ahl al-Sunnah, menjadi sangat penting untuk menjaga dan “mengawal” pewarisan al-Sunnah ini dari generasi ke generasi. Mereka –misalnya- menetapkan berbagai persyaratan yang ketat agar sebuah hadits dapat diterima (dengan derajat shahih ataupun hasan). Setelah meneliti dan membuktikan keabsahan sebuah hadits secara sanad, mereka tidak cukup berhenti hingga di situ. Mereka pun merasa perlu untuk mengkaji matannya; apakah ia tidak syadz atau mansukh –misalnya-. Demikianlah seterusnya, hingga mereka dapat menyimpulkan dan mendapatkan hadits yang dapat dijadikan sebagai hujjah.

Jumat, 20 Juli 2012

Sekilas Perbedaan Metode Penentuan Awal Bulan

Metode Penentuan Awal Bulan
Perbedaan penentuan awal bulan yang terjadi di Indonesia, pada 2 tahun terakhir ini , bagi sebagian orang dianggap "problem" karena menuai perpecahan, namun bagi sebagian yang lain, justru perbedaan ini seharusnya disikapi lebih dewasa, dan saling pengertian.

Sebelum membahas kedua golongan ini, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu metode dan istilahnya.

Sebenarnya, perbedaan penentuan awal bulan disebabkan berbedanya cara interpretasi (memaknai/ memahami) metode yang dilegalkan dalam syariat Islam.

Senin, 30 April 2012

Bid'ah Hasanah : Bantahan "Klaim" Mengikuti Satu Pendapat

Langsung saja kepada topik masalah, yaitu banyak diantara saudara kita yang masih saja “Mengklaim” saudaranya yang lain, yang mengikuti pendapat bid’ah hasanah diklaim “Pengikut 1 Madzhab”. Baik kiranya kita membeberkan bukti otentik.

Maulid Nabi
Sebelum membahas lebih jauh, maka lebih baik saya uraikan definisi Bid’ah.
Bid’ah  menurut al-Imam Izzuddin Bin Abdissalam (lihat Qawaid al-Ahkam Fi Mashalih al-Anam juz. 2/ hlm 172), dan al-Imam Nawawi (lihat Tahdzibu al-Asma’ wa al-Lughot. Juz 3/hlm 22).
“Mengerjakan sesuatu yang baru yang belum ada pada masa Rasulillah saw”.

Catatan penting. Ini adalah definisi bid’ah secara Bahasa.

Selanjutnya, menurut istilah, seperti yang diutarakan al-Hafidz  Ibnu Hajar al-‘Asqolani (lihat fathul bari Bi Syarhi Bukhori ; Juz 4/ 253)