Jumat, 05 Maret 2021

JEJAK PPQ AL-QOSIMI PUTUKREJO GONDANGLEGI MALANG (history)



JEJAK PPQ AL-QOSIMI

PUTUKREJO GONDANGLEGI MALANG

Oleh: Gus Mad

Sejarah Singkat

Pondok Pesantren Al-Qur’an (PPQ) Al-Qosimi adalah pesantren tahfidz yang berdomisili di desa Putukrejo kecamatan Gondanglegi kabupaten Malang. Pesantren yang dikhususkan bagi santri putri itu tercatat lahir pada tanggal 03 Oktober 2014 M atau 08 Dzulhijjah 1435 H. Sejak tanggal 29 November 2016, nama pesantren tahfidz ini mengalami perubahan dari PPQ-RU 2 manjadi PPQ Al-Qosimi. Perubahan tersebut disebabkan oleh keinginan Ning Maria Ulfa, selaku Pengasuh, yang mendambakan berkah (tabarruk) dengan semudera ilmu dan karomah kemuliaan KH Qosim Bukhori sebagai pendiri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 2 Putukrejo Gondanglegi Malang.

Di awal-awal proses berdiri pesantren ini dimulai dari tiga orang santri yang berminat menyetorkan bacaan Al-Qur’an kepada Ning Maria Ulfa di rumahnya kala itu sudah berada di lokasi belakang dalam lingkungan PPRU 2. Ketiga santri putri tersebut adalah Nur Aini, Maftuhah dan Maulidiya, dengan ragam setoran; bil ghaib dan binnadzar. Pada mulanya, ning yang biasa dipanggil Ning Ulfa itu, enggan menyertai mereka berdua secara serius karena kesibukan sebagai guru di SMA RU 2 saat itu telah banyak menyita waktunya. Sejak tahun 2008, Ning Ulfa telah berperan aktif mengajar di unit formal, bahkan pada tahun 2011 sekian bulan seusai lulus dari IAI Al-Qolam Gondanglegi ia mengikuti pelatihan guru sertifikasi di Surabaya dan dinyatakan lulus pada tahuan 2012.

Namun kegigihan ketiga santri itu, akhirnya membuat hati Ning Ulfa berubah dari sedikit kesal menjadi trenyuh, sehingga bertekad menanggalkan status guru di unit formal demi meladeni santri-santri yang tetap getol melakukan setoran bacaan pada putri bungsu Yai Qosim itu. Secara bertahap jumlah peserta setor-baca Al-Qur’an yang dilakukan usai shalat Shubuh itu bertambah dan terus bertambah dari tiga, delapan, empat belas hingga akhirnya menjadi dua puluh lima santri. Memperhatikan grafik santri putri yang kian menanjak, membuat Ning Ulfa mulai berfikir persoalan tempat tinggal yang kemudian merelakan ruang makan disulap menjadi kamar inap mereka dengan menyekat kamar santap keluarga menjadi dua petak.


Logo Resmi PPQ AL-QOSIMI Malang

Setelah dilihat jumlah santri calon penghafal Al-Qur’an kian meroket, Ning Maria Ulfa mengutarakan kondisi tersebut sekaligus memohon doa restu kepada Nyah Hj. Zainab Qosim, maka pada pertengahan tahun 2015 Nyah Hj. Zainab Qosim meminta H. Lukman, agar mewakafkan tanah dan bangunan dibelakang rumah Ning Maria Ulfa untuk kepentingan hunian para santri penghafal Al-Qur’an. Di tahun itu, ruang hunian diperlebar ke arah timur sesuai luas tanah yang diberikan oleh salah satu ahli waris Abah Mahmudji tersebut.

Pada bulan Juni 2018, Pengasuh PPQ Al-Qosimi Putukrejo mengeluarkan informasi bahwa mengingat fasilitas pesantren yang terbatas, maka kuota penerimaan santri baru tahun ajaran 2018/2019 diancang hanya menerima 10 orang. Berkaitan dengan kabar itu, Ning Ulfa sebagai Pengasuh memohon maaf jika pendaftaran santri baru ditolak. Hal demikian dilakukan semata-mata demi kenyamanan santri, karena ruang huni mereka yang sudah tidak layak untuk ditambahkan santri baru.

Kondisi demikian ini membuat Nyah Hj. Zainab Qosim tergerak untuk kembali melobi keluarga (almarhum) Abah Mahmudji supaya mempertimbangkan lahan di utara rumah Ning Ulfa. Melalui berbagai proses, akhirnya pada bulan Agustus 2018, PPQ Al-Qosimi menerima hibah tanah seluas 736 M² dari keluarga besar (almarhum) Abah Mahmudji. Pelaksanaan pengukuran lahan kosong itu selain dihadiri wakil keluarga Abah Mahmudji, juga disaksikan oleh keluarga (almarhum) KH Qosim Bukhori. Pada tahun 2019 dimulai pembangunan gedung kamar yang diancang tiga lantai di atas lahan tersebut dengan proyeksi lantai pertama sebagai kamar hunian, lantai dua sebagai ruang aula dan lantai tiga ruang kelas.

Pada akhir tahun 2020 pembangunan gedung dua lantai telah dimulai. Pembangunan yang masih berlangsung ini (tahun 2021) diproyeksikan lantai bawah sebagai kamar kecil, lantai atas diperuntukkan sebagai tempat cuci dan jemuran.

 

Alm Kh. Qosim Bukhori


Tiga Landasan

Kelahiran pesantren yang di kemudian hari menjadi bagian dari unit PP Raudlatul Ulum 2 Putukrejo itu didasarkan pada tiga landasan pokok, yaitu:

Pertama, Firman Allah SWT:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

[QS. 08:02]

Kedua, pesan KH Qosim Bukhori: “Kalau diberikan rezeki anak perempuan, suruh menghafal Al-Qur’an saja di zaman sekarang. Biar lebih selamat.”

Ketiga, nalar ilmiah: Kemajuan teknologi disertai kebebasan tanpa batas yang melahirkan kehidupan paradoks dengan nilai-nilai agama membuat degradasi moral generasi muslim dipandang mulai mencapai titik nadir mengkhawatirkan. Sebab itulah, satu-satu solusi penyelamatan adalah kembali kepada pedoman agung dalam Islam.

Program Kegiatan

Rutinitas di PPQ Al-Qosimi memuat aspek hafalan: [1] Baca-simak (setoran) kepada Pengasuh bagi santri yang telah mencapai per-lima juz, dan kepada para ustadzah bagi santri yang belum mencapainya; [2] Pengulangan (muraja'ah) bagi santri yang memperlancar hafalan, baik individu maupun dengan teman sebaya. Ujian (imtihan) bagi santri yang telah menambah hafalan melalui tahapan ustadzah dan Pengasuh; [3] Baca umum (majelis qira'ah) bagi santri yang telah lulus verifikasi tertentu untuk membaca Al-Qur’an lewat pengeras suara; [4] Baca personal di makam Yai Qosim Bukhori bagi santri yang telah berhak memperoleh legalisasi dari Pengasuh.

Selain itu, ada pula program kegiatan yang memuat aspek ubudiyah: [1] Shalat berjamaah lima waktu yang harus diikuti oleh santri sejak suara adzan dikumandangkan dengan ketentuan mendengarkan, menjawab dan membaca doa setelah adzan secara bersama-sama, lalu ditutup dengan wiridan dan doa; [2] Shalat tahfidz malam Jumat secara berjamaah; [3] Ziarah maqbarah pendiri PP Raudlatul Ulum 2 Putukrejo setiap satu pekan sekali yang diikuti oleh seluruh santri guna memperkuat ikatan batin antara guru dan santri.

 

Sebagai perwujudan dari proses menghafal yang dilaksanakan secara bertahap, sejak tahun 2019 Ning Ulfa menerapkan seleksi santri baru hanya terdiri tingkat SMP, sedangkan untuk tingkat selain SMP akan di tes terlebih dahulu sebelum benar-benar di terima di PPQ Al-Qosimi. Seluruh santri yang lolos validitasi diwajibkan mengikuti program Metode Qiroaty, supaya proses hafalan terbebas dari ketidakmampuan bacaan. Pengasuh juga menganjurkan bagi santri senior agar mengikuti program Pembinaan Guru Metode Qiroaty sebagai bekal tambahan kelak ketika berada di tengah-tengah masyarakat.

 

Di luar rutinitas inti, para santri dibiasakkan menjaga kebersihan lingkungan dengan memilah sampah anorganik (sampah kering), dan sampah organik (sampah basah) sehingga pada akhir tahun 2020, para santri mampu menghasilkan dana dari pemberdayaan sampah ini. Di samping para santri diajari memasak dengan memberlakukan piket masak setiap pekan secara bergilir, mereka juga diberikan kesempatan berolah raga dengan mendatangkan instruktur senam dari luar setiap hari Jumat.

 

Dalam persoalan perizinan, Ning Ulfa memprioritaskan santri yang sakit. Bila berdomisili sekitar daerah Malang, maka diharuskan untuk pulang. Bila berasal dari wilayah yang jauh, maka pengurus segera melayani kesehatannya secara maksimal. Hal lain yang membuat PPQ Al-Qosimi berbeda dengan kebanyakan pesantren adalah kewajiban para santri berbahasa halus dengan sesama sahabat, tanpa memperdulikan strata santri senior atau yunior. Perilaku ini ternyata melahirkan sikap-sikap yang lebih kental dengan kesantunan antar sejawat.{gm/2021}


Akidah, Sifat, Visi dan Misi PPQ Al-Qosimi Putukrejo

 

Akidah: “Islam Ahlissunnah wal Jamaah”.

Sifat: “kekeluargaan, kemasyarakatan dan keagamaan”.

Visi: “Menghantar santri menjadi pembaca, penghafal dan pengajar Al-Qur’an”.

Misi: [1] Mencetak peserta didik yang mampu membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai ilmu tajwid; [2] Menciptakan peserta didik sebagai penghafal Al-Qur’an; dan [3] Menjadikan peserta didik yang memiliki kemampuan mengajarkan Al-Qur’an. 

Previous Post
Next Post

Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 adalah pesantren salaf yang didirikan oleh KH. Yahya Syabrowi, Menggenggam Ajaran Salaf, Menatap Masa Depan

0 comments: