Kamis, 15 Februari 2024

Keabsahan Peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad: Tafsir Surat An-Najm Ayat 13-15

PPRU 1 Hikmah | Ayat-ayat Surat An-Najm ayat 13-15 sangat penting untuk memahami peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad saw. Meskipun ayat-ayat tersebut singkat, mereka mengandung makna yang dalam dan menjadi bukti keabsahan peristiwa tersebut. Dalam tafsir ayat-ayat tersebut, para ulama menggunakan mereka sebagai dasar untuk menjelaskan peristiwa Isra' dan Mi'raj, yang terjadi sebelum hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah.

Dalam tafsir Al-Misbah karya Profesor Quraish Shihab, ayat-ayat ini dianggap sebagai dasar tentang peristiwa Isra' dan Mi'raj. Sumpah pada awal surat ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw sangat jujur dalam menyampaikan berita tentang perjalanannya ke langit dalam peristiwa Mi'raj. Ayat-ayat tersebut juga menjelaskan bahwa apa yang dilihat oleh Nabi Muhammad saw adalah sesuatu yang nyata dan tidak melebihi batas.

Beberapa ulama berpendapat bahwa yang dilihat oleh Nabi Muhammad saw adalah Tuhan. Namun, ada penolakan terhadap pendapat ini, dan dikatakan bahwa apa yang dilihat oleh Nabi Muhammad saw adalah Malaikat Jibril. Dalam tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw melihat Jibril dalam wujud aslinya saat peristiwa Mi'raj. Ayat-ayat ini menegaskan kebenaran peristiwa tersebut dan bahwa Nabi Muhammad melihat Jibril dalam wujud aslinya, bukan hanya sekali, tetapi dua kali selama hidupnya.

Dalam tafsir Marah Labib karya Syekh Nawawi Banten, dijelaskan bahwa peristiwa Isra' Mi'raj terjadi di langit ketujuh, di dekat pohon sidratul muntaha. Pohon ini digambarkan sebagai pohon yang penuh dengan keindahan dan kemegahan, di sebelahnya terdapat Surga Ma'wa. Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw melihat Malaikat Jibril dalam wujud aslinya di dekat pohon tersebut.

Secara keseluruhan, ayat-ayat Surat An-Najm ayat 13-15 memberikan bukti keabsahan peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad saw. Mereka menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw melihat Malaikat Jibril dalam wujud aslinya selama peristiwa tersebut, yang merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan beliau.

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: