Kamis, 18 Januari 2024

KH. Miftahul Akhyar, Rais 'Aam PBNU, Menegaskan Pentingnya Husnudzon saat Menghadapi Musibah

PPRU 1 News | Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftahul Akhyar, memberikan penekanan pada pentingnya memiliki sikap berprasangka baik (husnudzon) ketika dihadapkan pada berbagai musibah. Hal ini disampaikannya pada Rabu, 17 Januari 2024, pukul 16:00 WIB.

Dalam penjelasannya, Kiai Miftahul Akhyar mengajak masyarakat untuk berpikir positif dan memandang segala peristiwa dengan sikap optimis. Dia menekankan bahwa bersamaan dengan prinsip husnudzon, introspeksi diri juga perlu dilakukan.

Pada kesempatan tersebut, Rais 'Aam PBNU menggambarkan pengalaman pribadinya terkait kecelakaan yang menimpanya pada 12 Agustus 2021. Kejadian tersebut melibatkan mobil Kiai Miftahul Akhyar di Jalan Tol Semarang-Solo Kilometer 462.800 Jalur A, Desa Beji, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Menurut Kiai Miftahul Akhyar, kecelakaan tersebut menjadi peringatan bagi dirinya yang pada saat itu tengah sibuk meskipun dalam situasi pandemi. Dia menilai bahwa peristiwa tersebut menjadi ajakan untuk beristirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

"Saat itu saya anggap peringatan. Kecelakaan itu terjadi karena selama pandemi, saya sering bolak-balik Surabaya-Jakarta dengan mobil," ungkapnya kepada NU Online pada Selasa (16/01/2024).

Ketika kecelakaan terjadi, mobil Kiai Miftah melaju dari arah Semarang menuju Solo. Namun, situasi berubah tiba-tiba ketika truk di jalur kiri mengerem mendadak setelah memberi isyarat lampu untuk mendahului. Tabrakan pun tak terhindarkan, terjadi pada pukul 06.15 WIB.

Rais 'Aam PBNU menjelaskan bahwa kecelakaan tersebut menjadi refleksi bahwa meskipun banyak orang berdiam diri di rumah selama pandemi, namun beberapa individu, termasuk dirinya, masih melaksanakan tugas di luar. Kecelakaan tersebut dianggap sebagai pengingat agar tidak terlalu aktif di luar rumah.

Akibat musibah tersebut, Kiai Miftahul Akhyar mengalami luka lecet pada lutut kaki kanan dan kiri, serta sesak dada sebelah kanan. Sopir mobil yang bernama Indra juga mengalami luka nyeri pada pergelangan tangan kanannya. Keduanya kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salatiga untuk mendapatkan perawatan.

Peristiwa kecelakaan yang melibatkan tokoh publik ini menarik perhatian banyak orang, khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU). Banyak yang mengungkapkan keprihatinan dan kekhawatiran terhadap kondisi Kiai Miftahul Akhyar setelah melihat kerusakan yang cukup parah pada bagian depan mobil yang ditumpanginya.

"Saat pertama seminggu pasca-kecelakaan, saya tidak berani ketawa dan batuk. Sakitnya luar biasa," ungkap Kiai Miftahul Akhyar. Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga dan menciptakan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan, terutama dalam menjalani mobilitas tinggi di tengah pandemi.

Peristiwa ini juga menciptakan banyak komentar dan perbincangan di kalangan masyarakat, mengingat sosok Kiai Miftahul Akhyar yang merupakan tokoh yang dikenal banyak orang.

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: