Senin, 23 Oktober 2023

Resepsi Puncak, Keluarga Ndalem Jelaskan Makna dari Tema Haul Akbar ke-36

 

Foto: KH. Nasihuddin saat menjelaskan makna dari tema Kyai Yahya Memanggil

PPRU 1 News | Resepsi puncak acara Haul Akbar ke-36 dan Reuni Nasional sukses digelar PPRU 1 pada Minggu (22/10) yang bertepatan dengan Hari Santri Nasional.

Resepsi puncak ini selain dihadiri oleh beberapa tokoh Desa Ganjaran, juga dihadiri oleh Bupati Malang, Bapak Sanusi.

Resepsi puncak ini berlangsung dengan pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, sambutan-sambutan, pembacaan hasil Halaqoh Pesantren, penyampaian wawasan, pembacaan hasil Rakernas, tahlil dan doa.

Sambutan disampaikan oleh 3 perwakilan komponen. Perwakilan alumni oleh Dr. KH. Abdul Basit, MA., perwakilan tokoh oleh Drs. H. Muhammad Sanusi dan perwakilan dari keluarga ndalem oleh KH. Nasihuddin Al-Khuzaini.

Selain ucapan terimakasih dan permintaan maaf, dalam sambutannya, KH. Nasihuddin Khozin yang menjadi perwakilan dari keluarga ndalem menyampaikan secara implisit mengenai tema yang diambil pada Haul Akbar kali ini.

Panjenengan jangan hanya memahami apa disampaikan oleh abah abdul basit dan abah sanusi tersebut secara dzohirul lafdzinya saja. Melainkan penjenengan juga harus meyakini bahwa apa yang disampaikan oleh abah abdul basit dan abah sanusi tersebut sebagai panggilan imajiner.

Saya dan panjenengan membayangkan bahwa Kyai Yahya memanggil kita. Kita datang dengan tertatih-tatih. Kita datang dengan membungkuk. Lalu Kyai Yahya berbisik kepada kita: kamu adalah anakku dan anakmu adalah anakku,” demikian ungkap beliau.

Setelah acara sambutan, pembacaan hasil Halaqoh Pesantren, penyampaian wawasan dan pembacaan hasil Rakernas selesai, KH. Ahmad Hariri Yahya memimpin tahlil yang kemudian dilanjutkan dengan pemanjatan doa yang dipimpin oleh nyai sepuh, Nyai HJ. Mamnunah Yahya.

*Oleh: Muhannad Farhan (Tim Media PP. Raudlatul Ulum 1)

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: